Ilmu kesejahteraan sosial: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
g |
mayor |
||
Baris 1:
[[Berkas:India poverty.jpg|thumb|
▲[[Berkas:India poverty.jpg|thumb|300px|Kemiskinan merupakan pembahasan dari ilmu kesejahteraan sosial]]
'''Ilmu kesejahteraan sosial''' merupakan pengetahuan sistematis yang membahas mengenai isu [[kesejahteraan]] dan upaya-upaya mencapai kesejahteraan. Ilmu kesejahteraan sosial mulai dikembangkan sejak [[pekerjaan sosial]] berkembang menjadi suatu disiplin melalui berdirinya Sekolah Pelatihan Filantropi Terapan di New York pada tahun 1898. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref>
Baris 10 ⟶ 7:
==Fokus dan Ruang Lingkup==
Bila ilmu kedokteran menekankan pada diagnosis dan penyembuhan, disiplin ini menekankan pada ‘’assessment’’ dan [[intervensi sosial]]. <ref name="
==Sejarah==
'''Sebelum abad
Pada mulanya, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh [[kelompok keagamaan]]. <ref name="Zastrow"> {{en}} Zastrow, Charles. 1996. Introduction to Social Work and Social Welfare. Sixth Edition. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company. Page 15.</ref> Usaha-usaha kesejahteraan yang pada umumnya dilakukan merupakan pelayanan sosial yang bersifat amal.<ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Sebagaimana yang dituliskan Canda dan Furman dalam bukunya, ''Keberagaman Agama dalam Praktek Pekerjaan Sosial'' (''Spiritual Diversity in Social Work Practice: The Heart of Helping''), bahwa setiap [[agama]] ([[Budha]], [[Hindu]], [[Islam]], [[Konghucu]], [[Kristen]], dan [[Yahudi]]) memiliki kepercayaan dan nilai dasar yang berimplikasi pada penerapan atau praktek kerja sosial. <ref name="canda"> {{en}} Canda,Edward R.,Leola Dyrud Furman.1999.''Spiritual Diversity in Social Work Practice:The Heart of Helping''.New York:The Free Press. Hal. 143-147 </ref>
'''Abad 13-18'''
Pada periode ini pemerintah Inggris mengeluarkan beberapa peraturan perundangan untuk menangani masalah [[kemiskinan]] <ref name="Zastrow"> {{en}} Zastrow, Charles. 1996. Introduction to Social Work and Social Welfare. Sixth Edition. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company. Page 15.</ref> Undang-undang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth (''Elizabethan Poor Law'') merupakan salah satu undang-undang yang paling terkenal saat itu. Undang-undang tersebut dianggap sebagai cikal bakal intervensi pemerintah terhadap kesejahteraan warga negaranya karena usaha kesejahteraan sosial sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh kelompok keagamaan, seperti pihak [[gereja]]. <ref name="Zastrow"> {{en}} Zastrow, Charles. 1996. Introduction to Social Work and Social Welfare. Sixth Edition. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company. Page 15.</ref>
Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai [[humanitarianisme]] yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Kemudian muncul kelompok-kelompok ([[relawan]]) yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial untuk memperbaiki kondisi tersebut. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Karena itu, baik di Inggris maupun Amerika, sejarah pekerjaan sosial sangat terkait dengan para relawan dan organisasi para relawan. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Organisasi para relawan inilah yang kemudian mendorong terciptanya beragam usaha kesejahteraan sosial. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref>
'''Tahun [[1896]]'''
Organisasi relawan bernama ''COS ([[Charity Organization Society]])'' didirikan di [[London]], [[Inggris]]. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Organisasi relawan tersebut dikembangkan untuk menggalang dan mengkoordinasikan bantuan dana dan material dari berbagai gereja serta kurang lebih 100 lembaga amal. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref> Perkembangan organisasi relawan di Inggris berpengaruh pula terhadap perkembangan organisasi relawan di Amerika. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref>
'''Tahun 1877'''
COS kemudian di kembangkan di Buffalo, [[New York]]. Dalam jangka waktu 10 tahun kemudian, terbentuk 25 [[organisasi sosial]] di Amerika Serikat. <ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10 </ref>
Baris 38 ⟶ 39:
[[Filantropi]] terkait erat dengan upaya-upaya kesejahteraan sosial yang dilakukan para agamawan dan relawan, yakni upaya yang bersifat amal (''charity'') dimana orang-orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. <ref name="Midgley"> {{en}} Migley, James.1995. Social Development:The Developmental Perspective in Social Welfare. London:Sage Publications Ltd. Hal. 15-25 </ref> Pelaku dari filantropi disebut sebagai [[filantropis]].
Filantropi sosial bertujuan mempromosikan kesejahteraan sosial dengan mendorong penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan <ref name="Midgley"/>. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, di antaranya
# Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai diberikan.
# Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima.
# Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya.
# Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para [[donor]] dan kemauan [[pemerintah]] untuk menggunakan uang pembayar [[pajak]] demi mendukung kegiatan-kegiatan amal.
|