Orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
memindahkan sebahagian teks ke artikel Daftar suku-suku minang |
merapikan |
||
Baris 35:
== Asal usul ==
{{
Suku Minang merupakan bagian dari masyarakat ''Deutro Melayu'' (Melayu Muda) yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke pulau Sumatera sekitar 2.500-2.000 tahun yang lalu. Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur pulau Sumatera, menyusuri aliran sungai Kampar sampai ke dataran tinggi di lembah [[Limapuluh Koto]], [[Agam]], dan [[Tanah Datar]]. Ketiga lembah yang dikenal dengan ''Luhak nan Tigo'' ini menjadi kampung halaman orang Minangkabau.<ref>Graves (1981), p. 4.</ref>
Baris 46:
=== Persukuan ===
{{utama|Daftar Suku-suku Minang}}
Suku merupakan basis dari organisasi sosial dan sekaligus tempat pertarungan kekuasaan yang fundamental. Pengertian awal kata suku dalam [[Bahasa Minangkabau|Bahasa Minang]] dapat bermaksud ''satu per-empat'', sehingga jika dikaitkan dengan pendirian suatu [[nagari]] di [[Minangkabau]], dapat dikatakan sempurna apabila telah terdiri dari komposisi empat suku yang mendiami kawasan tersebut. Selanjutnya, setiap suku dalam tradisi Minang, diurut dari garis keturunan yang sama dari pihak ibu, dan diyakini berasal dari satu keturunan nenek moyang yang sama<ref name="Datuk" />.
Baris 62 ⟶ 61:
=== Penghulu ===
{{utama|Penghulu | Datuk}}
Penghulu atau biasa yang digelari dengan datuk, merupakan kepala kaum-keluarga yang diangkat oleh anggota keluarga untuk mengatur semua permasalahan kaum. Penghulu biasanya seorang laki-laki yang terpilih diantara anggota kaum laki-laki lainnya. Setiap kaum-keluarga akan memilih seorang laki-laki yang pandai berbicara, bijaksana, dan memahami adat, untuk menduduki posisi ini. Hal ini dikarenakan ia bertanggung jawab mengurusi semua harta pusaka kaum, membimbing kemenakan, serta sebagai wakil kaum dalam masyarakat nagari. Setiap penghulu berdiri sejajar dengan penghulu lainnya, sehingga dalam rapat-rapat nagari semua suara penghulu yang mewakili setiap kaum bernilai sama.
Baris 70 ⟶ 69:
=== Unsur Masyarakat ===
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah ''Tali nan Tigo Sapilin''. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dipecahkan oleh ketiga unsur itu secara musyawarah mufakat.
Baris 86:
=== Gelombang Rantau ===
[[Merantau]] pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah mencatat [[migrasi]] pertama terjadi pada abad ke-7, dimana banyak pedagang-pedagang emas yang berasal dari pedalaman Minangkabau melakukan perdagangan di muara [[Kota Jambi|Jambi]], dan terlibat dalam pembentukan [[Kerajaan Malayu]].<ref>{{cite book | last =Munoz | first =Paul Michel | authorlink = | coauthors = | title =Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula | publisher = | date =2006 | location = | url = | doi = | isbn = | page = }}</ref> Migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14, dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir timur Sumatera. Mereka mendirikan koloni-koloni dagang di [[Kabupaten Batubara|Batubara]], [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], hingga melintasi selat ke [[Penang]] dan [[Negeri Sembilan]], [[Malaysia]]. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatera. Di sepanjang pesisir ini perantau Minang banyak bermukim di [[Meulaboh]], [[Aceh]] tempat keturunan Minang dikenal dengan sebutan [[Aneuk Jamee]], [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]], hingga [[Bengkulu]].<ref>{{cite book |last=Dobbin|first=Christine|title=Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847}}</ref> Setelah [[Kesultanan Malaka]] jatuh ke tangan [[Portugis]] pada tahun 1511, banyak keluarga Minangkabau yang berpindah ke [[Sulawesi Selatan]]. Mereka menjadi pendukung [[kerajaan Gowa]], sebagai pedagang dan administratur kerajaan. Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti, sebagai cikal bakal keluarga Minangkabau di Sulawesi.<ref>'''www.rajaalihaji.com''' [http://www.rajaalihaji.com/id/article.php?a=YURIL3c%3D= Melayu-Bugis-Melayu dalam Arus Balik Sejarah]</ref> Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada abad ke-18, yaitu ketika Minangkabau mendapatkan hak istimewa untuk mendiami kawasan [[Kerajaan Siak]].
Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, migrasi besar-besaran kembali terjadi pada tahun [[1920]], ketika perkebunan [[tembakau]] di [[Deli Serdang]], [[Sumatera Timur]] mulai dibuka. Pada masa kemerdekaan, Minang perantauan banyak mendiami kota-kota besar di [[Jawa]], terutama Jakarta. Kini Minang perantauan hampir tersebar di seluruh dunia.
Baris 101:
Para perantau yang pulang ke kampung halaman, biasanya akan menceritakan pengalaman merantau kepada anak-anak kampung. Daya tarik kehidupan para perantau inilah yang sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Minangkabau sedari kecil. Siapa pun yang tidak pernah mencoba pergi merantau, maka ia akan selalu diperolok-olok oleh teman-temannya.<ref name>{{cite book | last =Radjab | first =Muhammad | authorlink = | coauthors = | title =Semasa Ketjil di Kampung (1913-1928): Autobiografi Seorang Anak Minangkabau | publisher =Balai Pustaka | date =1950 | location =Djakarta | url = | doi = | isbn = | page = }}</ref> Hal inilah yang menyebabkan kaum pria Minang memilih untuk merantau. Kini wanita Minangkabau pun sudah lazim merantau. Tidak hanya karena alasan ikut suami, tapi juga karena ingin berdagang, meniti karier dan melanjutkan pendidikan.
Menurut [[Rudolf Mrazek]], sosiolog [[Belanda]], dua tipologi budaya Minang, yakni dinamisme dan anti-parokialisme melahirkan jiwa merdeka, kosmopolitan, egaliter, dan berpandangan luas, hal ini menyebabkan tertanamnya budaya merantau pada masyarakat Minangkabau.<ref>'''www.antara-sumbar.com''' [http://www.antara-sumbar.com/id/index.php?sumbar=perspektif&j=&id=1 Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Ma'arif, Satu Nomor Contoh Produk Tradisi Merantau]</ref> Semangat untuk merubah nasib dengan mengejar ilmu dan kekayaan, serta pepatah Minang yang mengatakan ''Karatau madang dahulu, babuah babungo alun, marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun'' (lebih baik pergi merantau karena dikampung belum berguna) mengakibatkan pemuda Minang untuk pergi merantau sedari muda.
==== Faktor Ekonomi ====
Penjelasan lain adalah pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan bertambahnya sumber daya alam yang dapat diolah. Jika dulu hasil pertanian dan perkebunan, sumber utama tempat mereka hidup dapat menghidupi keluarga, maka kini hasil sumber daya alam yang menjadi penghasilan utama mereka itu tak cukup lagi memberi hasil untuk memenuhi kebutuhan bersama, karena harus dibagi dengan beberapa keluarga. Selain itu adalah tumbuhnya kesempatan baru dengan dibukanya daerah perkebunan dan pertambangan. Faktor-faktor inilah yang kemudian mendorong orang Minang pergi merantau mengadu nasib di negeri orang. Untuk kedatangan pertamanya ke tanah rantau, biasanya para perantau menetap terlebih dahulu di rumah [[dunsanak]] yang dianggap sebagai induk semang. Para perantau baru ini biasanya berprofesi sebagai pedagang kecil.
Baris 112 ⟶ 113:
== Orang Minangkabau dan Kiprahnya ==
[[Berkas:Famousminang.jpg|thumb|Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Soetan Sjahrir, Fahmi Idris]]
Suku Minang terkenal sebagai suku yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca-negara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis, dan [[Pedagang Minangkabau|pedagang]]. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke-20 merupakan orang Minang.<ref>{{cite book|publisher=Majalah Tempo Edisi Khusus Tahun 2000|date = December|year =1999 | accessdate = }}</ref>
Keberhasilan dan kesuksesan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan. Sejak dulu mereka telah pergi merantau ke berbagai daerah di [[Jawa]], [[Sulawesi]], [[Malaysia|semenanjung Malaysia]], [[Thailand]], [[Brunei]], hingga [[Philipina]]. Di tahun 1390, Raja Bagindo mendirikan [[Kesultanan Sulu]] di Philipina selatan. Pada abad ke-14 orang Minang melakukan migrasi ke [[Negeri Sembilan]], Malaysia dan mengangkat raja untuk negeri baru tersebut dari kalangan mereka. [[Raja Melewar]] merupakan raja pertama Negeri Sembilan yang diangkat pada tahun [[1773]]. Di akhir abad ke-16, ulama Minangkabau Dato Ri Bandang, Dato Ri Patimang, dan Dato Ri Tiro, menyebarkan Islam di Indonesia timur dan mengislamkan [[kerajaan Gowa]]. Setelah gagal merebut tahta [[Kesultanan Johor]], pada tahun 1723 putra [[kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] yang bergelar [[Abdul Jalil Rahmad Syah I dari Siak|Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I]] mendirikan Kerajaan Siak di daratan Riau.<ref>
Kedatangan reformis Muslim yang menuntut ilmu di [[Kairo]] dan [[Mekkah]] mempengaruhi sistem pendidikan di Minangkabau. Sekolah Islam modern [[Sumatera Thawalib]] dan [[Diniyah Putri]] banyak melahirkan aktivis yang banyak berperan dalam proses kemerdekaan, antara lain [[Ahmad Rasyid Sutan Mansur|A.R Sutan Mansur]], [[Siradjuddin Abbas]], dan [[Djamaluddin Tamin]].
