Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 3112862 oleh 110.136.161.252 (Bicara)
←Mengosongkan halaman
Baris 1:
{{kegunaan lain|Majapahit}}
{{Infobox Former Country
|conventional_long_name = Majapahit
|common_name = Majapahit
|continent = Asia
|region = Asia Tenggara
|country = Indonesia
|religion = [[Hindu]], [[Buddha]]
|p1 = Singhasari
|s1 = Kesultanan Demak
|year_start = 1293
|year_end = 1527
|date_start = 10 November
|date_end =
|event_start = Penobatan Raden Wijaya
|event_end = Invasi [[Demak]]
|image_flag =
|image_coat = Surya Majapahit.png
|symbol_type = Surya Majapahit*
|image_map = Majapahit Empire id.svg
|image_map_caption = Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan ''[[Nagarakertagama]]''; keakuratan wilayah kekuasaan Majapahit menurut penggambaran [[orang Jawa]] masih diperdebatkan.<ref>{{cite journal |title=Problems of Indonesian Historiography |author=D.G.E. Hall |journal=Pacific Affairs |volume=38 |issue=3/4 |pages=353—359 |date=1956}}</ref>
|capital = Majapahit, Wilwatikta ([[Trowulan]])
|common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]], [[Bahasa Sansekerta|Sansekerta]]
|government_type = Monarki
|title_leader = Raja
|leader1 = Kertarajasa Jayawardhana
|year_leader1 = 1295-1309
|leader2 = Girindrawardhana
|year_leader2 = 1478-1498
|currency = Koin emas dan perak, kepeng (koin perunggu yang diimpor dari Tiongkok)
|footnotes = *Surya Majapahit adalah lambang yang umumnya dapat ditemui di reruntuhan Majapahit, sehingga Surya Majapahit mungkin merupakan simbol kerajaan Majapahit
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Majapahit''' adalah sebuah [[kerajaan]] kuno di [[Indonesia]] yang pernah berdiri dari sekitar tahun [[1293]] hingga [[1500]] [[Masehi|M]]. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan [[Hayam Wuruk]], yang berkuasa dari tahun [[1350]] hingga [[1389]].
 
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan [[Hindu]]-[[Agama Buddha|Buddha]] terakhir yang menguasai [[Semenanjung Malaya]] dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam [[sejarah Indonesia]].<ref name="Ricklefs_19">Ricklefs (1991), halaman 19</ref> Kekuasaannya terbentang di [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], [[Borneo]], Kepulauan Sulu, Manila (Saludung), hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.<ref>Prapantja, Rakawi, trans. by Theodore Gauthier Pigeaud, ''Java in the 14th Century, A Study in Cultural History: The Negara-Kertagama by Pakawi Parakanca of Majapahit, 1365 AD'' (The Hague, Martinus Nijhoff, 1962), vol. 4, p. 29. 34; [[G.J. Resink]], ''Indonesia’s History Between the Myths: Essays in Legal History and Historical Theory'' (The Hague: W. van Hoeve, 1968), hal. 21.</ref>
 
== Historiografi ==
Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit,<ref>{{cite book | last =Taylor | first =Jean Gelman | title =Indonesia: Peoples and Histories | publisher =Yale University Press |date=2003 | location =New Haven and London | pages =pp.29 | url = | doi = | id = ISBN 0-300-10518-5 }} </ref> dan sejarahnya tidak jelas.<ref name="Ricklefs_18">Ricklefs (1991), page 18</ref> Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah ''[[Pararaton]]'' ('Kitab Raja-raja') dalam [[Kawi|bahasa Kawi]] dan ''[[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakretagama]]'' dalam [[bahasa Jawa Kuno]].<ref name="Johns1964">{{cite journal|last=Johns|title=The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography|first=A.H.|journal=The Journal of Asian Studies|date=1964|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0021-9118%28196411%2924%3A1%3C91%3ATROSOA%3E2.0.CO%3B2-Z|volume=24|issue=1|pages=91–99}}</ref> ''Pararaton'' terutama menceritakan [[Ken Arok]] (pendiri [[Kerajaan Singhasari]]) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, ''Nagarakertagama'' merupakan puisi [[Sastra Jawa Kuno|Jawa Kuno]] yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan [[Hayam Wuruk]]. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas.<ref name="Ricklefs_55">M.C. Ricklefs, ''Sejarah Indonesia Modern 1200-2004'', Edisi ke-3. Diterjemahkan oleh S. Wahono dkk. Jakarta: Serambi, 2005, hal. 55.</ref> Selain itu, terdapat beberapa [[prasasti]] dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari [[Tiongkok]] dan negara-negara lain.<ref name="Ricklefs_55"/>
 
Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.<ref>C. C. Berg. ''Het rijk van de vijfvoudige Buddha'' (Verhandelingen der Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, vol. 69, no. 1) Ansterdam: N.V. Noord-Hollandsche Uitgevers Maatschappij, 1962; cited in M.C. Ricklefs, ''A History of Modern Indonesia Since c. 1300'', 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1993, pages 18 and 311</ref> Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.<ref name="Ricklefs_18"/>
 
== Sejarah ==
=== Berdirinya Majapahit ===
[[Berkas:Harihara, statue.jpg|thumb|left|upright|Arca Harihara, dewa gabungan [[Siwa]] dan [[Wisnu]] sebagai penggambaran [[Kertarajasa]]. Berlokasi semula di Candi Simping, [[Blitar]], kini menjadi koleksi [[Museum Nasional Republik Indonesia]].]]
 
