Bahasa Osing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k WikiCleaner 0.99 - Tiga "=" pada Subbagian tk. 1 (Ditemukan oleh Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia) |
|||
Baris 1:
'''Bahasa Osing''' adalah [[dialek]] [[bahasa Jawa]] yang dipertuturkan di daerah [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]. Kata ''osing'' berasal dari kata ''tusing'' dalam [[bahasa Bali]], bahasa daerah tetangganya, yang berarti "tidak".
Jumlah penduduk asli Banyuwangi yang acap disebut sebagai "Lare Using" ini diperkirakan mencapai 500 ribu jiwa dan secara otomatis menjadi pendukung tutur Bahasa Jawa Osing ini. Penutur Bahasa Jawa-Osing ini tersebar terutama di wilayah tengah Kabupaten Banyuwangi, mencakup [[Kecamatan Kabat]], [[Rogojampi]], [[Glagah]], [[Kalipuro]], [[Srono]], [[Songgon]], [[Cluring]], [[Giri]], sebagian kota [[Banyuwangi]], [[Gambiran]], [[Singojuruh]], sebagian [[Genteng]], dan [[Kecamatan Licin]]. Wilayah sisanya dihuni warga berbahasa Jawa dialek Jawa Timuran ([[bahasa Jawa Timuran]] atau Suroboyoan) ataupun [[bahasa Madura]]. Selain di Banyuwangi, penutur bahasa ini juga dapat dijumpai di wilayah [[Kabupaten Jember]], khususnya di Dusun Krajan Timur, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember. Namun dialek Osing di wilayah Jember ini telah banyak terpengaruh bahasa Jawa dan Madura akibat keterisolasiannya dari daerah penutur Osing lainnya di Banyuwangi.
Bahasa Jawa Osing mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain:
Baris 14:
* Palatalisasi [y]. Dalam Bahasa Jawa Osing, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [pa], [da], [wa]. Seperti "bapak" dilafalkan "byapak", "uwak" dilafalkan "uwyak", "embah" dilafalkan "embyah", "Banyuwangi" dilafalkan "byanyuwangai", "dhawuk" dibaca "dyawuk".
Bahasa Jawa Osing mempunyai banyak kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuna yang masih tertinggal. Namun di wilayah Banyuwangi sendiri terdapat variasi penggunaan dan kekunaan juga terlihat di situ. Varian yang dianggap Kunoan terdapat utamanya diwilayah "Giri","Glagah" dan "Licin", [[dimana]] bahasa Osing di sana masih dianggap murni. Sedangkan Bahasa Jawa Osing di Kabupaten Jember telah banyak terpengaruh bahasa Jawa dan Madura. Serta pelafalan yang berbeda dengan Bahasa Jawa Osing di Banyuwangi.
Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang satu sama lain ternyata tidak saling berhubungan. Yakni ''Cara Osing'' dan ''Cara Besiki''. ''Cara Osing'' adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak mengenal bentuk Ngoko-Krama seperti layaknya Bahasa Jawa umumnya. Yang menjadi pembedanya adalah pronomina yang disesuaikan dengan kedudukan lawan bicara, misalnya :
Baris 30:
Sedangkan ''Cara Besiki''adalah bentuk "Jawa Halus" yang dianggap sebagai bentuk wicara ideal. akan tetapi penggunaannya tidak seperti halnya masyarakat Jawa, ''Cara Besiki'' ini hanya dipergunakan untuk kondisi-kondisi khusus yang bersifat ''keagamaan'' dan '''ritual''', selain halnya untuk acara pertemuan menjelang perkawinan.
Kosakata Bahasa Jawa Osing berakar langsung dari bahasa Jawa Kuna, [[di mana]] banyak kata-kata kuna masih ditemukan di sana, di samping itu, pengaruh [[Bahasa Bali]] juga sedikit signifikan terlihat dalam bahasa ini. Seperti kosakata ''sing'' (tidak) dan ''bojog'' (monyet).
Baris 39:
* "Kekel" dari kata "cackle" bermakna "tertawa terpingkal-pingkal"
{{InterWiki|code=oin}}
|