Bali: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fritzdapee (bicara | kontrib) ←Mengganti halaman dengan 'LICK MY LLLLLLLLLLLLLLLLIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGGGGGGGG LLLLLLLLLLLLLLLLLLIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG | Name of the gove...' |
←Membatalkan revisi 3090668 oleh Fritzdapee (Bicara) |
||
Baris 1:
{{Rujuk ke|Pulau dan Provinsi Bali|kegunaan lainnya|Bali (disambiguasi)}}
{{Kotakinfo provinsi
| nama=Bali
| bendera=
| lambang=Lambang propinsi bali.jpg
| peta=[[Berkas:Locator bali final.png]]
| koordinat=9º 0' - 7º 50' [[Lintang Selatan|LS]]{{br}}114º 0' - 116º 0' [[Bujur Timur|BT]]
| motto="Bali Dwipa Jaya"{{br}}<small>([[Bahasa Kawi]]: "Pulau Bali Jaya")</small>
| tanggal=[[14 Agustus]] [[1959]] (hari jadi)
| ibukota=[[Denpasar]] (dahulu [[Singaraja]])
| gubernurlink=Gubernur Bali
| nama gubernur=[[Komisaris Jenderal Polisi|Komjen Pol]] [[Purnawirawan|(Purn)]] [[I Made Mangku Pastika]] (2008-2013)
| luas=5.634 km²
| penduduk=3.593.208 jiwa (2008)<ref>http://bps.bali.go.id/ Jumlah Penduduk Provinsi Bali tahun 2008 versi BPS Provinsi Bali dengan menjumlahkan populasi tiap-tiap kabupaten/kota</ref>
| kepadatan=638
| kabupaten=8
| kota=1
| suku=[[Suku Bali|Bali]] (89%), [[Suku Jawa|Jawa]] (7%), [[Suku Baliaga|Baliaga]] (1%), [[Suku Madura|Madura]] (1%)<ref>
{{cite book
| last =
| first =
| publisher=Institute of Southeast Asian Studies
| title =Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape
| date =
| year =2004
| url =
| accessdate =
}}</ref>
| agama=[[Hindu]] (92,3%), [[Islam]] (5,7%), Lainnya (2%)
| bahasa=[[Bahasa Bali]], [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Sasak]], [[Bahasa Madura]], dll.
| zona=[[WITA]]
| lagu=''Bali Jagaddhita''
| web=[http://www.baliprov.go.id/ www.baliprov.go.id]
}}
'''Bali''' adalah nama salah satu [[provinsi]] di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu [[Nusa Penida|Pulau Nusa Penida]], [[Nusa Lembongan|Pulau Nusa Lembongan]], [[Nusa Ceningan|Pulau Nusa Ceningan]], dan [[Pulau Serangan]].
Bali terletak di antara Pulau [[Jawa]] dan Pulau [[Lombok]]. Ibukota provinsinya ialah [[Denpasar]], yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama [[Agama Hindu Dharma|Hindu]]. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan [[pariwisata]] dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan [[Jepang]] dan [[Australia]]. Bali juga dikenal dengan sebutan ''Pulau Dewata'' dan ''Pulau Seribu Pura''.
== Geografi ==
Pulau Bali adalah bagian dari [[Kepulauan Sunda Kecil]] sepanjang 153 [[Kilometer|km]] dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari [[Pulau Jawa]]. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur yang mebuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
[[Gunung Agung]] adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 [[meter|m]]. [[Gunung berapi]] ini terakhir meletus pada [[Maret]] [[1963]]. [[Gunung Batur]] juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di [[bumi]]. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
[[Ibu kota]] Bali adalah [[Denpasar]]. Tempat-tempat penting lainnya adalah [[Ubud]] sebagai pusat [[seni]] terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan [[Kuta]], [[Sanur]], [[Seminyak]], [[Jimbaran]] dan [[Nusa Dua]] adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan [[pariwisata]], baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
=== Batas wilayah ===
{{Batas USBT
|utara=[[Laut Bali]]
|selatan=[[Samudera Indonesia]]
|barat=[[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]
|timur=[[Nusa Tenggara Barat|Provinsi Nusa Tenggara Barat]]
}}
== Sejarah ==
[[Berkas:Gunung Kawi Rice Terrace Tampaksiring 1.jpg|left|thumb|200px|Sawah di sekitar puri [[Gunung Kawi]], Tampaksiring, Bali.]]
