Mikroorganisme indikator: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
19Adelheid (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
19Adelheid (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 57:
Tidak ada indikator yang [[ideal]] untuk semua lingkungan dan memenuhi semua persyaratan<ref name="a"/>. tidak ada suatu indikator yang dapat mencangkup semua jenis indikator<ref name="a"/>. Hal ini disebabkan karena tidak semua bakteri dapat dijadikan indikator bagi [[patogen]]. Virus dan [[protozoa]] memiliki perbedaan [[ukuran]], respon terhadapat tekanan lingkungan, dan perlakuan<ref name="a"/>. Media dan kondisi yang berbeda-beda juga membuat tidak ada indikator yang benar-benar cocok untuk kundisi tertentu<ref name="a"/>. Karena itu dibuat suatu kriteria untuk mentoleransi ketidaksempurnaan tersebut. Setiap negara, setiap daerah memiliki kriteria yang berbeda-beda<ref name="a"/>.Contohnya di Indonesia dilakukan pengelolaa kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Air digolongkan berdasarkan kriteria mutu mejadi kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas IV. Untuk air minum kadar koliform tinja maksimal 2000 dan kadar total koliform maksimal 10000<ref name="a"/>.
==Indikator Makanan==
Mikroorganisme yang menjadi indikator makanan merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen<ref name="b"/>. Misalnya ''E. coli'' tipe I, koliform dan fekal streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara tidak higinis, termasuk keberadaan patogen tertentu<ref name="b"/>. Mikroorganisme indikator ini sering digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan dan air<ref name="b">Anonim. 2006. Mikrobiologi Pangan. [http://rachdie.blogsome.com/2006/10/17/mikrobiologi-pangan/].[2 Mei 2010.</ref>.
== Referensi ==
<references/>
|