Hyang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
k link ke kahyangan
Gunkarta (bicara | kontrib)
k Istilah: ranah
Baris 13:
Dalam [[bahasa Sunda]] istilah ''"nga-hyang"'' berarti "menghilang" atau "tak terlihat". Diduga kata ini memiliki kaitan kebahasaan dengan kata "hilang" dalam [[bahasa Melayu]] atau [[bahasa Indonesia]]. Pada perkembangannya istilah "hyang" menjadi akar kata beberapa nama, sebutan, dan istilah yang hingga kini masih dikenal di Indonesia:
* '''Gelar'''. Jika disandingkan dengan kata panggil atau sebutan ''Sang-, Dang-, Ra-''; menjadi kata ''Sanghyang, Danghyang'', atau ''Rahyang'', kata ini menjadi sebutan kehormatan untuk memuliakan [[dewa]] atau [[leluhur]] yang sudah meninggal. Sebagai contoh kata [[Dewi Sri|Sanghyang Sri Pohaci]] dan [[Sang Hyang Widhi]] merujuk kepada [[dewa|dewa-dewi]], sedangkan gelaran Rahyang Dewa Niskala merujuk pada nama seorang raja [[Kerajaan Sunda]] yang telah meninggal. Disamping itu istilah ''Danghyang'' atau ''Danyang'' merujuk pada roh-roh penunggu tempat-tempat tertentu.
* '''Tempat'''. TempatRanah tempat para hyang bersemayam disebut [[Kahyangan]] yang dibentuk dari susunan kata ''ka-hyang-an''. Kini kahyangan diidentikkan dengan [[surga]]. Karena adanya kepercayaan bahwa hyang menghuni tempat-tempat yang tinggi, maka wilayah pegunungan kerap kali dianggap sebagai tempat hyang bersemayam. Nama tempat seperti [[Parahyangan]] merujuk pada jajaran pegunungan di [[Jawa Barat]]. Berasal dari gabungan kata ''para-hyang-an''; ''para'' menunjukkan bentuk jamak, sedangkan akhiran ''-an'' menunjukkan tempat, jadi Parahyangan berarti tempat para hyang bersemayam. Kata parahyangan juga dikenal sebagai salah satu jenis [[pura]] Hindu Bali, ''pura parahyangan'' adalah pura yang terletak di pegunungan sebagai sandingan ''pura segara'' yang terletak di tepi laut. Pegunungan [[Dieng]] di [[Jawa Tengah]] juga memiliki akar kata ''di-hyang'' yang juga berarti "tempat hyang".
* '''Kerja'''. Kata ''[[sembahyang]]'' dalam bahasa Indonesia kini disamakan dengan kegiatan ibadah atau [[shalat]] dalam agama [[Islam]]. Sesungguhnya istilah ini memiliki akar kata ''sembah-hyang'' yang berarti menyembah hyang.