Karangtawang, Kuningan, Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
 
{{desa
| nama = Karangtawang
Baris 8 ⟶ 7:
| kecamatan = Kuningan
<!--| kelurahan = desa-->
| nama pemimpin = Nana Purnadi, S.E.
| luas =-
| penduduk =38283.828 jiwa
| kepadatan =-
| kode pos = 45515
}}
'''Karangtawang''' adalah salah satu [[desa]] di [[kecamatan]] [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]], [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Terletak di perbatasan antara [[kecamatan]] [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]] dengan [[kecamatan]] [[Garawangi, Kuningan|Garawangi]]. Terdiri dari tiga kampung yaitu kampung Jatinunggal, Pasawahan dan Babakan.
Baris 72:
* Kampung Jatinunggal ( RW 3) terdiri dari 8 RT ( RT 21 sampai dengan RT 28)
 
Kode POS untuk wilayah desa Karangtawang yaitu 45515
 
== Profil Daerah ==
Baris 96 ⟶ 95:
 
=== Perkebunan ===
Perkebunan kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat. Kebun-kebun terletak jauh dari perkampungan, ada pun kebun yang di dalam kampung jumlahnya tinggal sedikit, tergusur oleh pembangunan perumahan warga yang semakin tinggi. Sehingga porsentase kebun dari seluruh wilayah desa diperkirakan telah menyusut sampai 10%. Hasil perkebunan yang biasanya dibudidayakan kebanyakan dari jenis buah-buahan seperti:pisang, mangga, pepaya, rambutan, nangka, jambu, kelapa dan juga melinjo.
 
=== Demografi ===
Desa Karangtawang dikenal sebagai desa santri karena banyak terdapat pondok pesantren dan penduduknya dikenal sangat religius. Penduduk desa Karangtawang berjumlah 38283.828 orang, terdiri dari:
 
* 18931.893 orang laki-laki
* 19351.935 orang perempuan
 
Hampir 100% warga Karangtawang adalah suku [[Sunda]], dan menggunakan bahasa [[Sunda]] dalam kehidupan sehari-hari. Agama yang dianut yaitu 100% memeluk [[Islam]]. Pengaruh NU (Nahdatul Ulama) sangat terasa karena ulama-ulama (kiyai) yang ada di Karangtawang merupakan pentolan NU. Terdapat sebuah mesjid jami yaitu mesjid Nurul Islam dan 18 buah langgar (musholla). Di mesjid Nurul Islam terdapat sebuah bedug yang berusia lebih dari 300 tahun, mengingat bedug tersebut sudah kuno sebuah museum di Bandung pernah mengemukakan niatnya untuk memiliki bedug tersebut, namun ditolak oleh masyarakar Karangtawang. Bedug tersebut terbuat dari satu gelondongan pohon utuh dan sudah ada sejak abad ke 17.
 
Kebanyakan penduduk Karangtawang bekerja sebagai petani sekitar 70%, lainnya bekerja di sektor jasa seperti PNS, Pedagang, TNI, dokter, wiraswasta dan sebagainya. Penduduk desa Karangtawang banyak juga yang berurbanisasi ke kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]] dan [[Yogyakarta]]. Kebanyakan mereka bekerja sebagai buruh pabrik dan pedagang. Daganganya pun hampir sama yaitu buah dingin, bubur kacang hijau, atau rokok. Ada pula yang pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi seperti [[UI]], [[UNPAD]],UNSOED, [[UPI]], [[STAN]], [[UGM]] dan sebagainya. Banyak pula penduduk desa Karangtawang yang bekerja ke luar negeri seperti ke [[Arab Saudi]], [[Malaysia]], [[Korea Selatan]] dan [[Jepang]]. Kebanyakan mereka bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga dan sopir, namun ada pula yang bekerja sebagi buruh pabrik.