Tsunami: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 79.146.179.186 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 42Fachtur |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7:
[[Berkas:2004 Indonesia Tsunami 100px.gif|thumb|250px|Proses terjadinya tsunami di Indonesia]]
=Penyebab=
Kebanyakan tsunami dihasilkan oleh gempa bumi bawah laut
Tsunami dapat dihasilkan ketika batas lempeng konvergen atau merusak tiba-tiba bergerak dan secara vertikal menggantikan air di atasnya. Sangat tidak mungkin bahwa mereka dapat terbentuk di divergen (konstruktif) atau batas lempeng konservatif. Hal ini karena batas konstruktif atau konservatif umumnya tidak mengganggu perpindahan vertikal kolom air. gempa bumi zona subduksi terkait menghasilkan mayoritas tsunami.
Tsunami memiliki amplitudo kecil (gelombang tinggi) lepas pantai, dan panjang gelombang yang sangat panjang (sering ratusan kilometer panjang), itulah sebabnya mereka umumnya lewat tanpa disadari di laut, membentuk hanya sedikit membengkak biasanya sekitar 300 mm (12 in) di atas normal permukaan laut. Mereka tumbuh tinggi ketika mereka mencapai air dangkal, dalam gelombang shoaling proses yang dijelaskan di bawah ini. Tsunami dapat terjadi dalam keadaan pasang surut dan bahkan pada air surut masih bisa membanjiri wilayah pesisir.
Pada tanggal 1 April, 1946 sebuah-besarnya 7,8 (Skala Richter) terjadi gempa dekat Kepulauan Aleutian, Alaska. Ini menghasilkan tsunami yang menggenangi Hilo di pulau Hawaii dengan 14 meter (46 kaki) gelombang tinggi. Daerah dimana gempa bumi terjadi adalah di mana lantai Samudera Pasifik merupakan subduksi (atau didorong ke bawah) di bawah Alaska.
Contoh tsunami di lokasi jauh dari batas-batas konvergen termasuk Storegga sekitar 8.000 tahun yang lalu, Grand Bank 1929, Papua New Guinea 1998 (Tappin, 2001). Bank Grand Papua New Guinea tsunami berasal dari gempa bumi yang destabilisasi sedimen, menyebabkan mereka mengalir ke laut dan menghasilkan tsunami. Mereka hilang sebelum perjalanan jarak samudra.
Penyebab kegagalan sedimen Storegga tidak diketahui. Kemungkinan termasuk overloading dari sedimen, gempa atau pelepasan gas hidrat (metana dll)
Valdivia gempa tahun 1960 (Mw 9,5) (UTC jam 19:11), gempa Alaska 1964 (Mw 9.2), dan gempa bumi Samudra Hindia 2004 (Mw 9.2) (00:58:53 UTC) adalah contoh-contoh baru-baru ini gempa bumi kuat yang dihasilkan megathrust tsunami (dikenal sebagai teletsunamis) yang dapat menyeberangi lautan seluruh. Lebih kecil (Mw 4.2) gempa bumi di Jepang dapat memicu tsunami (disebut tsunami lokal dan regional) yang hanya dapat menghancurkan pantai di dekatnya, tetapi dapat melakukannya hanya dalam beberapa menit.
Pada 1950-an, itu hipotesis [siapa?] Bahwa tsunami yang lebih besar dari sebelumnya telah diyakini mungkin dapat disebabkan oleh tanah longsor, letusan gunung berapi peledak (misalnya, Santorini dan Krakatau), dan dampak peristiwa ketika mereka air kontak. Fenomena ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari jatuh puing atau perluasan transfer ke air pada laju lebih cepat daripada air dapat menyerap. Media menjulukinya megatsunami.
Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak seperti tsunami trans-samudera, dapat menghilang dengan cepat dan jarang mempengaruhi garis pantai jauh karena wilayah laut kecil yang terkena dampak. Kejadian-kejadian ini dapat menimbulkan gelombang kejut lebih besar lokal (soliton), seperti tanah longsor di kepala Lituya, Teluk tahun 1958, yang menghasilkan gelombang dengan gelombang awal diperkirakan mencapai 524 meter (1.719 kaki). Namun, sebuah longsor sangat besar dapat menghasilkan megatsunami yang bisa menempuh jarak trans-samudera, meskipun tidak ada bukti geologi untuk mendukung hipotesis ini.
== Proses Terjadinya Tsunami ==
Di lautan dalam, tsunami yang [[kuat]] dapat bergerak 700 km per jam.<ref name="Tsunami (Seri">David dan Helen Orme, "Tsunami (Seri Ada Apa Di Bumi? Bencana Alam)", Erlangga for Kids, 9790152884, 97897901528859790152884, 9789790152885.</ref>
|