{{utama|Sejarah Bali}}
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada [[3000 SM|3000]]-[[2500 SM]] yang bermigrasi dari [[Asia]].<ref>Taylor (2003), hlm. 5, 7; Hinzler (1995)</ref> Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.<ref>Taylor (2003), hlm. 12; Lonely Planet (1999), hlm. 15.</ref> Zaman [[prasejarah]] kemudian berakhir dengan datangnya ajaran [[Hindu]] dan tulisan [[Sansekerta]] dari [[India]] pada [[100 SM]]. {{Fact|date=Oktober 2007}}
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama [[Balidwipa]] (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya [[Prasasti Blanjong]] yang dikeluarkan oleh [[Sri Kesari Warmadewa]] pada [[913 M]] dan menyebutkan kata ''[[Walidwipa]]''. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi ''[[subak]]'' untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan [[Majapahit]] ([[1293]]–[[1500]] AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun [[1343]] M. Saat itu hampir seluruh [[nusantara]] beragama [[Hindu]], namun seiring datangnya [[Islam]] berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari [[Pulau Jawa]] ke Bali.
Orang [[Eropa]] yang pertama kali menemukan Bali ialah [[Cornelis de Houtman]] dari [[Belanda]] pada [[1597]], meskipun sebuah kapal [[Portugis]] sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada [[1585]]. Belanda lewat [[VOC]] pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku.
Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak [[1840]]-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau ''[[puputan]]'', yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk [[Monarki|rajanya]]. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
[[Jepang]] menduduki Bali selama [[Perang Dunia II]], dan saat itu seorang perwira militer bernama [[I Gusti Ngurah Rai]] membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada [[20 November]] [[1940]], pecahlah pertempuran [[Puputan Margarana]] yang terjadi di desa Marga, [[Kabupaten Tabanan]], Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari [[Negara Indonesia Timur]] yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi [[Indonesia|Republik Indonesia]] yang diproklamasikan dan dikepalai oleh [[Sukarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]]. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam [[Republik Indonesia Serikat]] ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember [[1949]]. Tahun [[1950]], secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun [[1963]], sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali [[transmigrasi|bertransmigrasi]] ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun [[1965]], seiring dengan gagalnya [[kudeta]] oleh [[G30S]] terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan [[Partai Komunis Indonesia]]. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal [[Orde Baru]] tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.<ref>'Bali', in Robert Cribb, ed., ''The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali'' (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248</ref>
Serangan [[terorisme|teroris]] telah terjadi pada [[12 Oktober]] [[2002]], berupa serangan [[bom mobil|Bom Bali 2002]] di kawasan pariwisata [[Pantai Kuta]], menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan [[bom|Bom Bali 2005]] juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
== Demografi ==
[[Berkas:Bali panorama.jpg|thumb|250px|Lahan sawah di Bali]]
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut [[agama]] [[Hindu]]. Agama lainnya adalah [[Buddha]], [[Islam]], [[Protestan]], dan [[Katolik]].
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi [[seniman]]. [[Bahasa]] yang digunakan di Bali adalah [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Bali|Bali]], dan [[Bahasa Inggris|Inggris]] khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
[[Bahasa Bali]] dan [[Bahasa Indonesia]] adalah [[bahasa]] yang paling luas pemakaiannya di Bali, dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah [[bilingual]] atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem [[Catur Warna|catur warna]] dalam [[agama Hindu Dharma]] dan keanggotan klan (istilah Bali: ''soroh'', ''gotra''); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
[[Bahasa Inggris]] adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali, yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari [[pariwisata|industri pariwisata]]. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, seringkali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
== Transportasi ==
Bali tidak memiliki jaringan rel [[kereta api]] namun jaringan [[jalan]] yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali [[taksi]].
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain
* Dokar, kendaraan dengan menggunakan [[kuda]] sebagai penarik
* Ojek, taksi sepeda motor
* Bemo, melayani dalam dan antarkota
* Taksi
* Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan [[Pulau Jawa]] dengan layanan [[kapal feri]] yang menghubungkan Pelabuhan [[Gilimanuk]] dengan Pelabuhan [[Ketapang]] di Kabupaten Banyuwangi, yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke [[Pulau Lombok]] melalui Pelabuhan [[Padang Bay]] menuju Pelabuhan [[Lembar]], yang memakan waktu sekitar empat jam.
[[Transportasi udara]] dilayani oleh [[Bandara Internasional Ngurah Rai]], dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, [[Australia]], [[Singapura]], [[Malaysia]], [[Thailand]], serta [[Jepang]]. [[Landas pacu]] dan [[pesawat terbang]] yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai.