Sesudah [[Singhasari]] mengusir [[Sriwijaya]] dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian [[Kubilai Khan]], penguasa [[Dinasti Yuan]] di [[Tiongkok]]. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi<ref name="bennysetiono">{{cite web
| last = Setiono
| first = Benny
| authorlink =
| coauthors =
| year =
| url = http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-martabattionghoa2.htm
| title = Kehancuran dan Kebangkitan Martabat/ Jati Diri Etnis Tionghoa Di Indonesia (bagian 1)
| format =
| work =
| publisher =
| accessdate = 16 Juni
| accessyear = 2008
| quote =
}}</ref> ke Singhasari yang menuntut [[upeti]]. [[Kertanagara]], penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.<ref name="bennysetiono"/><ref>David Bor - ''Khubilai khan and Beautiful princesses of Tumapela'' 2006</ref> Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun [[1293]].
Ketika itu, [[Jayakatwang]], adipati [[Kerajaan Kediri|Kediri]], sudah membunuh Kertanagara. Atas saran [[Aria Wiraraja]], Jayakatwang memberikan pengampunan kepada [[Raden Wijaya]], menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. [[Raden Wijaya]] kemudian diberi hutan [[Tarik]]. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai ''Majapahit'', yang namanya diambil dari buah [[maja]], dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan [[Mongol]] tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing.<ref>Groeneveldt, W.P. ''Historical Notes on Indonesia and Malaya: Compiled from Chinese Sources''. Djakarta: Bhratara, 1960.</ref><ref name="slametmuljana">Slamet Muljana. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (LKIS, 2005)</ref> Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin [[muson]] agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
 
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi [[Kertarajasa|Kertarajasa Jayawardhana]]. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk [[Ranggalawe]], [[Lembu Sora|Sora]], dan [[Nambi]] memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih [[Mahapatih Halayudha|Halayudha]] lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir ([[Kuti]]), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.<ref name="slametmuljana"/> Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
 
Anak dan penerus Wijaya, [[Jayanegara]], adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari ''Kala Gemet'', yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, [[Hayam Wuruk]].
 
=== Kejayaan Majapahit ===
[[Berkas:Apsara_Emas_Majapahit.jpg|left|thumb|upright|''Bidadari Majapahit'' yang anggun, ukiran [[emas]] ''[[apsara]]'' (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai "zaman keemasan" di kepulauan nusantara.]]
[[Berkas:Gajah-Mada.jpg|right|thumb|200px|[[Terakota]] wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada.]]
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun [[1350]] hingga [[1389]]. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, [[Gajah Mada]]. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke [[Palembang]],<ref name="Ricklefs_19"/> menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan [[Sriwijaya]].
 
Menurut ''[[Kakawin Nagarakretagama]]'' pupuh XIII-XV, [[Wilayah taklukan Majapahit|daerah kekuasaan Majapahit]] meliputi [[Sumatra]], [[semenanjung Malaya]], [[Borneo]], [[Sulawesi]], kepulauan [[Nusa Tenggara]], [[Maluku]], [[Papua]], dan sebagian kepulauan [[Filipina]]<ref name="SNI_436">Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). ''Sejarah Nasional Indonesia''. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hal. 436.</ref>. Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja<ref name="Ricklefs_56">Ricklefs (1991), halaman 56</ref>. Majapahit juga memiliki hubungan dengan [[Campa]], [[Kamboja]], [[Siam]], [[Birma]] bagian selatan, dan [[Vietnam]], dan bahkan mengirim duta-dutanya ke [[Tiongkok]].<ref name="Ricklefs_56"/><ref name="Ricklefs_19"/>
 
=== Jatuhnya Majapahit ===
Sesudah mencapai puncaknya pada [[abad ke-14]], kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara ([[Perang Paregreg]]) pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468<ref name="Ricklefs_55"/>.
 
Dalam tradisi Jawa ada sebuah [[kronogram]] atau [[candrasengkala]] yang berbunyi ''sirna ilang kretaning bumi''. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 [[Saka]], atau 1478 [[Masehi]]. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya [[Brawijaya V|Bre Kertabumi]], raja ke-11 Majapahit, oleh [[Girindrawardhana]]<ref name="SNI448">Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 448-451.</ref>.
[[Berkas:Muzium Negara KL38.JPG|thumb|right|Sebuah tampilan model kapal Majapahit di ''[[Muzium Negara]]'', [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]].]]
 
