Keramik putih Joseon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
cite |
|||
Baris 10:
|}}
'''Joseon Baekja''' atau '''Keramik Putih Joseon''' adalah jenis [[keramik]] berwarna [[putih]] yang khusus diproduksi pada masa [[Dinasti Joseon]] (1392-1910).<ref name="white">[http://www.metmuseum.org/toah/hd/chpo/hd_chpo.htm In Pursuit of White: Porcelain in the Joseon Dynasty, 1392–1910, ''metmuseum''. Diakses pada 29 April 2010.]</ref> Walaupun keramik jenis ini awalnya diproduksi dalam jumlah yang kecil, pada abad ke-15 keramik ini mulai digunakan sebagai perabot istana kerajaan.<ref name="white"/> Keramik putih kemudian menjadi barang pecah belah yang paling banyak diproduksi dan diminati di periode Joseon.<ref name="white"/>
== Sejarah ==
Baris 48:
Awalnya [[tungku]] yang memproduksi keramik putih sebagian besar terkonsentrasi di sekitar wilayah ibukota, di [[Gwangju (Gyeonggi)|Gwangju]] ([[Gyeonggi]]), [[Gunung Gwanak]] dan [[Gunung Bukhan]], namun akhirnya menyebar ke berbagai [[provinsi]].<ref name="white porcelain"/> Namun, Gwangju yang merupakan tungku istana kerajaan, masih terus beroperasi sebagai pusat produksi keramik putih di Korea.<ref name="white porcelain"/>
Pada tahun 1469, istana Joseon mengelola beberapa tungku penghasil keramik yang dinamakan [[Bunwon]] di Gwangju untuk memproduksi perlengkapan keramik putih untuk digunakan di istana.<ref name="white
Pada abad ke-16, produk keramik putih yang diproduksi di sini tidak hanya untuk keperluan istana, namun juga mulai dipasok untuk kantor-kantor pemerintahan dan kaum-kaum elit.<ref name="white"/> Berbagai pabrik keramik putih dibangun di seluruh Korea untuk memenuhi permintaan yang meningkat pesat, namun kualitasnya masih kurang dibanding produksi Bunwon.<ref name="white"/> Perkembangan pesat keramik putih di Korea menyebabkan menurunnya minat akan keramik [[buncheong]] yang sebelumnya populer di abad ke-15 dan 16.<ref name="white"/> Bunwon tetap beroperasi sebagai pemasok keramik putih sampai tahun 1884
Pada Survey Lapangan dari tahun 1998-2000, [[Museum Provinsi Gyeonggi]] mencatat terdapat 300 situs tungku di wilayah Gwangju.<ref name="white porcelain"/> Tungku-tungku ini beroperasi dari sejak sebelum pembentukan tungku istana di tahun 1469 sampai privatisasinya pada tahun 1884.<ref name="white porcelain"/> Terdapat 7 buah situs tungku yang diekskavasi yakni situs Usan-ri No. 2, 9, dan 17; Doma-ri No. 1; Geoneop-ri No. 2; Beoncheon-ri No. 5 dan 9; Seondong-ri No. 2 dan 3; Songjeong-dong No. 5 dan 6; serta Bunwon-ri No. 2.
== Corak warna dan dekorasi ==
Corak warna keramik putih pada awal abad ke-15 adalah putih yang diberi cat biru [[kobal]] dan lebih dihargai daripada keramik putih polos karena langkanya dan kerumitan cara pembuatannya.<ref name="white"/> Dari abad ke-17 dan selanjutnya, keramik putih bercorak coklat menjadi terkenal, terutama pada masa harga kobal melonjak dan kualitasnya menjadi tidak seimbang.<ref name="white"/> Pada abad ke-18, keramik putih dengan corak merah menjadi semakin unik walaupun sulit pembuatannya dengan ciri-khas warna merah menyala dan corak yang segar.<ref name="white"/>
Salah satu kategori keramik putih yang disukai oleh istana kerajaan dan kaum elit adalah keramik putih tak berdekorasi, yang diproduksi dalam berbagai tahap di periode Joseon.<ref name="white"/> Pada abad ke-15 dan 16, perabotan [[piring]], [[mangkuk]], [[botol]] dan [[guci]] dalam bentuk yang sederhana namun elegan lebih banyak diproduksi.<ref name="white"/> Perabotan ini digunakan khusus untuk perangkat meja dan bahkan untuk keperluan upacara dan ritual pemakaman.<ref name="white"/> Contohnya adalah guci tali pusar, biasanya digunakan untuk mengubur tali pusar dari [[pangeran]] atau [[putri]].<ref name="white"/> Di abad ke-18, perabot keramik yang paling berkembang adalah [[guci bulan]] (dal-hangari).<ref name="white"/> Kemudian di abad ke-19, dekorasi tempat kuas dan keramik berwarna lain muncul sebagai perlengkapan kaum ilmuwan.<ref name="white"/> Kaum bangsawan dan elit menyukai keramik putih polos sedari awal berdirinya Joseon, yang merfeleksikan bentuk yang minimalis yang diasosiasikan dengan ideologi Neo-Konfusianisme.<ref name="white"/> Filosofi dan estetika ini membuat kurangnya desain keramik yang multicorak ataupun glasir di tahun-tahun berikutnya walaupun gaya tersebut populer di Cina dan Jepang.<ref name="white"/> Namun karena faktor ekonomi, keramik polikrom Cina kemudian diimpor ke Korea dan disukai oleh kaum elit.<ref name="white"/>
== Referensi ==
|