Karangtawang, Kuningan, Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 102:
* 1.935 orang perempuan
 
Hampir 100% warga Karangtawang adalah suku [[Sunda]], dan menggunakan bahasa [[Sunda]] dalam kehidupan sehari-hari. Agama yang dianut yaitu 100% memelukadalah [[Islam]]. Pengaruh NU (Nahdatul Ulama) sangat terasa karena ulama-ulama (kiyai) yang ada di Karangtawang merupakan pentolan NU. Terdapat sebuah mesjid jami yaitu mesjid Nurul Islam dan 18 buah langgar /musholla(musholla''tajug''). Di mesjid Nurul Islam terdapat sebuah bedug yang berusia lebih dari 300 tahun, mengingat bedug tersebut sudah kuno sebuah museum di Bandung pernah mengemukakan niatnya untuk memiliki bedug tersebut, namun ditolak oleh masyarakar Karangtawang. Bedug tersebut terbuat dari satu gelondongan pohon utuh dan sudah ada sejak abad ke 17.
 
Kebanyakan penduduk Karangtawang bekerja sebagai petani sekitar 70%, lainnya bekerja di sektor jasa seperti PNS, Pedagang, TNI, dokter, wiraswasta dan sebagainya. Penduduk desa Karangtawang banyak juga yang berurbanisasi ke kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]] dan [[Yogyakarta]]. Kebanyakan mereka bekerja sebagai buruh pabrik dan pedagang. Daganganya pun hampir sama yaitu buah dingin, bubur kacang hijau, atau rokok. Ada pula yang pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi seperti [[UI]], [[UNPAD]],UNSOED, [[UPI]], [[STAN]], [[UGM]] dan sebagainya. Banyak pula penduduk desa Karangtawang yang bekerja ke luar negeri seperti ke [[Arab Saudi]], [[Malaysia]], [[Korea Selatan]] dan [[Jepang]]. Kebanyakan mereka bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga dan sopir, namun ada pula yang bekerja sebagi buruh pabrik.