Gunung Tandikat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k Wisata: redaksi
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 2:
|nama=Tandikat
|gambar=Tandikat-Singgalang.jpg
|caption=Gunung Tandikat (kiri) dan [[Singgalang]] (kanan)<br />dilihat dari puncak [[Marapi]]
|lokasi=[[Kabupaten Padang Pariaman]] dan [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Sumatra Barat]]
|negara=[[Indonesia]]
Baris 12:
|Listing = [[Ribu]]}}
 
'''Gunung Tandikat''' adalah [[gunungapi]] yang berdiri tegak di dataran tinggi [[Minangkabau]], kira–kira 7,5&nbsp;km dari kota [[Padang Panjang]], [[Sumatra Barat]]. Gunung ini membentang lebar ke arah selatan, dan di sebelah baratnya berbatasan dengan [[Danau Maninjau]]. Di sisi utaranya gunung ini berdampingan dengan [[Gunung Singgalang]], sementara sebelah timurnya merupakan gugusan pegunungan [[vulkanik]] Tersier yang sudah tua. Gunung bertipe [[stratovolcano]] ini dikenal juga dengan nama ''Tandikai'' atau ''Tandike'' dalam [[bahasa Minangkabau]].
 
Gunung Tandikat memiliki tiga [[kawah]] yang diberi nama '''Kawah A''', '''B''' dan '''K'''.
Baris 19:
Gunung ini jarang sekali didaki dan [[hewan]] liar seperti [[harimau sumatra]] masih bisa ditemui di [[hutan|hutan-hutan]] Gunung Tandikat ini.
 
Untuk mendaki gunung ini dibutuhkan alat dan kemampuan [[navigasi]] yang memadai. Keadaan jalan setapaknya tidak jelas dan bahkan kadang-kadang hilang atau terputus, serta hutannya masih rapat dan lembab. Selain itu antara ketinggian 650—1.700 m dpl, dijumpai banyak sekali [[pacet]] di sekitar jalan setapaknya. Hal-hal tersebut membuat gunung ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendakinya.
 
Tandikat juga merupakan bagian dari 3 puncak gunung di Minangkabau yang dikenal dengan [[Puncak-puncak Tri Arga]] (yaitu Singgalang, [[Marapi]] dan Tandikat). Meski Tandikat kurang populer di kalangan para pendaki, tapi ini dianggap sebagai nilai lebih. Suasana yang alami dan jarang dijamah manusia menjadikannya berbeda dengan kedua puncak gunung yang lain.
 
=== Jalur rintisan ===
Pendakian dilakukan dari [[Lembah Anai]] ''Resort'' merupakan jalur rintisan pendakian menuju ke puncak Tandikat.
 
Pada tahun 1998 pernah dirintis sebuah jalur pendakian dari titik ini oleh tim [[Mapala Unand]] dengan waktu tempuh 5 hari mendaki dan 2 hari turun. Jalur ini dimulai dari ''tower'' [[Satelindo]] di kawasan Anai Resort pada [[koordinat]] 00°28’52,6” LS - 100°19’14,4” BT dengan [[elevasi]] 665 m dpl. Dari sisi barat lurah dalam, menuju ke arah utara melalui jalan setapak dapat sampai ke puncak, namun jalannya sangat rumit karena [[semak-semak]] yang rapat dan didominasi oleh [[pakis]] dan [[rotan]]. Diperlukan adanya penunjuk jalan agar tidak tersesat. Di samping itu keharusan menyeberang banyak [[anak sungai]], yang di waktu [[hujan]] menjadi aliran [[sungai]] yang cukup deras, menjadi kesulitan tersendiri untuk melewatinya.
 
Sekitar 45 menit berjalan santai dari ''tower'' akan tiba di [[air terjun Lurah]]. Air terjun ini sangat alami karena berada di tengah [[rimba]] dan jarang orang yang mengunjunginya. Tingginya sekitar 25 meter dan di bawahnya terbentuk kolam yang cukup dalam, akan tetapi tidak mudah untuk turun ke air terjun tersebut. Yang menarik air terjun ini juga merupakan wilayah perlintasan hewan [[primata]] [[siamang]] dan [[simpai]] di daerah ini.
 
Selanjutnya perjalanan akan mengarah ke barat menuju punggungan di atas sungai [[Paraman Sani]], yang merupakan sumber air untuk Anai Resort. Jalur jalan setapak ini sudah tersedia hingga ketinggian 867 m dpl. Dari sini jalan dilanjutkan hingga melewati [[Bukit Sangkur]], dari puncak bukit ini terlihat pemandangan [[lembah]] yang sangat indah dan sungai Paraman Sani yang membelah Gunung Tandikat dan [[Gunung Gadang]]. Dari tebing gunung Tandikat akan banyak terlihat air terjun, dan semakin banyak jika hujan turun.
 
Antara ketinggian 1.000 hingga 1.500 m dpl rute yang ditempuh sangat curam<!-- , bisa mencapai 85° hingga 90° tingkat kemiringannya-->. Pada saat cuaca cerah, dari titik-titik tertentu di punggungan gunung tersebut pemandangannnya terbuka, sehingga bisa dilihat keindahan panorama kota [[Pariaman]] dan batas pantainya dengan jelas. Pada ketinggian sekitar 1.200 m dpl gigir gunung ini tipis dan jurang menganga di kanan kiri jalan mendominasi jalurnya.
 
=== Akses pendakian lainnya ===
Baris 52:
Gunung Tandikat mempunyai pemandangan yang sangat indah sebagaimana layaknya sebuah [[gunung api]], dan dapat dijadikan objek tujuan wisata yang sangat menyenangkan.
 
Hingga tahun 2006 gunung ini belum pernah meletus, keadaan puncaknya banyak ditumbuhi oleh pohon dan semak-semak membuat sedikit susah dan harus merintis jalan menuju puncak. Selain itu pengunjung bisa menuruni [[kawah]] gunung, yang di dasarnya terdapat beberapa lubang [[kepundan]] kecil yang mengeluarkan [[asap]] [[belerang]] serta berbunyi menderu. Dasar kawah ini cukup luas dan bisa untuk mendirikan [[tenda]]. Di samping itu juga terdapat [[telaga]] kecil namun airnya berasa belerang.
 
Di sekitar G. Tandikat ini terdapat banyak [[air terjun]], baik yang musiman maupun permanen. Sungai-sungainya pun sangat jernih airnya, nyaris tidak terdapat endapan [[lumpur]] di dalamnya.
 
Kawasan hutan lindungnya merupakan tempat hidup banyak jenis hewan liar. Burung [[rangkong]], [[simpai]] dan [[siamang]] mudah ditemui, terutama dalam perjalanan mendaki dari arah Lembah Anai ''Resort.''