Ular pelangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 18:
}}
 
'''Ular pelangi''' adalah sejenis [[ular]] yang termasuk anggota suku [[Xenopeltidae]]. Ular ini diberi nama demikian karena lapisan transparan pada sisiknya membiaskan warna-warni pelangi dari cahaya matahari. Dalam [[bahasa Inggris]] disebut dengan nama ''sunbeam snake'' atau ''iridescent earth snake''. Sementara nama ilmiahnya adalah ''Xenopeltis unicolor'' (Schneider, 1799), merujuk pada keistimewaan sisik-sisiknya (''Xeno'': aneh, ajaib; ''peltis'': perisai).
 
== Pemerian ==
Sisi atas tubuh (''dorsal'', punggung) berwarna coklat atau abu-abu kehitaman, merata (''unicolor'': berwarna seragam) dan berkilauan apabila terkena cahaya. [[sisik|Sisik-sisik]] dorsal dalam 15 deret. Deret terbawah berwarna putih, beberapa deret berikutnya seperti warna punggung umumnya namun dengan tepian berwarna putih. Sisi bawah tubuh (''ventral'') putih.
 
Ular muda dengan kepala dan leher yang berwarna putih, kecuali moncongnya yang kecoklatan. Warna putih ini berangsur-angsur menghilang bersama dengan bertambah besarnya sang ular.
 
Perisai ([[sisik ular#sisik-sisik kepala|sisik-sisik besar]]) di atas ubun-ubun kepala berbentuk mirip [[belah ketupat]]. Tidak seperti kebanyakan ular, perisai ''parietal'' ([[pelipis]]) kanan dan kiri tidak bersinggungan; melainkan terpisah oleh adanya perlekatan perisai ''frontal'' ([[dahi]], di antara kedua mata) dengan perisai ''oksipital'' tengah yang berukuran besar. Keempat perisai itu berukuran hampir sama besar, dan bersama-sama membentuk bangun belah ketupat yang lebih besar lagi.
 
Panjang tubuh maksimum lebih sedikit dari satu meter, kebanyakan antara 80-90 cm. Ekornya pendek, sekitar sepersepuluh panjang tubuh atau kurang. Sisik-sisik ''ventral'' 173-196 buah, ''anal'' (yang menutupi [[anus]]) sepasang, dan ''subkaudal'' (di bawah ekor) 24-32 pasang.
 
== Bio-ekologi ==
Ular pelangi menghuni daerah lembab dan berawa-[[rawa]] di sekitar [[pantai]], [[sungai]], [[sawah|persawahan]], dan daerah ber[[hutan]]; di dataran rendah hingga pegunungan di ketinggian sekitar 1300 m dpl (David and Vogel, 1997). Tidak jarang pula ditemukan di sekitar pemukiman, terutama di daerah terbuka dan berumput-rumput yang meliar. Ular ini sering bersembunyi di bawah kayu busuk, bebatuan, tumpukan [[serasah]], atau menggali lubang dalam lumpur, tidak jauh dari [[air]].
 
Mangsanya terutama terdiri dari [[kodok]], [[kadal]], jenis-jenis ular lain, dan mungkin pula [[burung]] yang tinggal di atas tanah. Tweedie (1983) menyebutkan bahwa ular pelangi yang dipelihara dalam [[kandang]] juga mau memangsa [[tikus]]. Ular ini aktif di siang dan malam hari, meski karena pemalu jarang terlihat di [[siang]] hari.
 
Berkembang biak dengan bertelur (''ovipar''), ular pelangi setiap kalinya mengeluarkan hingga 17 butir telur.
Baris 43:
== Catatan Lain-lain ==
[[Berkas:Xeno unicolor 060611 6864 tdp ed resize.jpg|thumb|left]]
Ular pelangi termasuk golongan ular yang tidak berbahaya. Ular ini tidak berbisa dan biasanya tidak mau menggigit ketika ditangkap. Tatkala baru terpegang, ular pelangi kerap menggetarkan ekornya kuat-kuat. Ular ini juga mengeluarkan cairan berbau memualkan seperti bau bawang putih yang keras untuk mengusir musuhnya.
 
Ular ini mudah jinak dan relatif gampang dipelihara. Dalam tangkaran, ular pelangi dapat mencapai usia lebih dari 13 tahun (David and Vogel, 1997).
 
Mengingat kulitnya yang relatif tebal dan bermutu baik, ular pelangi termasuk salah satu di antara sasaran para pemburu dan pedagang kulit ular. Sayang sekali, belum ada informasi yang memadai mengenai keadaan populasinya di alam.
 
== Bahan bacaan ==
* David, P. & G. Vogel. 1997. ''The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history notes''. Edition Chimaira. Frankfurt.
* Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. ''A Field Guide to The Snakes of Borneo''. Natural History Publications (Borneo). Kota Kinabalu.
* Tweedie, M.W.F. 1983. ''The Snakes of Malaya''. The Singapore National Printers. Singapore