Ketika Majapahit didirikan, pedagang [[Muslim]] dan para penyebar agama sudah mulai memasuki [[Nusantara]]. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan [[Islam]], yaitu [[Kesultanan Malaka]], mulai muncul di bagian barat Nusantara<ref name="Ricklefs_57">Ricklefs (2005), hal. 57.</ref>.
 
Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis ([[Tome Pires]]), dan Italia ([[Pigafetta]]) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan [[Adipati Unus]], penguasa dari [[Kesultanan Demak]], antara tahun 1518 dan 1521 M<ref name="SNI448"/>.
 
== Kebudayaan ==
[[Berkas:Candi Bajang Ratu.jpg|right|thumb|180px|[[Gapura Bajang Ratu]], diduga kuat menjadi gerbang masuk keraton Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di kompleks [[Trowulan]].]]
Ibu kota Majapahit di [[Trowulan]] merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. [[Agama Buddha]], [[Siwa]], dan [[Waisnawa]] (pemuja [[Wisnu]]) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu.
 
Walaupun [[batu bata]] telah digunakan dalam [[candi]] pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya<ref name="Schoppert1997">{{cite book|author=Schoppert, P., Damais, S.|title=Java Style|date=1997|publisher=Periplus Editions|editor=Di dalam Didier Millet (editor):|location=Paris|pages=33–34|id=ISBN 962-593-232-1}}</ref>. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan [[Gula#Gula Merah .28Gula jawa.29|gula merah]] sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah [[Candi Tikus]] dan [[Gapura Bajang Ratu]] di Trowulan, Mojokerto.
 
=== Ekonomi ===
[[Berkas:Majapahit, Piggy Bank.jpg|thumb|[[Celengan]] zaman Majapahit, [[abad 14]]-[[abad 15|15]] [[Masehi]] [[Trowulan]], [[Jawa Timur]]. (Koleksi [[Museum Gajah]], [[Jakarta]])]]
Majapahit merupakan negara [[agraris]] dan sekaligus negara [[perdagangan]]<ref name="Ricklefs_56"/>. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari [[India]] dan [[Tiongkok]] yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa<ref name="SNI220">Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 220.</ref>.
 
Menurut catatan [[Wang Ta-yuan]], [[pedagang]] [[Tiongkok]], komoditas [[ekspor]] Jawa pada saat itu ialah [[lada]], [[garam]], [[kain]], dan [[burung]] [[kakak tua]], sedangkan komoditas impornya adalah [[mutiara]], [[emas]], [[perak]], [[sutra]], [[barang keramik]], dan barang dari [[besi]]. [[Mata uang]]nya dibuat dari campuran [[perak]], [[timah putih]], [[timah hitam]], dan [[tembaga]]<ref name="SNI434">Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 434-435.</ref>. Selain itu, catatan [[Odorico da Pordenone]], biarawan [[Katolik Roma]] dari [[Italia]] yang mengunjungi Jawa pada tahun [[1321]], menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan [[permata]]. <ref name="SNI431">Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 431-432.</ref>
 
=== Struktur pemerintahan ===
Majapahit memiliki struktur [[pemerintahan]] dan susunan [[birokrasi]] yang teratur pada masa pemerintahan [[Hayam Wuruk]], dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya <ref name="SNI451">Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 451-456.</ref>. Raja dianggap sebagai penjelmaan [[dewa]] di dunia dan ia memegang otoritas [[politik]] tertinggi.
 
==== Aparat birokrasi ====
Raja dibantu oleh sejumlah [[pejabat]] birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
:* ''Rakryan Mahamantri Katrini'', biasanya dijabat putra-putra raja
:* ''Rakryan Mantri ri Pakira-kiran'', dewan [[menteri]] yang melaksanakan pemerintahan
:* ''Dharmmadhyaksa'', para pejabat [[hukum]] ke[[agama]]an
:* ''Dharmma-upapatti'', para pejabat keagamaan
 
Dalam ''Rakryan Mantri ri Pakira-kiran'' terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu ''Rakryan Mapatih'' atau ''Patih Hamangkubhumi''. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut ''Bhattara Saptaprabhu''.
 
==== Pembagian wilayah ====
Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah, yang disebut ''Paduka Bhattara''. Mereka biasanya merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam mengumpulkan penghasilan kerajaan, penyerahan [[upeti]], dan pertahanan kerajaan di wilayahnya masing-masing. Dalam [[Prasasti Wingun Pitu]] ([[1447]] M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar ''Bhre''.<ref>Nastiti, Titi Surti. ''Prasasti Majapahit'', dalam situs [http://www.majapahit-kingdom.com/cms/index.php?option=com_content&task=view&id=10&Itemid=7 www.Majapahit-Kingdom.com] dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala. Jumat, 22 Juni 2007.</ref> Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:
{{Col-begin|width=}}
{{Col-5}}
* [[Daha]]
* [[Jagaraga]]
* [[Kabalan]]
{{Col-5}}
* [[Kahuripan]]
* [[Keling]]
* [[Kelinggapura]]
{{Col-5}}
* [[Kembang Jenar]]
* [[Matahun]]
* [[Pajang]]
{{Col-5}}
* [[Singhapura]]
* [[Tanjungpura]]
* [[Tumapel]]
{{Col-5}}
* [[Wengker]]
* [[Wirabumi]]
{{Col-end}}
 
