Bungkil inti sawit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
20Lukianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
20Lukianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
</ref> Walaupun BIS proteinnya rendah, tapi kualitasnya cukup baik dan serat kasarnya tinggi.<ref name=dev/> Namun BIS memiliki [[palatabilitas]] yang rendah sehingga menyebabkan kurang cocok untuk ternak [[monogastrik]] dan lebih sering diberikan kepada [[ruminansia]] terutama [[sapi]] perah.<ref name=dev/>
 
Meskipun BIS dapat digunakan sebagai [[pakan]] [[ternak]], namunternyata terdapat masalah lain yang ditemukan pada BIS yakni [[kualitas]] yang BIS bervariasi tergantung pada kandungan minyak BIS dan [[kontaminasi]] tempurung [[kelapa sawit]], serta kandungan asam amino yang sangataminonya tidak seimbang.<ref name=balitnak> [Balitnak] Balai Penelitian Ternak. 2008. Bungkil inti sawit [[potensial]] untuk pakan ternak [terhubung berkala]. http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr301089.pdf [31 Ags 2009].
</ref> NamunSelain itu, yang menjadi masalah utama adalah nilai kecernaan BIS juga cukup rendah, baik kecernaan bahan kering maupun [[protein]] dan [[asam amino]].<ref name=balitnak/> Oleh karena itu, ketika menggunakan BIS dalam jumlah tinggi maka penyusunan pakan harus diatur sedemikian rupa sehingga berbasis [[nutrisi]] tercerna.<ref name=balitnak/><ref name=trobos/>
 
Untuk mengatasi halmasalah tersebutkecernaan BIS yang rendah, perlu dilakukan upaya peningkatan kecernaan bungkil kelapa sawit dengan penambahan [[enzim]] ([[selulase]], [[xylanase]], [[amilase]], [[protease]], dan [[phytase]]) sehingga nutrisi dalam BIS dapat dimaksimalkan.<ref name=am>{{en}} Amri M. 2007. Pengaruh bungkil inti sawit fermentasi dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio L.). ''J Ilmu Pertanian Ind'' 9(1):71-76. </ref> Selain itu, dapat juga dilakukan [[fermentasi]] substrat padat menggunakan mikrob penghasil [[protease]] dan [[karbohidratase]], seperti ''[[Rhizopus oligosporus]]'', ''[[Aspergillus niger]]'' atau ''[[Eupenicilium javanicum]]''. [[Kapang]] ini dapat menurunkan kadar serat kasar dan ''neutral detergent fiber''.<ref name=balitnak/> Selain itu, pada fermentasi BIS dengan kapang, dihasilkan peningkatan kecernaan protein dan karbohidrat. Adapun pertumbuhan kapang dalam [[fermentasi]] ini dipengaruhi oleh kadar air, di mana kadar air optimum sekitar 40-60%.<ref name=am/> Dengan demikian, diharapkan bahan pakan yang dihasilkan dalam jumlah besar dan berkualitas .<ref name=am/>
 
Bungkil inti sawit biasanya dapat diberikan sebesar 30% dalam [[pakan]] ternak.<ref name=bata> {{en}} Batubara LP, Sanchez MD, Pond KR. 1993. Feeding of lambs with palm kernel cake and molasses. ''J Penelitian Peternakan Sungei Putih'' 1:7– 13.
</ref> Namun, menurut Batubara ''et al''. (1993) bungkil inti sawit dapat digunakan sampai sebesar 40% dalam konsentrat untuk penggemukan [[ternak]] yang ditambah dengan 20% [[molases]].<ref name=bata/> Pakan yang hanya terdiri atas 75% bungkil inti sawit dan 25% [[molases]] dapat diberikan untuk pakan ternak dan akan menghasilkan daya cerna sebesar 82,6%, hal tersebut tidak berbeda nyata dengan daya cerna pakan konsentrat kualitas tinggi yaitu sebesar 84,3%, sedangkan tanpa molases hanya 77,8%.<ref name=bata/>Dalam pakan tambahan untuk ternak yang mengandung bungkil inti sawit sampai 55,5%, molases digunakan sampai 7,50% dan menghasilkan pertambahan bobot hidup yang sama dengan [[konsentrat]] [[komersial]].<ref name=batb>{{en}} Batubara LP, Boer M, Elieser S. 1992. Pemberian bungkil inti sawit/molasses dengan/tanpa mineral dalam ransum kerbau. ''J Penelitian Peternakan Sungei Putih'' 1(3) : 11-15.
</ref> Berdasarkan penelitiaan yang menggunakan bungkil inti sawit sebanyak 30% ditambah molases 3,25% dan bahan lainnya pada ternak, hasilnya dapat menyamai bila ternak tersebut diberikan pakan [[konvensional]].<ref name=batb/>