Tinutuan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
| publisher = swarakita-manado.com
| accessdate = 22 April
| accessyear = 2010
| archiveurl =
| archivedate =
| quote =
}}</ref><ref name="komentar">{{id}}{{cite web
| last = Soleman
| first = Montori
| authorlink =
| coauthors =
| year = 15 Juni 2006
| url = http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2006/jun_15/lkOpin001.html
| title = Refleksi Kota Manado Memasuki Gerbang Wisata Dunia 2010
| format =
| work =
| publisher = hariankomentar.com
| accessdate = 23 April
| accessyear = 2010
| archiveurl =
Baris 52 ⟶ 68:
== Sejarah ==
Kata ''tinutuan'' tidak diketahui asalnya. Sejak kapan tinutuan menjadi makanan khas kota Manado tidak diketahui dengan jelas.<ref
Tinutuan dipakai menjadi motto [[Kota Manado]] sejak kepemimpinan [[walikota]] [[Jimmy Rimba Rogi]] dan wakil walikota [[Abdi Wijaya Buchari]] periode 2005-2010, menggantikan motto Kota Manado sebelumnya yaitu Berhikmat.<ref name="komentar"/><ref name="suaramanado"/><ref name="tribun"/>
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata setempat pada tahun 2004 menjadikan kawasan Wakeke, [[Wenang, Manado, Sulawesi Utara|Kecamatan Wenang]], [[Kota Manado]] sebagai lokasi wisata makanan khas Tinutuan.<ref name="suaramanado"/><ref name="kompas"/><ref name="tribun"/> == Bahan dan penyajian ==
Baris 90 ⟶ 108:
| quote =
}}</ref>
<br>Tinutuan, di Manado, disajikan dengan [[perkedel nike]], [[sambal roa]] (dabu-dabu roa), [[mi (makanan)|mie]], ikan [[cakalang]] fufu atau [[tuna]] asap, perkedel jagung.<ref name="kompas"/><ref name="kompasiana"/> Tinutuan ini biasanya disajikan untuk sarapan pagi.<ref name="kompas"/>▼
▲Tinutuan, di Manado, disajikan dengan [[perkedel nike]], [[sambal roa]] (dabu-dabu roa), [[mi (makanan)|mie]], ikan [[cakalang]] fufu atau [[tuna]] asap, perkedel jagung.<ref name="kompas"/><ref name="kompasiana"/> Tinutuan ini biasanya disajikan untuk sarapan pagi.<ref name="kompas"/>
<br>Tinutuan yang disajikan bersama [[mi (makanan)|mie]] disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata ''pedaal'' yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah [[Minahasa Selatan]] yang merupakan wilayah subetnis [[Tountemboan]] di Minahasa. <ref name="tribun"/>▼
▲Tinutuan yang disajikan bersama [[mi (makanan)|mie]] disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata ''pedaal'' yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah [[Minahasa Selatan]] yang merupakan wilayah subetnis [[Tountemboan]] di Minahasa. <ref name="tribun"/>
Tinutuan juga dapat dicampur dengan sup [[kacang merah]] yang disebut [[brenebon]].<ref name="tribun"/> Tinutuan yang dicampur dengan brenebon ini kadang juga ditambahkan tetelan [[sapi]], yang konon dipercaya orang yang memakannya dapat menarik gerobak.<ref name="tribun"/> Pada komunitas [[Kristen]] di Manado, tinutuan yang dicampur dengan brenebon ini sering juga ditambahkan kaki [[babi]].<ref name="tribun"/>
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
[[Kategori:Masakan Indonesia]]
|