<!--
BHRE KAHURIPAN
# [[Tribhuwana]] [[1309]]-[[1328]], [[1350]]-[[1375]] [[Pararaton]].27:18,19; 29:32 [[Nagarakretagama]].2:2
# [[Hayam Wuruk]] [[1334]]-[[1350]] [[Prasasti Tribhuwana]]
# [[Wikramawardhana]] [[1375]]-[[1389]] [[Suma Oriental]](?)
# [[Surawardhani]] [[1389]]-[[1400]] [[Pararaton]].29:23,26; 30:37
# [[Ratnapangkaja]] [[1400]]-[[1446]] Pararaton .30:5,6; 31:35
# [[Rajasawardhana]] [[1447]]-[[1451]] Pararaton.32:11; [[Prasasti Waringin Pitu]]
# [[Samarawijaya]] [[1451]]-[[1478]] Pararaton .32:23
 
 
BHRE DAHA
# [[Jayanagara]] [[1295]]-[[1309]] Nagarakretagama.47:2; [[Prasasti Sukamerta]] - didampingi Patih [[Lembu Sora]].
# [[Rajadewi]] [[1309]]-[[1375]] Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi Patih Arya Tilam, kemudian [[Gajah Mada]].
# [[Indudewi]] [[1375]]-[[1415]] Pararaton.29:19; 31:10,21
# [[Suhita]] [[1415]]-[[1429]] ?
# [[Jayeswari]] [[1429]]-[[1464]] Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; [[Waringin Pitu]]
# [[Manggalawardhani]] [[1464]]-[[1474]] [[Prasasti Trailokyapuri]]
 
BHRE TUMAPEL
# [[Kertawardhana]] [[1328]]-[[1386]] Pararaton.27:17; 29:34; 30:1; Nagarakretagama.3:1
# Abangnya Suhita [[1389]]-[[1427]] Pararaton.30:3,7,11,12; 31:6,24
# [[Kertawijaya]] [[1429]]-[[1447]] Pararaton.30:4,8; 32:1
# [[Suraprabhawa]] [[1447]]-[[1466]] Pararaton.32:21; Waringin Pitu; [[Trawulan III]]
 
 
BHRE WENGKER
# Wijayarajasa 1328-1388 Par.27:15; 30:19; Nag.4:2
# Ayahnya Sawitri 1389-1427 Par.30:12,17; 31:25
# Girisawardhana 1429-1456 Par.32:15; War.Pitu
 
BHRE LASEM
# Indudewi 1350-1375 Par.27:23; Nag.5:1
# Nagarawardhani 1375-1400 Par.29:22; 30:37
# Kusumawardhani 1389-1400 Par.29:18,21; 30:36
# Istri Bhre Tumapel(II) 1400-1430 Par.30:7; 31:31
# Istri Bhre Tumapel(II) 1406-1430 Par.30:11; 31:31
 
BHRE PAJANG
# Dyah Nartaja 1350-1388 Par.27:24; 29:20; 30:22; Nag.5:2
# Suhita 1389-1415 ?
# Sureswari 1429-1450 Par.30:15; 32:6; War.Pitu
 
BHRE PAGUHAN
# Raden Sumana 1350-1388 Par.27:25; 30:23; Nag.6:2
# Ratnapangkaja 1389-1400 ?
# Ayahnya Sripura 1400-1440 Par.30:13-17; 32:4
 
BHRE KABALAN
# Kusumawardhani 1358-1389 Nag.7:4
# Jayeswari 1415-1429 ?
# Sawitri 1429-1450 Par.30:17; 32:5;War.Pitu; Trawulan III
 
BHRE MATARAM
# Wikramawardhana 1353-1375 Nag.6:3
# Rajasakusuma 1375-1399 ?
# Putri Wirabhumi(II) 1406-1415 Par.30:10; 31:21
# Kertawijaya 1415-1429 Suma Oriental(?)
# Wijayakarana 1451-1478 Par.32:23
 
BHRE MATAHUN
# Raden Larang 1350-1388 Par.27:24; 30:21; Nag.6:1
# Ibunya Sawitri 1406-1415 Par.30:11,13; 31:21
# Samarawijaya 1447-1451 War.Pitu; Trawulan III
 
BHRE WIRABHUMI
# Nagarawardhani 1354-1375 Nag.6:3
# Raja kadaton wetan 1375-1406 Par.29:19,23; 30:9; 31:3,11
# Pureswari 1447- ……. War.Pitu
 
BHRE PANDANSALAS
# Ranamanggala 1375-1400 Par.29:26; 30:5; 31:1
# Raden Jagulu 1400-1430 Par.31:31
# Suraprabhawa 1430-1447 Par.30:18; 32:21
 
