Keramik Hijau Goryeo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Cun Cun (bicara | kontrib)
semanggattt!!!
Baris 25:
| year =2008
| doi =
| id =ISBN 89-86090-30-9 }}</ref> Hal inilah yang membuat keramik hijau Goryeo begitu terkenal karena keindahan desain dan pola coraknya, bahkan menjadi komoditas perdagangan Goryeo dengan negara-negara lain seperti [[Cina]] dan [[Timur Tengah]]. Produk Keramik Hijau Goryeo yang banyak dibuat adalah [[vas]], [[mangkuk]], [[pot]], [[teko]], [[tempayan]], [[cawan]], [[pembakar dupa]], [[kotak perhiasan]], [[guci]] dan sebagainya.<ref name="ysp"/>
 
==Sejarah==
Baris 42:
Periode Dinasti Goryeo berakhir pada tahun 1392 dan [[Dinasti Joseon]] mengganti ideologi negara berdasarkan [[Konfusianisme]] yang diikuti dengan memudarnya minat akan keramik hijau yang bernafaskan [[Buddhisme]].
 
Pada tahun 1910, ketika Jepang mulai menjajah Korea, kesenian membuat keramik hijau serta berbagai jenis keramik lain tidak bisa bertahan. Barulah pada tahun 1950-an teknik membuat keramik hijau yang hampir punah kembali dihidupkan oleh seniman-seniman yang masih bertahan seperti [[Ko-Chung]] (''Ji Jae-Seob'') dan [[Chon-Jin]]. Ji Jae-seob saat ini adalah salah seorang pengrajin yang dianugerahi sebagai aset nasional hidup oleh pemerintah [[Korea Selatan]].<ref name="zanzibarart"/>
 
==Pola==
Baris 59:
 
==Proses pembuatan dan teknik sanggam==
Proses pembuatan [[keramik hijau]] merupakan yang tersulit dibanding cara membuat keramik jenis lain karena diperlukan prosedur-prosedur yang rumit.<ref name="zanzibarart"/> Pada awalnya para pengrajin di zaman Goryeo meniru gaya [[keramik Cina]], namun lama-kelamaan mulai menemukan sendiri gaya mereka. <ref name="metmuseum">{{en}}[http://www.metmuseum.org/toah/hd/cela/hd_cela.htm Goryeo Celadon], ''metmuseum''. Diakses pada 19 April 2010.</ref> Para pengrajin Goryeo mempelajari teknik keramik hijau [[Dinasti Song|Song]] dan motif dekorasinya, sehingga pada awalnya gaya mereka serupa dengan motif keramik Song yang dihasilkan di [[Cina Selatan]] – seperti motif bunga teratai, peoni, burung nuri dan ilustrasi itik di kolam.<ref name="metmuseum"/>
 
[[Tanah liat]] dibentuk di roda putar dan setelah terbentuk menjadi dibiarkan menjadi sedikit kering.<ref name="zanzibarart"/> Setelah itu permukaannya diukir untuk membentuk pola yang diinginkan sehingga membentuk ceruk-ceruk.<ref name="zanzibarart"/> Dalam ceruk pola tersebut diisi dengan tanah liat berwarna putih, hijau tua atau merah sesuai ilustrasi yang diukir, kemudian dikeringkan dalam waktu yang lama, bisa sampai berbulan-bulan tergantung cuaca.<ref name="zanzibarart"/> Setelah mengering keramik lalu dibakar di dalam [[tungku]]. Sebagian besar keramik yang dibakar hancur dalam tungku.<ref name="zanzibarart"/> Keramik yang berhasil lalu dikeluarkan dan diteliti, bila pembakaran kurang sempurna keramik tersebut akan sengaja dihancurkan si pengrajin.<ref name="zanzibarart"/> Keramik yang melewati proses pembakaran sempurna lalu diberi [[glasir]], setelah itu dibakar lagi dengan suhu yang lebih tinggi.<ref name="zanzibarart"/> Pembakaran ini akan menyebabkan keramik tersebut menghasilkan warna biru-kehijauan yang diinginkan pengrajin.<ref name="zanzibarart"/> Keramik yang berhasil melewati proses glasir akan menghasilkan ilustrasi yang semi-transparan dan lebih terang. <ref name="zanzibarart"/>
 
Warna dari keramik hijau ini juga bergantung pada faktor bahan-bahan yang membuatnya, terutama kandungan [[besi]] dalam tanah liat serta bahan-bahan glasir yang terbuat dari [[besi-oksida]], [[mangan-oksida]] dan [[kwarsa]] juga tingkat pembakaran dalam tungku.<ref name="metmuseum"/> Suhu tungku umumnya berada atau sekitar 1150&nbsp;°C dan level oksigen dalam tungku diturunkan dalam beberapa tahap pembakaran.<ref name="metmuseum"/>
Walaupun saat ini para pengrajin moderen mencoba untuk membuat keramik hijau yang serupa dengan warna asli Goryeo, namun mereka tidak mampu melakukannya dan karya mereka dirasa masih belum menyamai kesempurnaan keramik asli Goryeo.<ref name="zanzibarart"/> Para pengrajin Goryeo menyebut keramik yang mereka hasilkan dengan istilah "pisaek cheongja" atau "keramik hijau warna rahasia" yang berwarna hijau-giok.<ref name="ysp"/>
 
Analisis ilmiah yang dilakukan oleh Vandiver (1991) menyatakan bahwa bahan pola yang ditempelkan pada Goryeo Cheongja bukanlah tanah liat hitam atau putih seperti yang banyak dipercayai selama ini, tapi para pengrajin Goryeo menggunakan bahan magnetit untuk pola hitam dan kwarasa untuk warna putih.<ref name="ysp"/> Mereka juga berhasil menguasai teknik sulit untuk membuat pola glasir merah dengan menggunakan tembaga-oksida dalam pemantauan pembakaran yang sangat teliti dalam tungku.<ref name="ysp"/>
Baris 85:
Pada masa Goryeo, banyak keramik hijau yang dijadikan objek penguburan dalam makam-makam yang menyebabkan masih banyak artefak-artefak keramik hijau yang ditemukan utuh di sekitar Gaegyeong (sekarang Kaesong, Korea Utara), contohnya dari makam Raja Jeongjong (bertahta 945-949).<ref name="ysp"/>
 
Pada saat penjajahan Jepang pada tahun 1910, banyak karya seni keramik hijau yang dibawa dan dikoleksi oleh kolektor barang antik Jepang.<ref name="zanzibarart"/>
 
==Seniman==