Puri Agung Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 81:
Dalam rangka memilih Kepala Pemerintahaan di Tabanan, Belanda juga mencari dan menerima saran-saran dari beberapa Puri/Jero yang sebelumnya ada dalam struktur kerajaan, tentang bagaimana tatacara memilih seorang raja di Tabanan sebelumnya. Setelah mempertimbangkannya, pada tanggal 8 Juli 1929, diputuskan sebagai Kepala/Bestuurder Pemerintahan Tabanan adalah '''I Gusti Ngurah Ketut''' putra I Gusti Ngurah Putu (putra '''Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX''') dari Puri Mecutan, dengan gelar '''Cokorda'''.
 
[[Berkas:Batur Kawitan Betara Arya Kenceng.jpg|thumb|left|250px|Pura Batur Kawitan Ida Betara Arya Kenceng. Petoyan di dina Umanis Dungulan.
]]Selanjutnya Beliau membangun kembali '''puri beserta Batur Kawitan Betara Arya Kenceng''' di bekas area Puri Agung Tabanan yang telah dihancurkan Belanda. Karena adanya keterbatasan saat itu, luas area yang digunakan dan jumlah bangunan adat yang didirikan tidak seperti yang semula.