BHRE KELING
# Putra Bhre Tumapel(II) 1429-1446 Par.30:16; 31:36
# Rajasawardhana 1446-1447 Par.32:11
# Wijayakarana 1447-1451 War.Pitu
 
BHRE PAMOTAN
# Rajasawardhana 1429-1446 Par.32:11
# Wijayakusuma 1451-1478 Par.32:23
 
BHRE PAWANAWAN
# Surawardhani 1355-1389 Nag.6:4
 
BHRE PAKEMBANGAN
# Putra Bhre Wirabhumi(II) ? Par.30:9
 
BHRE JAGARAGA
# Wijayaduhita 1429-1466 Par.30:13; 32:20; War.Pitu
 
BHRE TANJUNGPURA
# Manggalawardhani 1429-1464 Par.30:14; War.Pitu
 
BHRE KEMBANGJENAR
# Sudharmini 1429- ……. Par.30:16; War.Pitu
 
BHRE SINGAPURA
# Sripura 1429- ……. Par.30:18; War.Pitu; Trawulan III
 
BHRE KALINGGAPURA
# Sudayita 1447- ……. War.Pitu
 
BHRE KERTABHUMI
# Ranawijaya 1451-1478 Par.32:24
 
--->
 
== Raja-raja Majapahit ==
[[Berkas:Majapahit Kings Genealogy.gif|thumb|right|320px |Genealogi keluarga kerajaan Majapahit. Penguasa ditandai dalam gambar ini.<ref>{{cite book | last =Bullough | first =Nigel| title =Historic East Java: Remains in Stone <!--Indonesian 50th independence day commemorative edition-->| publisher =ADLine Communications| date =1995 | location =Jakarta| pages =116–117 | unused_data =|consulting editor: Mujiyono PH|Printed in Singapore }} </ref>]]
Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok<ref name="Ricklefs_55">Ricklefs (2005), hal. 55.</ref>.
# [[Raden Wijaya]], bergelar Kertarajasa Jayawardhana ([[1293]] - [[1309]])
# Kalagamet, bergelar [[Jayanagara|Sri Jayanagara]] ([[1309]] - [[1328]])
# Sri Gitarja, bergelar [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] ([[1328]] - [[1350]])
# [[Hayam Wuruk]], bergelar Sri Rajasanagara ([[1350]] - [[1389]])
# [[Wikramawardhana]] ([[1389]] - [[1429]])
# [[Suhita]] ([[1429]] - [[1447]])
# [[Kertawijaya]], bergelar Brawijaya I ([[1447]] - [[1451]])
# [[Rajasawardhana]], bergelar Brawijaya II ([[1451]] - [[1453]])
# Purwawisesa atau [[Girishawardhana]], bergelar Brawijaya III ([[1456]] - [[1466]])
# Bhre Pandansalas, atau [[Suraprabhawa]], bergelar Brawijaya IV ([[1466]] - [[1468]])
# Bhre Kertabumi, bergelar [[Brawijaya V]] ([[1468]] - [[1478]])
# [[Girindrawardhana]], bergelar Brawijaya VI ([[1478]] - [[1498]])
# Hudhara, bergelar [[Brawijaya VII]] ([[1498]]-[[1518]])<ref>{{cite web
| last = Februana
| first = Ngarto
| authorlink =
| coauthors =
| year = 2007
| url = http://www.ruangbaca.com/ruangbaca/?doky=MjAwNw==&dokm=MTE=&dokd=Mjc=&dig=YXJjaGl2ZXM=&on=Q1JT&uniq=NTg5
| title = Sepak Terjang Para Pendekar
| format =
| work =
| publisher = Tempo
| accessdate = 16 Juni
| accessyear = 2008
| quote =
}}</ref>
 
== Warisan sejarah ==
[[Berkas:Museum für Indische Kunst Dahlem Berlin Mai 2006 033.jpg|thumb|Arca pertapa Hindu dari masa Majapahit akhir. Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.]]
Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad berikutnya.
 
==== Legitimasi politik ====
 
Kesultanan-kesultanan Islam [[Kesultanan Demak|Demak]], [[Kesultanan Pajang|Pajang]], dan [[Kesultanan Mataram|Mataram]] berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunannya melalui [[Brawijaya|Kertabhumi]]; pendirinya, [[Raden Patah]], menurut babad-babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang ''Putri Cina'', yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram atas [[Wirasaba]] tahun 1615 yang dipimpin langsung oleh [[Sultan Agung]] sendiri memiliki arti penting karena merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yang berusaha membuktikan hubungan para rajanya dengan keluarga kerajaan Majapahit — sering kali dalam bentuk makam leluhur, yang di Jawa merupakan ''bukti'' penting — dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit, dan masyarakat Bali menganggap diri mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.<ref name="Schoppert1997"/>
 
Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat [[Kebangkitan nasional|Gerakan Kebangkitan Nasional]] di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit, disamping [[Kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]], sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini.<ref name="Ricklefs_56"/> Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, [[Partai Komunis Indonesia]] menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.<ref>Ricklefs, hal. 363</ref>Sukarno juga mengangkat Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan [[Orde Baru]] menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara.<ref>{{cite book | last = Friend | first = Theodore | authorlink = | coauthors = | title = Indonesian Destinies | publisher = Belknap Press, Harvard University Press | date = | location = Cambridge, Massachusetts and London | pages = p.19 | url = | doi = | id = ISBN 0-674-01137-6 }}</ref> Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.
 