== Pemerintahan ==
[[Berkas:Bali Labeled.png|thumb|225px|Peta topografi Pulau Bali]]
=== Daftar kabupaten dan kota di Bali ===
{{Daftar Daerah Tingkat II Bali}}
=== Daftar gubernur ===
{{:Daftar gubernur Bali}}
=== Perwakilan ===
Empat anggota [[DPD]] (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H., Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia, dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.
Berdasarkan hasil [[Pemilu Legislatif 2009]], Bali mengirimkan sembilan anggota [[DPR]] ke Senayan dengan komposisi empat wakil dari [[PDI-P]], masing-masing dua dari [[Partai Golkar]] dan [[Partai Demokrat]], serta satu orang dari [[Partai Gerindra]].
Pada tingkat provinsi, [[DPRD]] Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh [[PDI-P]] dengan 24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul [[Partai Golkar]] dengan dua belas kursi.<ref>[http://politik.vivanews.com/news/read/58769-dprd_bali_didominasi_legislator_baru DPRD Bali Didominasi Legislator Baru]. VivaNews Edisi 18-05-2009.</ref>
{| class="wikitable"
|-
! Partai
! Kursi
! %
|-
| [[PDI-P]]
| 24
| -
|-
| [[Partai Golkar]]
| 12
| -
|-
| [[Partai Demokrat]]
| 10
| -
|-
| [[Partai Gerindra]]
| 2
| -
|-
| [[Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia|PNBK]]
| 2
| -
|-
| [[PKPB]]
| 1
| -
|-
| [[PKPI]]
| 1
| -
|-
| [[Partai Hanura]]
| 1
| -
|-
| [[Partai Karya Perjuangan|Pakar Pangan]]
| 1
| -
|-
| [[PNI Marhaenisme]]
| 1
| -
|-
| '''Total'''
|55
| 100,0
|}
Empat orang anggota adalah perempuan.
== Budaya ==
=== Musik ===
[[Berkas:Gamelan of Bali 200507-1.jpg|thumb|175px|Seperangkat gamelan Bali.]]
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan [[gamelan]] dan berbagai [[perkusi|alat musik tabuh]] lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk [[kecak]], yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya ''Gamelan Jegog'', ''Gamelan Gong Gede'', ''Gamelan Gambang'', ''Gamelan Selunding'', dan ''Gamelan Semar Pegulingan''. Adapula musik ''[[Angklung]]'' dimainkan untuk upacara [[ngaben]], serta musik ''Bebonangan'' dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya ''Gamelan Gong Kebyar'' yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta ''[[Joged Bumbung]]'' yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (''[[metalofon]]''), [[gong]], dan perkusi kayu (''[[xilofon]]''). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada [[Gamelan Banyuwangi|musik tradisional]] [[Osing|masyarakat Banyuwangi]] serta musik tradisional [[Suku Sasak|masyarakat Lombok]].
* [[Gamelan]]
* [[Jegog]]
* [[Genggong]]
* [[Silat Bali]]
=== Tari ===
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu '''wali''' atau seni tari pertunjukan sakral, '''bebali''' atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan '''balih-balihan''' atau seni tari untuk hiburan pengunjung.<ref>Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, [http://www.budpar.go.id/page.php?ic=541&id=149/ ''Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya''], dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.</ref>
Pakar seni tari Bali [[I Made Bandem]]<ref>Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. ''Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod''. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN-13: 978-967-65-3071-4</ref> pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya ''Berutuk'', ''Sang Hyang Dedari'', ''Rejang'' dan ''Baris Gede'', bebali antara lain ialah ''Gambuh'', ''Topeng Pajegan'', dan ''Wayang Wong'', sedangkan balih-balihan antara lain ialah ''Legong'', ''Parwa'', ''Arja'', ''Prembon'' dan ''Joged'', serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah ''[[Tari Kecak]]''. Sekitar tahun 1930-an, [[Wayan Limbak]] bekerja sama dengan pelukis Jerman [[Walter Spies]] menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
[[Berkas:Jan30244.jpg|thumb|175px|Penari belia sedang menarikan ''Tari Belibis'', koreografi kontemporer karya Ni Luh Suasthi Bandem.]]
[[Berkas:Kecak Dance 1.jpg|right|thumb|175px|Pertunjukan ''[[Tari Kecak]]''.]]
==== Tarian wali ====
* [[Sang Hyang Dedari]]
* [[Sang Hyang Jaran]]
* [[Tari Rejang]]
* [[Tari Baris]]
* [[Tari Janger]]
==== Tarian bebali ====
* [[Tari Topeng]]
* [[Gambuh]]
==== Tarian balih-balihan ====
* [[Tari Legong]]
* [[Arja]]
* [[Joged Bumbung]]
* [[Drama Gong]]
* [[Barong]]
* [[Tari Pendet]]
* [[Tari Kecak]]
* [[Calon Arang]]
=== Pakaian daerah ===
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
==== Pria ====
[[Berkas:Ubud-Kids.jpg|thumb|175px|Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.]]
