Gandrung Banyuwangi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 64:
Di sisi lain, penari gandrung tidak pernah lepas dari prasangka atau citra negatif di tengah masyarakat luas. Beberapa kelompok sosial tertentu, terutama kaum santri menilai bahwa penari Gandrung adalah perempuan yang berprofesi amat negatif dan mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, tersudut, terpinggirkan dan bahkan terdiskriminasi dalam kehidupan sehari-hari<ref>Richard Schechner. 1985. Between Theatre and Anthropology. Phyladelphia: University of Pennsylvania Press, hal.125-126</ref>.
Sejak Desember 200, Tari Gandrung resmi menjadi maskot pariwisata [[Banyuwangi]] yang disusul pematungan gandrung terpajang di berbagai sudut kota dan desa. Pemerintah [[Kabupaten]] [[Banyuwangi]] juga memprakarsai promosi gandrung untuk dipentaskan di beberapa tempat seperti Surabaya , Jakarta , Hongkong, dan beberapa kota di Amerika Serikat<ref>http://www.budpar.go.id/page.php?ic=543&id=151</ref>.
== Referensi ==
|