==== Arsitektur ====
[[Berkas:Pair of door guardians SF Asian Art Museum.JPG|thumb|right|Sepasang patung penjaga gerbang [[abad ke-14]] dari kuil Majapahit di Jawa Timur (''[[Museum of Asian Art]]'', [[San Francisco]])]]
Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang [[arsitektur]] di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (''pendopo'') berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab ''Negarakretagama''<!--(see the quotation above)--> telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan [[keraton]] di Jawa serta [[Pura]] dan kompleks perumahan masyarakat di [[Bali]] masa kini.
 
==== Persenjataan ====
Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan [[keris]] berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan [[aristokrasi|aristokrat]] juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.
 
Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan [[tombak]].
<!--
==== Pencak silat ====
Meskipun tidak ada bukti tertulis, banyak perguruan [[pencak silat]] di Nusantara mengklaim memiliki akar tradisi hingga ke zaman Majapahit. Sebagai suatu rezim ekspansionis, tentara Majapahit dapat diduga memiliki kemampuan bertempur yang lebih handal daripada bawahan-bawahannya.
{{takakurat}}
==== Mesiu di Tentara Majapahit ====
{{takakurat}}
Dalam naskah yang ditulis mantan Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru menuliskan, "Majapahit menjadi terkuat di antara kerajaan lainnya di Nusantara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam hingga Filipina), karena perkenalannya dengan senjata api khas mesiu dari Dinasti Yuan (Tiongkok atau China)."
 
"Dinasti Yunan di bawah Kaisar Kubilai Khan, cucu Jengis Khan, di mana tentara Mongol ini berhasil mengalahkan Tentara Salib (Inggris, Perancis, Jerman dan lain-lain) di tanah suci Jerusalem. Bahkan Tentara Salib dari Eropa yang ada di Timur Tengah, meminta bantuan tentara Mongol untuk memerangi tentara Arab-Persia. Dinasti Yuan Menaklukkan Moskow (Rusia), menghancurkan kekuasaan Bulgaria, Irak hingga Vietnam karena menggunakan senjata meriam primitif yang sudah digunakan Dinasti Sung, taklukkan Dinasti Yuan. Perkenalan tentara Mongol (dirintis Jengis Khan) dengan mesiu, ketika Arab dan Eropa belum mengenalnya, menjadikan dua kutub tentara terhebat di dunia yang memperebutkan Jerusalem, harus kalah dengan tentara yang tidak beragama."
 
Akan tetapi kehebatan mesiu, meriam tangan dengan daya ledak terhebat di abad 13 itu, tidak mampu menaklukkan semenanjung Korea, Jepang dan Indonesia (Singasari).
 
Kegagalan pasukan Kubilai Khan yang mampu mengalahkan tentara Salib dan Arab hingga Moskow dengan senjata api, namun tidak mampu menaklukkan Korea dan negara seberang lautan (Jepang dan Indonesia). Terekam dalam lukisan kuno perang antara tentara Mongol versus tentara Samurai di Jepang terdapat bola api meriam.
 
Kemudian ketika menyerang Indonesia (tepatnya di Kerajaan Singasari yang selanjutnya menjadi Imperium Majapahit), terdapat meriam tangan yang tersimpan di museum besar Republik Rakyat Tiongkok. Muhibah dari Venesia (Italia) bernama Marcopolo juga menuliskan, kegagalan pasukan terhebat di masanya namun gagal di Jepang dan Indonesia (Singasari), panglima Mongol yang gagal menaklukkan Indonesia, semua harta keluarganya dirampas Kaisar Kubilai Khan, Penguasa Agung Chatay. Demikian Marcopolo menuliskan.
 
==== Laksamana Hang Tuah ====
{{takakurat}}
{{tone}}
Diperkirakan sekitar tahun 1478 Masehi, berkembang kisah Kesultanan Islam Malaka mengutus [[Hang Tuah|Laksamana Hang Tuah]] berkunjung ke pusat ibukota Majapahit. Selama di Majapahit, Laksamana Hang Tuah tidak mendapatkan peradaban yang tinggi, sebagaimana catatan Laksamana Cheng Ho (Dinasti Ming) saat mengunjungi Majapahit sekitar tahun 1437.
 
Bahkan penguasa Majapahit sudah bukan keturunan dari Raden Wijaya sendiri. Alasannya pendiri Kesultanan Malaka dari wilayah Sriwijaya (Sumatera), masih punya hubungan keluarga dengan Raden Wijaya.
 
