Monumen Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k Kembalikan suntingan 222.124.39.153 ke revisi terakhir oleh IvanLanin
Ndoy (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
'''Monumen Nasional ''' atau yang populer disingkat dengan '''Monas''' atau '''Tugu Monas''' adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat [[Indonesia]] melawan penjajah [[Belanda]]. Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, [[Jakarta Pusat]], dibangun pada tahun [[1960]].
 
Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu [[obeliks]] yang terbuat dari [[marmer]] yang berbentuk [[lingga]] yoni simbol kesuburan ini tingginya 137 [[meter|m]].
 
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor [[perunggu]] yang beratnya mencapai 14,5 [[ton]] dan dilapisi [[emas]] 35 [[kg]]. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih [[kemerdekaan]].
 
Tugu Peringatan [[Nasional]] dibangun di areal seluas 80 [[hektar]]. Tugu ini diarsiteki oleh [[Soedarsono]] dan [[Frederich Silaban]], dengan konsultan Ir. [[Rooseno]], mulai dibangun [[Agustus]] [[1959]], dan diresmikan [[17 Agustus]] [[1961]] oleh [[Presiden Republik Indonesia|Presiden RI]] [[Soekarno]]. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal [[12 Juli]] [[1975]].
 
Pelataran puncak dengan luas 11x11 m dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan [[evelator]] terdapat tangga darurat yang terbuat dari [[besi]]. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota [[Jakarta]]. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan [[Gunung Salak]] di wilayah kabupaten [[Bogor]], [[Jawa Barat]], arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan.
 
Bila menoleh ke Barat membentang [[Bandara Soekarno-Hatta]] yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas.
 
Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 [[ton]] dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.
 
Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk [[bujur sangkar]], berukuran 45x45 m, merupakan pelestarian angka keramat [[Proklamasi|Proklamasi Kemerdekaan RI]] (17-8-1945).
 
Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung [[Pangeran Diponegoro]] yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.
Baris 23:
Landasan dasar Monas setinggi 3 m, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80x80 m, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.
 
Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan [[NKRI|Negara Kesatuan Republik Indonesia]], Kemerdekaan RI, [[bendera]] merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
 
Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.