Baris 123 ⟶ 124:
Pada periode 1920 - 1960, banyak politisi Indonesia berpengaruh lahir dari ranah Minangkabau. Menjadi salah satu motor perjuangan kemerdekaan Asia, pada tahun 1923 [[Tan Malaka]] terpilih menjadi wakil [[Komunis Internasional]] untuk wilayah Asia Tenggara. Politisi Minang lainnya [[Muhammad Yamin]], menjadi pelopor [[Sumpah Pemuda]] yang mempersatukan seluruh rakyat [[Hindia-Belanda]]. Di dalam [[Volksraad]], politisi asal Minang-lah yang paling vokal. Mereka antara lain [[Jahja Datoek Kajo]], [[Agus Salim]], dan Abdul Muis. Tokoh Minang lainnya [[Mohammad Hatta]], menjadi ko-proklamator kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan, empat orang Minangkabau duduk sebagai perdana menteri ([[Sutan Syahrir]], Mohammad Hatta, [[Abdul Halim]], [[Muhammad Natsir]]), seorang sebagai presiden ([[Assaat]]), seorang sebagai wakil presiden (Mohammad Hatta), seorang menjadi pimpinan parlemen ([[Chaerul Saleh]]), dan puluhan yang menjadi menteri, di antara yang cukup terkenal ialah [[Azwar Anas]], [[Fahmi Idris]], dan [[Emil Salim]]. Emil bahkan menjadi orang Indonesia terlama yang duduk di kementerian RI. Minangkabau, salah satu dari dua etnis selain etnis [[Suku Jawa|Jawa]], yang selalu memiliki wakil dalam setiap kabinet pemerintahan Indonesia. Selain di pemerintahan, di masa [[Demokrasi liberal]] parlemen Indonesia didominasi oleh politisi Minang. Mereka tergabung kedalam aneka macam partai dan ideologi, islamis, nasionalis, komunis, dan sosialis.
Di samping menjabat gubernur provinsi Sumatera Tengah/Sumatera Barat, orang-orang Minangkabau juga duduk sebagai gubernur provinsi lain di Indonesia. Mereka adalah [[Datuk Djamin]] ([[Jawa Barat]]), [[Daan Jahja]] ([[Jakarta]]), Muhammad Djosan dan Muhammad Padang ([[Maluku]]), Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuniang dan Moenafri ([[Sulawesi Tengah]]), [[Adenan Kapau Gani]] ([[Sumatra Selatan]]), Eni Karim ([[Sumatera Utara]]), serta Djamin Datuk Bagindo ([[Jambi]]).<ref>
Beberapa partai politik Indonesia didirikan oleh politisi Minang. PARI dan [[Partai Murba|Murba]] didirikan oleh Tan Malaka, [[Partai Sosialis Indonesia]] oleh Sutan Sjahrir, PNI Baru oleh Mohammad Hatta, [[Masyumi]] oleh Mohammad Natsir, [[Perti]] oleh [[Syekh Sulaiman ar-Rasully|Sulaiman ar-Rasuli]], dan [[Persatuan Muslim Indonesia|Permi]] oleh [[Rasuna Said]]. Selain mendirikan partai politik, politisi Minang juga banyak menghasilkan buku-buku yang menjadi bacaan wajib para aktifis pergerakan. Buku-buku bacaan utama itu antara lain, ''Naar de Republiek Indonesia'', ''Madilog'', dan ''Massa Actie'' karya Tan Malaka, ''Alam Pikiran Yunani'' dan ''Demokrasi Kita'' karya Hatta, ''Fiqhud Dakwah'' dan ''Capita Selecta'' karya Natsir, serta ''Perjuangan Kita'' karya Sutan Sjahrir.
