Tumenggung Jalil: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
k Bot melakukan perubahan kosmetika |
||
Baris 5:
== Pertempuran di Amuntai, Balangan dan Tabalong ==
Pada awal [[Februari]] [[1860]], Belanda mengerahkan kapal-kapal perang ''Admiral van Kingsbergen'' dan kapal ''Bernet'' dengan beberapa ratus serdadu dan pasukan meriam dipimpin oleh Mayor '''G.M. Verspyck'''. Kapal perang itu akhirnya sampai di [[Distrik Alabio|Alabio]], dan seterusnya terpaksa menggunakan kapal atau perahu yang lebih kecil karena rintangan yang banyak di sungai. Pertempuran terjadi disekitar [[Masjid Amuntai]]. Dari masjid inilah keluar prajurit-prajurit rakyat yang tidak mengenal lelah menyerbu dengan hanya bersenjatakan [[tombak]], [[parang bungkul]] dan [[mandau]] dengan meneriakkan [[Allahu Akbar]] menyerbu Belanda. Korban berjatuhan dan perang berhadapanpun terjadi. Semangat membela [[agama]] dan berjuang melawan [[orang kafir]] dan mati dalam perang itu adalah semangat patriotisme yang tinggi yang mengisi dada setiap rakyat yang bertempur melawan penjajah Belanda. Benteng di sekitar masjid dipertahankan dengan kuat dibawah pimpinan '''Matia''' atau '''Mathiyassin''' pembantu utama [[Tumenggung Jalil]] dengan gagah berani mengamok menyerbu serdadu Belanda. Beratus-ratus yang menjadi [[syuhada]] dalam pertempuran itu, 44 orang diantaranya dimakamkan di [[Kaludan Besar, Banjang, Hulu Sungai Utara|Kaludan]]. Rumah-rumah penduduk ikut menjadi korban terbakar serta kampung di sekitarnya menjadi saksi kepahlawanan rakyat [[Amuntai]] mempertahankan agama. Diantara kampung yang musnah adalah Kampung [[Karias Dalam, Banjang, Hulu Sungai Utara|Karias]], dan diantara rumah penduduk yang musnah terdapat rumah Tumenggung Jalil. Di bekas benteng yang hancur, dijadikan Belanda [[bivak]], benteng baru terletak di pertemuan [[sungai Balangan]] dan [[sungai Tabalong]]. Pertempuran ini terjadi pada [[9 Februari]] [[1860]]. Pasukan-pasukan [[Pangeran Hidayatullah]] yang tersebar di sekitar [[Barabai]] bergabung dengan pasukan Tumenggung Jalil dan dapat menahan gerakan serdadu Belanda di sekitar [[Pantai Hambawang
== Benteng Batu Mandi dan Benteng Tabalong ==
Baris 17:
== Rujukan ==
* [[Willem Adriaan van Rees|Van Rees WA]]. 1865. De Bandjarmasinsche Krijg van 1859-1863, [[Arnhem]]: Thieme.
* M. Gazali Usman, [[Kerajaan Banjar]]: [[Sejarah]] Perkembangan [[Politik]], [[Ekonomi]], [[Perdagangan]] dan [[Agama]] [[Islam]], [[Banjarmasin]]: Lambung Mangkurat Press, [[1994]].
[[Kategori:Suku Banjar]]
|