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
* Udeng (ikat kepala)
* Kain kampuh
* Umpal (selendang pengikat)
* Kain wastra (kemben)
* Sabuk
* Keris
* Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
==== Wanita ====
[[Berkas:Bali.jpg|thumb|175px|Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.]]
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
* Gelung (sanggul)
* Sesenteng (kemben songket)
* Kain wastra
* Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
* Selendang songket bahu ke bawah
* Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
* Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
=== Makanan ===
==== Makanan utama ====
{{Col-begin|width=}}
{{Col-3}}
* [[Ayam betutu]]
* [[Babi guling]]
* [[Bandot]]
* [[Be Kokak Mekuah]]
* [[Be Pasih mesambel matah]]
* [[Bebek betutu]]
* [[Berengkes]]
* [[Grangasem]]
{{Col-3}}
* [[Jejeruk]]
* [[Jukut Urab]]
* [[Komoh]]
* [[Lawar]]
* [[Nasi Bubuh]]
* [[Nasi Tepeng]]
* [[Penyon]]
* [[Sate Kablet]]
{{Col-3}}
* [[Sate Lilit]]
* [[Sate pentul]]
* [[Sate penyu]]
* [[Sate Tusuk]]
* [[Timbungan]]
* [[Tum]]
* [[Urutan Tabanan]]
{{Col-end}}
==== Jajanan ====
{{Col-begin|width=}}
{{Col-3}}
* [[Bubuh Sagu]]
* [[Bubuh Sumsum]]
* [[Bubuh Tuak]]
* [[Jaja Batun Duren]]
* [[Jaja Begina]]
* [[Jaja Bendu]]
* [[Jaja Bikang]]
* [[Jaja Engol]]
{{Col-3}}
* [[Jaja Godoh]]
* [[Jaja Jongkok]]
* [[Jaja Ketimus]]
* [[Jaja Klepon]]
* [[Jaja Lak-Lak]]
* [[Jaja Sumping]]
* [[Jaja Tain Buati]]
* [[Jaja Uli misi Tape]]
{{Col-3}}
* [[Jaja Wajik]]
* [[Kacang Rahayu]]
* [[Rujak Bulung]]
* [[Rujak Kuah Pindang]]
* [[Rujak Manis]]
* [[Rujak Tibah]]
* [[Salak Bali]]
{{Col-end}}
== Senjata ==
* [[Keris]]
* [[Tombak]]
* [[Tiuk]]
* [[Taji]]
* [[Kandik]]
* [[Caluk]]
* [[Arit]]
* [[Udud]]
* [[Gelewang]]
* [[Trisula]]
* [[Panah]]
* [[Penampad]]
* [[Garot]]
* [[Tulud]]
* [[Kis-Kis]]
* [[Anggapan]]
* [[Berang]]
* [[Blakas]]
* [[Pengiris]]
== Rumah Adat ==
[[Rumah Bali]] yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian [[Weda]] yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
== Pahlawan ==
* [[Untung Suropati]]
* [[I Gusti Ngurah Rai]]
* [[I Gusti Ketut Jelantik]]
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Referensi ==
* [[Miguel Covarrubias]], ''Island of Bali'', 1946. ISBN 962-593-060-4
* {{Citation
| last = Foley
| first = Kathy
| last2 = Sedana
| first2 = I Nyoman
| title = Mask Dance from the Perspective of a Master Artist: I Ketut Kodi on "Topeng"
| journal = Asian Theatre Journal
| volume = 22
| issue = 2
| pages = 199-213.
| publisher = University of Hawai'i Press
| date = Autumn 2005
| year = 2005
| doi =
| id =
}}
* {{cite book |last=Friend |first=T. |title=Indonesian Destinies |publisher=[[Harvard University Press]] |year=2003 |isbn=0-674-01137-6}}
* {{cite book |last=Gold |first=Lisa |title=Music in Bali: Experiencing Music, Expressing Culture |publisher= Oxford University Press |year=2005 |location = New York |isbn=0-19-514149-0}}
* {{cite book | last = Greenway | first = Paul | authorlink = | coauthors = Lyon, James. Wheeler, Tony | title = Bali and Lombok | publisher = Lonely Planet | date = 1999 | location = Melbourne | isbn = 0-86442-606-2}}
* {{cite book |last=Herbst |first=Edward |title= Voices in Bali: Energes and Perceptions in Vocal Music and Dance Theater |publisher= University Press of New England |year=1997 | location = Hanover |isbn=0-8195-6316-1}}
* Hinzler, Heidi (1995) ''Artifacts and Early Foreign Influences''. From {{cite book
| last = Oey
| first = Eric (Editor)
| title = Bali
| publisher = Periplus Editions
| date = 1995
| location = Singapore
| pages = 24–25
| isbn = 962-593-028-0
}}
* {{cite book
| last = Ricklefs
| first = M. C.
