Ha (aksara Bali): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k ubah gambar
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 40:
Kata-kata dalam [[bahasa Bali]] asli yang diawali dengan bunyi vokal (selain /a/) cenderung ditulis menggunakan Ha.<ref name="Ting"/> Contohnya antara lain: ''ilang'' (ditulis: hilang; dibaca: /ilaŋ/), ''ubet'' (ditulis: hubet; dibaca: /ubət̪/), ''enggal'' (ditulis: henggal; dibaca: /ɛŋɡal/), ''olih'' (ditulis: holih; dibaca: /oːleh/), dll.
 
Kata dalam [[bahasa Bali]] yang diserap dari bahasa non-Bali, yang mengandung bunyi /a/, tidak pantas ditulis memakai huruf Ha, tetapi memakai huruf [[A kara]].<ref name="Ting"/> Demikian pula pada bunyi vokal lainnya, harus memakai huruf yang sesuai dengan vokal yang dimaksud ([[I kara]], [[U kara]], dan sebagainya). Contohnya: ''Arjuna'' (dari bahasa Sanskerta: Arjuna), ''ica'' (dari bahasa Sanskerta: icchā), ''utara'' (dari bahasa Sanskerta: uttara), ''eka'' (dari bahasa Sanskerta: eka), dan lain-lain.
 
Gantungan Ha mirip bentuknya dengan huruf [[Pa (aksara Bali)|Pa]]. Letak penulisannya di bawah huruf (menggantung). Gantungan Ha juga dapat dipakai sebagai gantungan A kara, karena A kara tidak memiliki gantungannya sendiri.
 
Bunyi /h/ juga dapat ditulis dengan menggunakan [[bisah]], namun penggunaannya sebatas pada suku kata terakhir saja. Apabila terdapat bunyi /h/ di tengah kata, dan tidak diikuti oleh huruf vokal, Ha dapat berfungsi sebagai pengganti bisah. Contoh kata yang mengandung bunyi konsonan /h/ di tengah kata: ''"ci<u>h</u>na"'' (bahasa Bali), ''"Bra<u>h</u>ma"'', ''"ji<u>h</u>wa"'' (bahasa Sanskerta), dan sebagainya.