Kabupaten Gayo Lues: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
'''Kabupaten Gayo Lues''' adalah salah satu [[Daerah Tingkat II]] di [[provinsi]] [[Nanggroe Aceh Darussalam]]. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area [[Taman Nasional Gunung Leuser]] yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten paling terisolir di NAD. Bila tidak ada perencanaan pembangunan Jalan Ladia Galaska, maka lalu lintas dari Blangkejeren ke [[Banda Aceh]] harus melalui [[Medan]], [[Sumatera Utara]].
==Sejarah==
Merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten [[Aceh Tenggara]] dan sedang mengalami perkembangan pesat pasca pemekaran tersebut, meski kadang mendapat gangguan keamanan dari Gerakan Aceh Merdeka. Kabupaten berpenduduk kebanyakan suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mencapai pembangunan. Potensi yang dikembangkan adalah pertanian, seperti cabe besar dimana Gayo Lues merupakan pemasok utama cabe ini di pasar-pasar kota [[Medan]], selain itu terdapat hutan pinus yang potensial untuk pengembangan tanaman serai wangi dan di kawasan Terangon yang mulai dihuni transmigrasi dapat mengembangkan budidaya nilam, tembakau virginia dan kakao disamping kopi Arabika. Semboyan dari kabupaten ini adalah <i>Musara</i>.▼
▲Gayo Lues Merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten [[Aceh Tenggara]] dan berdiri dengan Dasar Hukum [[UU No.4 Tahun 2002]] pada tanggal [[10 April 2002]]. Saat ini Gayo Lues sedang mengalami perkembangan pesat pasca pemekaran tersebut, meski kadang mendapat gangguan keamanan dari [[GAM|Gerakan Aceh Merdeka]]. Kabupaten berpenduduk kebanyakan suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mencapai pembangunan. Potensi yang dikembangkan adalah pertanian, seperti cabe besar dimana Gayo Lues merupakan pemasok utama cabe ini di pasar-pasar kota [[Medan]], selain itu terdapat hutan pinus yang potensial untuk pengembangan tanaman serai wangi dan di kawasan Terangon yang mulai dihuni transmigrasi dapat mengembangkan budidaya nilam, tembakau virginia dan kakao disamping kopi Arabika. Semboyan dari kabupaten ini adalah <i>Musara</i>.
Dengan rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Lautan Hindia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Selat Malaka, meski banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup, diharapkan perekonomian masyarakat Gayo Lues yang sebelumnya terisolir akan membaik.
==Geografi==▼
Kabupaten Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah [[Aceh Tenggara]], dan terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan dengan rincian sebagai berikut :▼
Gayo Lues memilki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 30 40'46,13' - 40 16' 50,45'`LU 960 43' 15,65'`- 970 55' 24,29'`BT.▼
==Suku==▼
Mayoritas penduduk Gayo Lues adalah bersuku Gayo. Selain itu ada suku Aceh, Alas, dan Batak▼
==Pemerintahan==
Kabupaten Gayo Lues dipimpin oleh Seorang Bupati.
▲
# Kecamatan [[Blang Kejeren, Gayo Lues|Blang Kejeren]]
# Kecamatan [[Kuta Panjang, Gayo Lues|Kuta Panjang]]
Baris 31 ⟶ 41:
# Kecamatan [[Kenyaran, Gayo Lues|Pantan Cuaca]]
===Bupati===
* M Ali Kasim
* 29 Maret 2006 - Sekarang dr H [[Aspino Abusamah]], penjabat Bupati
▲==Geografi==
▲Gayo Lues memilki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 30 40'46,13' - 40 16' 50,45'`LU 960 43' 15,65'`- 970 55' 24,29'`BT.
▲==Suku==
▲Mayoritas penduduk Gayo Lues adalah bersuku Gayo. Selain itu ada suku Aceh, Alas, dan Batak
{{clr}}
|