Melemahnya pusat ibukota Majapahit, membuat banyak daerah taklukkannya melepaskan diri. Seperti raja pertama Kesultanan Brunei Darussalam yang bertempur dengan markas tentara Majapahit di Paloh (Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat), supaya lepas dari kekuasaan di Jawa. Dan mendirikan kerajaan sendiri, sekitar akhir abad 14.
 
Peta pemberontakan di tanah Melayu juga berkembang di semenanjung Malaysia. Parameswara, keturunan raja Sriwijaya, masuk agama Islam dan mendirikan Kesultanan Malaka di awal abad ke-15.
 
Pun demikian Kesultanan Melaka masih menganggap Majapahit salah satu peradaban yang tidak bisa ditinggalkan, maka dikirimlah misi "muhibah" ke ibukota Majapahit di Trowulan (Provinsi Jawa Timur, Indonesia).
 
Kapal perang Kesultanan Malaka sendiri di masa itu sudah dipersenjatai meriam. Sebagaimana rekaman peperangan dengan Portugis tahun 1511.
Selama di tanah Jawa, Laksamana Hang Tuah memang mendapati pusat Imperium Majapahit tidak seramai yang digambarkan. Selama bertamu di ibukota Majapahit, Hang Tuah mendapat mandat dari penguasa setempat untuk berperang dengan tanah jajahannya bernama Demak (Provinsi Jawa Tengah saat ini, bukan Demak di negara Sarawak-Malaysia Timur), namun belum berupa Kesultanan Demak sebagaimana didirikan Raden Patah tahun 1500.
Hasil pertempuran itu berhasil dimenangi Laksamana Hang Tuah dan pasukan Malaka. Hang Tuah juga berhasil menewaskan pemimpin pemberontak Demak bernama Pangeran Mustafa. Dari lawan tandingnya yang meninggal itu, Hang Tuah mendapati keris yang diberi nama Tamengsari (dalam Bahasa Jawa) atau Tamingsari (dalam Bahasa Malaysia).
 
Arti dari pusaka keris itu, menurut bahasa Jawa, tameng adalah perisai, sedangkan sari adalah intisari ruh jiwa kehidupan. Jadi maksudnya, perisai jiwa.
 
Menurut sejarah besar Malaysia, keris Tamingsari itu sudah hilang. Barang siapa seseorang bertempur menggunakan keris Tamingsari, tidak akan tewas. Di dunia sastra Melayu, di atas mercu kapal di tengah lautan, tangannya mengangkat keris Tamingsari dan menghujam ke langit saat pelayarannya pernah berkata, "Tak akan Melayu hilang ditelan zaman."
Kemudian ketika Hang Tuah kembali lagi ke Malaka, rupanya salah seorang putri Majapahit jatuh hati kepadanya. Demi cintanya ia menyusul ke tanah Malaysia dan menetap di Gunung Ledang. Di Malaysia biasa disebut Gusti Putri yang berjuluk Putri Gunung Ledang. Kepindahannya ke Malaysia karena ibukota Majapahit makin gaduh dengan perebutan kekuasaan.
Gusti Putri menyusul ke tanah Malaka, akhirnya bertemu dengan Laksamana Hang Tuah. Rupanya parasnya yang cantik membuat Sultan Malaka jatuh hati padanya. Kondisi dilematis bagi Putri Gunung Ledang. Dalam syair Melayu lama, kisah asmara Hang Tuah dengan Putri Gunung Ledang biasa disebut kisah Cinta Agung, dan sudah dibuat film termahal di Negara Malaysia di awal abad 21 ini.
--->
 
== Kesenian modern ==
Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.
 
=== Puisi lama ===
* [[Serat]] [[Darmagandhul]], sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena [[Ki Kalamwadi]], namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke [[Islam]] dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.
 
=== Komik dan strip komik ===
* Serial "[[Mahesa Rani]]" karya [[Teguh Santosa]] yang dimuat di Majalah [[Hai]], mengambil latar belakang pada masa keruntuhan [[Singhasari]] hingga awal-awal karier Mada ([[Gajah Mada]]), adik seperguruan Lubdhaka, seorang rekan Mahesa Rani.
* [[Komik]]/Cerita bergambar ''Imperium Majapahit'', karya [[Jan Mintaraga]].
* Komik ''Majapahit'' karya [[R.A. Kosasih]]
* [[Strip komik]] "[[Panji Koming]]" karya [[Dwi Koendoro]] yang dimuat di surat kabar "[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]" edisi Minggu, menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.
 
