Taoisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
k Bot melakukan perubahan kosmetika |
||
Baris 22:
Tokoh sentral dari Taoisme adalah Lao Tzu. Mengenai biografinya, terdapat sebuah pertanyaan mengenai kebenaran historis Lao Tzu. Ada berbagai pihak yang memperdebatkan mengenai hal ini. Ada pihak yang menyatakan Lao Tzu hanya tokoh rekaan, karena cerita-cerita mengenai dirinya banyak yang tidak masuk akal. Di pihak lain, ada yang menerima semua cerita dan tradisi mengenai Lao Tzu. Akan tetapi, ada juga pihak yang tidak terlalu memperdebatkan mengenai Lao Tzu. Mereka menerima tokoh Lao Tzu benar-benar ada, namun hal itu tidak terlalu penting untuk dibicarakan. Mereka lebih suka membahas kitabnya dan isi pengajaran Taoisme.<ref>H.G. Creel. 1990. ''Alam Pikiran Cina: Sejak Confucius sampai Mao Zedong''. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Hal. 103.</ref>
Sumber mengenai kehidupan Lao Tzu dapat dilihat dalam Shih Chi yang merupakan catatan sejarah dari Suma Chien.<ref name="Morgan"></ref> Meskipun Suma Chien mengetahui ada konflik historis di dalan cerita tersebut, namun ia tetap menulis apa adanya, karena ia tidak mengetahui mana yang benar atau tidak.<ref name="Morgan">Diane Morgan. 2001. ''The Best Guide to Eastern Philosophy and Religion.'' Los Angeles: Renaissance Books. Hal. 223-224.</ref>
Menurut tradisi Lao Tzu lahir kira-kira tahun 640 SM di negara Ch’u (provinsi Honan).<ref name="Smith"></ref> Nama Lao Tzu dapat diterjemahkan sebagai “Putra Tua”, “Sahabat Tua”, ataupun “Sang Guru Tua”.<ref name="Smith"></ref> Sebutan ini merupakan suatu gelar kecintaan dan penghormatan.<ref name="Smith"></ref> Menurut legenda, ia dilahirkan tanpa dosa sama sekali oleh sebuah meteor; dan dikandung oleh ibunya selama delapan puluh dua tahun.<ref name="Smith"></ref> Pekerjaannya adalah pemelihara arsip, dan bahwa dengan pekerjaannya itu ia hidup secara sederhana dan tidak banyak tuntutan.<ref name="Smith"></ref> Kepribadiannya, hampir seluruhnya didasarkan pada sebuah buku kecil yang dianggap ditulis oleh beliau sendiri.<ref name="Smith"></ref>
Baris 68:
Menurut pandangan Taoisme, hidup manusia sudah digariskan oleh ‘langit’.<ref name="Takwin"></ref> Manusia sudah memiliki jalannya masing-masing. Yang harus dilakukan manusia hanya meneliti jalan itu dan mengikuti jejak itu tanpa coba memaksakan pandangannya yang sempit, serta tanpa kehendak ingin menyelewangkan diri dari yang alamiah demi keuntungan pribadi.<ref name="Takwin"></ref> Sikap semacam itulah yang disebut dengan Wu Wei, yang artinya tidak mencampuri.<ref name="Takwin"></ref> Wu-wei dapat juga diartikan ‘tidak berkeinginan’.<ref name="Takwin"></ref> Manusia dalam pandangan Taoisme, harus menghilangkan keinginannya, dan mengikuti jalannya proses alam tanpa mencampuri proses itu.<ref name="Takwin"></ref>
Menurut Taoisme, apabila manusia menjadi sombong dan melakukan hal di luar kemampuannya, maka suatu saat dia akan mendapat celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita.<ref name="Sudarman"></ref> Karena itu, seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan memilih mengundurkan diri dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk tidak menonjolkan dirinya.<ref name="Sudarman"></ref> Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai ketentraman batin.<ref name="Sudarman"></ref> Hal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap harta tersebut. Apabila harta dibuang namun masih ada kemelekatan terhadapa harta tersebut, maka sia-sia saja.<ref name="Sudarman"></ref> Karena itu buanglah kemelekatan terhadap harta dari diri manusia, dan harta benda harus digunakan untuk kepentingan sosial.<ref name="Sudarman"></ref> Dengan demikian manusia tidak akan merasakan penderitaan akibat kehilangan harta. Seperti tertulis dalam Daode Ching Bab 2 ayat 11b: “…Oleh karena tidak mempunyai apa-apa, maka dia tidak pernah kehilangan apa-apa.”<ref name="Sudarman">Sutradharma Tj. Sudarman. 1998. ''Menjalani Kehidupan Buddhisme, Confuciusme dan Taoisme''. Jakarta: Sunyata. Hal. 180-181.</ref>
Manusia yang mengikuti Dao tidak mencampuri hidup orang lain, dalam arti ia tidak memaksakan orang lain membutuhkan, ia menolong mereka menjadi bebas dengan mengikuti Dao.<ref name="Takwin"></ref> Manusia yang baik adalah yang mampu mengikuti jalannya alam semesta sesuai dengan Dao.<ref name="Takwin"></ref>
Baris 129:
# [http://www.chigung.org/Soft_Show.asp?SoftID=44| Catatan Laozi dalam Shiji]
# [http://www.chinataoism.org/showtopic.php?id=1066| Pengkajian tempat lahir Laozi (老子诞生地考)]
# [http://www.chinataiwan.org/web/webportal/W5267121/Uniulq/A241589.html Laozi dan Gunung Laozi]
# [http://www.chinaculture.org/gb/cn_zgwh/node_1831.htm Tokoh-tokoh Taoisme]
# [http://www.chinaculture.org/gb/cn_madeinchina/2005-09/29/content_73461.htm Laozi]
Baris 144:
# [http://www.gb.taoism.org.hk/general-taoism/origin&formation-of-taoism/pg1-1-1-6.htm Pemahaman tentang Agama Dao dan Daojia]
# [http://www.taoist.org.cn/xinyang/daode.htm Belajar Daode]
# [http://www.stanford.edu/~pregadio/taoism/ref_works_6.html
# [http://www.chinawudang.com/wdwzb/djwx/djjd.asp Penerangan Daode Jing]
# [http://www.taoism.org.hk/taoist-beliefs/yin-yang&the-supreme-ultimate/pg2-3-2-2.htm Lambang Yinyang]
# [http://ohm.ec.kuas.edu.tw/~586209/i1_1.htm Lambang Xiantian Taiji]
{{Link FA|it}}▼
[[Kategori:Taoisme| ]]
[[Kategori:Budaya Cina]]
▲{{Link FA|it}}
[[an:Taoísmo]]
|