| authorlink = M. C. Ricklefs
| title = A History of Modern Indonesia Since C. 1300, Second Edition
| publisher = MacMillan
| year = 1993
| isbn = 978-0333576892
}}
* {{citation
| last1 = Sanger
| first1 = Annette
| title = Blessing or Blight? The Effects of Touristic Dance-Drama on village Life in Singapadu, Bali
| journal = Come Mek Me Hol' Yu Han': The Impact of Tourism on Traditional Music
| volume =
| issue =
| pages = 89-104.
| publisher = Jamaica Memory Bank
| location = Berlin
| date = 1988
| year = 1988
| url =
| issn =
}}
* {{cite book |last=Taylor |first=Jean Gelman |title=Indonesia: Peoples and Histories |publisher=Yale University Press |year=2003 |location= New Haven and London |isbn=0-300-10518-5}}
* Vickers, Adrian (1995), From {{cite book
| last = Oey | first = Eric (Editor) | title = Bali | publisher = Periplus Editions | date = 1995 | location = Singapore | pages = 26–35 | isbn = 962-593-028-0}}
* {{cite book
| last = Pringle
| first = Robert
| authorlink = Robert Pringle
| title = [[Bali: Indonesia's Hindu Realm]]; A short history of
| publisher = [[Allen & Unwin]]
| series = Short History of Asia Series
| year = 2004
| doi =
| isbn = 1-86508-863-3
}}
== Lihat pula ==
* [[Bom Bali]]
* [[Film]] [[Long Road to Heaven]]
== Pranala luar ==
{{commons|Category:Bali}}
* [http://www.baliprov.go.id Situs resmi pemerintah provinsi]
{{BI}}
{{Bali}}
{{Provinsi Indonesia}}
{{Interproyek|kat=0|
* {{Interproyek/Commonscat|Bali}}
* {{Interproyek/Wikitravel|Bali}}
}}
{{coor title dm|8|27|S|115|4|E|region:ID_type:adm1st|display=title}}
[[Kategori:Bali| ]]
[[Kategori:Provinsi Indonesia]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia]]
[[ace:Bali]]
[[af:Bali]]
[[ar:بالي]]
[[bg:Бали]]
[[bn:বালি]]
[[bs:Bali]]
[[ca:Bali]]
[[cs:Bali]]
[[cy:Bali]]
[[da:Bali]]
[[de:Bali]]
[[el:Μπαλί]]
[[en:Bali]]
[[eo:Balio]]
[[es:Bali]]
[[et:Bali]]
[[eu:Bali]]
[[fa:بالی]]
[[fi:Bali]]
[[fr:Bali]]
[[gl:Bali]]
[[gu:બાલી]]
[[he:באלי]]
[[hi:बाली]]
[[hr:Bali]]
[[hu:Bali]]
[[it:Bali]]
[[ja:バリ島]]
[[jv:Provinsi Bali]]
[[ko:발리 섬]]
[[lmo:Bali]]
[[lt:Balis]]
[[lv:Bali]]
[[map-bms:Propinsi Bali]]
[[mn:Бали арал]]
[[mr:बाली]]
[[ms:Pulau Bali]]
[[nl:Bali (eiland)]]
[[nn:Bali]]
[[no:Bali]]
[[pam:Bali]]
[[pl:Bali (wyspa)]]
[[pms:Bali]]
[[pt:Bali]]
[[ro:Bali]]
[[ru:Бали]]
[[sa:बाली]]
[[scn:Bali]]
[[sh:Bali]]
[[simple:Bali]]
[[sl:Bali]]
[[sr:Бали]]
[[stq:Bali]]
[[su:Bali]]
[[sv:Bali]]
[[ta:பாலி]]
[[te:బాలి]]
[[th:จังหวัดบาหลี]]
[[tl:Bali, Indonesia]]
[[uk:Балі (острів)]]
[[vi:Bali]]
[[war:Bali]]
[[wuu:巴厘岛]]
[[zh:巴厘岛]]
[[zh-min-nan:Bali]]
[[zh-yue:巴厘]]
|