Baris 137 ⟶ 138:
Pemeran dan penyanyi Minang yang terkenal beberapa di antaranya adalah [[Ade Irawan]], [[Dorce Gamalama]], [[Eva Arnaz]], [[Nirina Zubir]], dan [[Titi Sjuman]]. Pekerja seni lainnya, ratu kuis [[Ani Sumadi]], menjadi pelopor dunia perkuisan di Indonesia. Karya-karya beliau seperti kuis ''[[Berpacu Dalam Melodi]]'', ''Gita Remaja'', ''Siapa Dia'', dan ''Tak Tik Boom'' menjadi salah satu acara favorit keluarga Indonesia. Di samping mereka, [[Soekarno M. Noer]] beserta putranya [[Rano Karno]], mungkin menjadi pekerja hiburan paling sukses di Indonesia, baik sebagai aktor maupun sutradara film. Pada tahun 1993, ''Karno's Film'' perusahaan film milik keluarga Soekarno, memproduksi film seri dengan peringkat tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia, ''[[Si Doel Anak Sekolahan]]''.
Di luar negeri, orang Minangkabau juga dikenal kontribusinya. Di Malaysia dan Singapura, antara lain [[Tuanku Abdul Rahman]] ([[Yang Dipertuan Agung]] pertama Malaysia), [[Yusof bin Ishak]] (presiden pertama [[Singapura]]), [[Zubir Said]] (komposer lagu kebangsaan Singapura ''Majulah Singapura''), [[Sheikh Muszaphar Shukor]] (astronot pertama Malaysia), [[Syeikh Tahir Jalaluddin Al-Azhari|Tahir Jalaluddin Al-Azhari]], dan [[Adnan bin Saidi]]. Di negeri [[Belanda]], [[Roestam Effendi]] yang mewakili Partai Komunis Belanda, menjadi satu-satunya orang Indonesia yang pernah duduk sebagai anggota parlemen.<ref>'''www.tempointeraktif.com''' [http://www.tempointeraktif.com/hg/caping/1979/06/02/mbm.19790602.CTP54667.id.html Mengenang Sastrawan Rustam Effendi]</ref>. Di [[Arab Saudi]], hanya [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], orang non-[[Suku Arab|Arab]] yang pernah menjadi imam besar [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]].
== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}
== Lihat pula ==▼
▲* [[Pedagang Minangkabau]]
▲* [[Budaya Minangkabau]]
* [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009]]▼
== Literatur ==
Baris 155 ⟶ 148:
* {{de}} Dieter Weigel: ''Reisemosaik bei den Minangkabau. Sumatra. Heiteres, Ernstes, Alltägliches, Unglaubliches''. Jahn und Ernst, Hamburg 1998, ISBN 3-89407-208-3 (Erlebnisbericht)
* [[A.A. Navis]], ''Curaian Adat Minangkabau''
▲== Lihat pula ==
▲* [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009]]
== Pranala luar ==
* [http://groups.google.com/group/RantauNet RantauNet] Mailing List Komunitas Minangkabau (Urang Awak)yang pertama dan terbesar di Internet (sejak 1993)
* [http://www.cimbuak.net Cimbuak.net] Komunitas virtual masyarakat Minangkabau di dunia maya.
* [http://www.kaskus.us/forumdisplay.php?f=156 Kaskus Regional Minang] Online Komunitas masyarakat Minangkabau di dunia maya.
* {{id}} [http://www.ranah-minang.com/ Ranah-Minang.Com] Media online yang menyajikan berita dan informasi tentang Sumbar serta adat-istiadat dan budaya Minangkabau
* {{id}} [http://www.pelaminanminang.com/ Pelaminan Minang] Mengupas sedikit mengenai adat istiadat dan sejarah masyarakat Minangkabau dan merupakan salah satu pelestari perkawinan adat minangkabau asli
* [http://wawasanislam.wordpress.com/2008/05/29/ilyas-ya%E2%80%99kub-1903-1958-ulama-dan-pahlawan-nasional-indonesia/ wawasanislam.wordpress.com] ILYAS YA’KUB (1903-1958) Ulama dan Pahlawan Nasional Indonesia
* [http://psbjelebu.blogspot.com/2005/06/asal-usul-adat-perpatih.html psbjelebu.blogspot.com] ASAL USUL ADAT PERPATIH
<br>
{{Daftar Suku-suku Minang}}
|