=== Roman/novel sejarah ===
* ''Sandyakalaning Majapahit'' (1933), roman sejarah dengan ''setting'' masa keruntuhan Majapahit, karya [[Sanusi Pane]].
* ''Kemelut Di Majapahit'', roman sejarah dengan ''setting'' masa kejayaan Majapahit, karya [[Asmaraman S. Kho Ping Hoo]].
* ''Zaman Gemilang'' (1938/1950/2000), roman sejarah yang menceritakan akhir masa Singasari, masa Majapahit, dan berakhir pada intrik seputar terbunuhnya Jayanegara, karya [[Matu Mona/Hasbullah Parinduri]].
* ''Senopati Pamungkas'' (1986/2003), cerita silat dengan ''setting'' runtuhnya [[Singhasari]] dan awal berdirinya Majapahit hingga pemerintahan [[Jayanagara]], karya [[Arswendo Atmowiloto]].
* ''Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit'' (2005), roman karya [[Hermawan Aksan]] tentang [[Dyah Pitaloka Citraresmi]], putri dari [[Kerajaan Sunda]] yang gugur dalam [[Perang Bubat|Peristiwa Bubat]].
* ''[[Gajah Mada (roman)|Gajah Mada]]'' (2005), sebuah [[roman]] sejarah berseri yang mengisahkan kehidupan Gajah Mada dengan ambisinya menguasai [[Nusantara]], karya [[Langit Kresna Hariadi]].
 
=== Film/Sinetron ===
* ''[[Tutur Tinular]]'', suatu adaptasi film karya [[S. Tidjab]] dari serial sandiwara radio. Kisah ini berlatar belakang [[Singhasari]] pada pemerintahan [[Kertanegara]] hingga Majapahit pada pemerintahan [[Jayanagara]].
* ''[[Saur Sepuh]]'', suatu adaptasi film karya [[Niki Kosasih]] dari serial sandiwara radio yang populer pada awal 1990-an. Film ini sebetulnya lebih berfokus pada sejarah Pajajaran namun berkait dengan Majapahit pula.
* ''[[Walisongo (sinetron)|Walisongo]]'', sinetron [[Ramadhan]] tahun [[2003]] yang berlatar Majapahit di masa [[Brawijaya V]] hingga [[Kesultanan Demak]] di zaman [[Sultan Trenggana]].
<!---
* ''[[Puteri Gunung Ledang]]'' adalah sebuah film Malaysia dirilis tahun 2004, mengangkat cerita berdasarkan legenda Melayu terkenal, Puteri Gunung Ledang. Dibintangi Mohamad Nasir bin Mohamad, Adlin Aman Ramlee, dan aktris utama, Tiara Jacquelina yang juga menyanyikan lagu "Asmaradana", disutradarai Saw Teong Hin dan diproduksi Shazalli Ramly. Selain itu, beberapa aktor/aktris Indonesia, antara lain Christine Hakim, Dian Sastrowardoyo dan Alex Komang, juga turut membintangi film ini.
Tiara Jacquelina memenangkan kategori "Aktris Terbaik" pada Festival Film Asia Pasifik ke-50. Biaya produksi Puteri Gunung Ledang merupakan yang tertinggi dalam sejarah pengeluaran film di Malaysia, dan menelan biaya sebanyak 4 juta dolar AS.
-->
 
== Referensi ==
<div class="reflist4" style="height: 300px; overflow: auto; padding: 3px noprint" >
{{reflist|2}}
</div>
 
== Lihat pula ==
* ''[[Kakawin Nagarakretagama]]''
* ''[[Pararaton]]''
* ''[[Kidung Sunda]]''
* [[Kerajaan Singhasari]]
* [[Sejarah Nusantara]]
* [[Gajah Mada]]
 
== Pranala luar ==
{{commonscat}}
<!--broken link*{{id}} [http://www.majapahit-kingdom.com/ Situs resmi] oleh Direktorat Peninggalan Purbakala [[Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia|Depbudpar RI]]-->
* {{en}} [http://www.eastjava.com/books/majapahit/index.html Memories of Majapahit] - memuat sejarah dan keterangan situs-situs peninggalan Majapahit.
* {{id}} [http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00617.html Diskusi tentang Perseteruan Ming dan Majapahit]
 
{{Kotak_mulai}}
{{kotak suksesi
|jabatan=[[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Kerajaan Hindu-Budha]]
|pendahulu=[[Kerajaan Singasari|Singasari]]
|pengganti=[[Kerajaan Pajajaran|Pajajaran]]
|tahun=1292 - 1527
}}
{{Kotak_selesai}}
 
{{Kerajaan di Jawa}}
{{Empires}}
{{featured article}}
 
[[Kategori:Kerajaan Majapahit| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Majapahit]]
[[Kategori:Kerajaan di Jawa Timur|Majapahit]]
 
[[ar:إمبراطورية ماجاباهيت]]
[[de:Majapahit]]
[[en:Majapahit]]
[[fr:Majapahit]]
[[hi:मजापहित साम्राज्य]]
[[it:Majapahit]]
[[ja:マジャパヒト王国]]
[[jv:Karajan Majapait]]
[[ko:마자파힛 왕조]]
[[lt:Madžapahitas]]
[[mr:मजापहीत]]
[[ms:Majapahit]]
[[nl:Majapahit]]
[[pt:Império Majapahit]]
[[ru:Маджапахит]]
[[sa:मजापहित साम्राज्य]]
[[sv:Majapahitriket]]
[[th:อาณาจักรมัชปาหิต]]
[[tl:Madyapahit]]
[[uk:Імперія Меджепегіт]]
[[vi:Majapahit]]
[[zh:满者伯夷]]