Gadis Arivia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 33:
Pada [[1990-an]], Gadis merasa tertarik pada pemikiran baru tentang [[pascamodernisme]]. Ketika itu, Asikin Arif, dosen filsafat Universitas Indonesia, pulang dari [[Jerman]] membawa pemikiran pascamodernisme. Sebuah gerakan yang bermula dari kritik [[seni]], [[arsitektur]] dan [[filsafat]], kemudian berkembang jadi [[skeptisisme]] yang sistematis terhadap teori-teori lama tentang modernisasi dan industrialisasi. Gerakan ini, antara lain dimotori [[Jacques Derrida]] dari Perancis, yang dikenal dengan teori [[dekonstruksi]] dalam filsafat Barat.
 
Gadis tertarik atas pemikiran itu dan ikut aktif membentuk kelompok diskusi [[Lingkaran Studi Filsafat]]. Sampai kemudian, Gadis dapat bertemu Jacques Derrida, sekaligus untuk melanjutkan studi filsafat di perguruan tinggi ilmu sosial, [[Ecole Haute Etudes Scientifique Sociale]], tempat Derrida mengajar. Selama dua tahun ([[1992]] -[[1994]]), dia mengikuti kuliah Jacques Derrida dan aktif membaca dan berdiskusi dengan para mahasiswa.
 
Sepulang dari Perancis, Gadis mengajar studi feminisme dan [[filsafat kontemporer]] di Universitas Indonesia. Saat itu, mahasiswanya mengalami kesulitan lantaran bahan-bahan bacaan berbahasa Indonesia sulit ditemukan. Gadis pun membuat buletin. Dicetak sekitar 200 eksemplar dan langsung habis.