Mikropenis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuse|22 April}}
Mikropenis adalah suatu kelainan pada pria berupa pertumbuhan penis lebih kecil daripada yang seharusnya. Seorang pria dikatakan memiliki mikropenis apabila panjang penisnya kurang dari 2,5 standar deviasi rata-rata ukuran penis pria normal pada usia tertentu. Hal ini dapat disebabkan karena faktor hormonal sejak seorang anak masih dikandung, salah satunya adalah kekurangan hormon androgen pada kehamilan dini.<ref>{{cite book
| last = Desai, Meena P., Vijayalakshmi Bhatia, P.S.N. Menon
| first =
Baris 9:
| doi =
| id = ISBN 812502025X }}
</ref>. Hal ini dapat diakibatkan oleh zat kimia yang disebut endocrine disrupter chemicals (EDC) yang dapat mengganggu atau mengubah fungsi endokrin sehingga terjadi penghambatan kerja androgen, terutama menggangu substansi yang bertanggung jawab dalam pembentukan organ seksual dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki. Salah satu contoh EDC adalah zat yang terdapat dalam pestisida kimia. seperti diklorodifenil-trikloroetan (DDT). Zat pengganggu tersebut dapat bereaksi dengan estrogen atau reseptor androgen serta sebagai senyawa antagonis yang melawan hormon endogen.<ref>{{cite journal
| author = C L Acerini, I A Hughes
| year = 2006
Baris 22:
| url =
| format =
| accessdate = }}</ref>.
 
Untuk pengobatan mikropenis, dapat ditempuh terapi hormon sejak dini, bahkan sejak bayi. Terapi yang dilakukan sebaiknya sebelum masa pubertas atau sebelum berusia 14 tahun. Terapi diberikan 4 kali setiap 3-4 minggu dengan total sebanyak 4 suntikan. Terapi ini memiliki beberapa efek samping seperi seringnya terjadi ereksi, memacu penutupan lempeng tulang, dan memacu pubertas apabila terapi diberikan secara berlebihan.<ref>{{cite journal
| author = Menon PS, Khatwa UA
| year = 2000
Baris 39:
| accessdate =
}}
</ref>.
 
== Referensi ==