Bratawali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
20Lukianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
20Lukianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
Tumbuhan ini menyukai tempat panas, berupa [[perdu]] memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat yang rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7-12 cm, lebar 5-10 cm, bunga kecil, berwarna hijau muda. Dapat diperbanyak dengan stek.
 
Di Indonesia, selain dikenal dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali, antawali, putrawali atau daun gadel. Klasifikasi dari tanaman ini termasuk kedalam famili tanaman ''Menispermaceae''.<ref>[PDII-LIPI]. 2008. Brotowali (Tinospora crispa Miers. Hook. f.& Thems). [terhubung berkala]. http://www.warintek.ristek.go.id/pangankesehatan/tanaman_ obat/lipi_pdii/brotowali.htm [27 Agu 2009].</ref> Tanaman ini kaya kandungan kimia antara lain alkaloid ([[berberina]] dan [[kolumbina]] yang terkandung di akar dan batang, [[damar]] lunak, [[pati]], glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, [[hars]], berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin). <ref>[PDII-LIPIEtalaseMuslim]. 20082009. BrotowaliObat (TinosporaHerbal crispa"Brotowali" Miers.Tazakka Hook.(Bersih f.&Darah, ThemsKencing Manis). [terhubung berkala]. http://www.warinteketalasemuslim.ristek.go.idcom/pangankesehatan/tanaman_ obat/lipi_pdii/brotowaliproduct_info.htmphp?cPath=30_31&products_id=386 [27 Agu 2009].</ref>
 
 
==Manfaat Brotowali==
Baris 25 ⟶ 24:
Di Indo-Cina semua bagian tumbuh-tumbuhan dari brotowali dipakai sebagai obat demam sebagai pengganti kinine. Di Filipina, brotowali dianggap sebagai obat serba bisa antara lain dipakai untuk mengobati penyakit gila. Di Bali batangnya dipakai sebagai obat sakit perut, demam dan sakit kuning, bahkan sebagai obat gosok untuk mengobati sakit punggung dan pinggang. Di Jawa air rebusannya digunakan dalam hal demam jujuh, dan sebagai obat luar untuk luka dan gatal-gatal. Pada beberapa penyelidikan, ternyata air rebusan batang brotowali dapat memberi ketenangan pada tikus, dengan demikian pemakaiannya bermanfaat dalam menangani penyakit kesadaran (psychosis).<ref>[Asia Maya]. 2009. BROTOWALI (Tinospora crispa Miers. Hool. f. & Thems). [terhubung berkala]. http://www.asiamaya.com/jamu/isi/brotowali_tinosporacrispa.htm [25 Agu 2009].</ref>
 
==Cara pemakaian Brotowali==
{{tanaman-obat-stub}}
Tanaman Brotowali memiliki banyak manfaat dalam kesehatan terutama dalam penyembuhan berbagai penyakit. Pemanfaatan dari tanaman Brotowali ini banyak terdapat pada bagian batang tanaman.<ref name=mh>[MH]Medika Holistik. Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t). 2009. [terhubung berkala]. http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html?xmodule=tanaman_detail&xid=24. [21 Agu 2009]. </ref> Biasanya bagian batang tanaman perlu direbus dahulu kemudian air rebusan batang brotowali dipakai untuk mencuci luka.<ref>IPTEK. 2005. Brotowali. [terhubung berkala]. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=28. [18 Agu 2009].</ref>
 
Dalam pemakaian tanaman obat brotowali untuk penyakit rheumatik, pertama-pertama sekitar 1 jari batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, selanjutnya direbus dengan air. Setelah selesai direbus, ditunggu dingin, lalu disaring. Air rebusan ini dapat ditambah dengan madu dan di minum 3 kali sehari.<ref name=mh/>Untuk pemakaian brotowali pada penyakit demam dan malaria, cara pengolahannya sama tetapi obat dapat diminum sebanyak 2 kali sehari. Berbeda dengan pemakaian brotowali sebagai obat kencing manis. Pertama-tama direbus daun sambiloto, daun kumis kucing, dan batang brotowali yang sebelumnya telah dicuci dan direbus. Air rebusan ini dapat diminum sesudah makan sebanyak 2 kali sehari. Untuk pengobatan penyakit hepatitis, biasanya air rebusan brotowali dicampur dengan air perasan temulawak yang sudah diparut dan dapat diminum 3 kali sehari.<ref name=mh/><ref>Tukiman. 2009. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Sumatera Utara: Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat.</ref>
 
 
 
==Referensi==