Ali Audah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gombang (bicara | kontrib)
k Referensi: +pranala luar, mungkin membantu
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 4:
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ibu Ali Audah bersama dengan kelima anaknya pindah ke Kota Kewedanan. Di kota itu, ibu Ali Audah membuka restoran, tapi tidak bertahan lama sebab restoran itu selalu merugi. Selanjutnya, Ali Audah pindah ke sebuah desa industri di dekat Surabaya. Di tempat itu, hidup mereka ditanggung oleh kakak Ali Audah yang bekerja di perusahaan tenun.
 
== Latar Belakang Kesasteraan ==
Saat pendudukan Jepang, Ali Audah menulis cerpen, kemudian cerpen itu dikirimkannya ke majalah yang terbit di Jakarta. Namun, karangannya itu tidak ada satu pun yang dibuat. Hal itu tidak membuatnya putus asa. Ia terus berusaha semakin banyak membaca dan mengarang.
 
Baris 15:
Ali Audah kini lebih dikenal sebagai seorang penerjemah daripada sastrawan. Dua puluh tahun lebih ia menerjemahkan buku-buku sastra, filsafat, dan agama. Lebih lanjut, Ali Audah mengkhususkan diri dalam menerjemahkan karya sastra Arab modern. Pengkhususan itu dilakukan atas dorongan Asrul Sani. Ali Audah juga mempunyai perhatian yang besar dalam pengajaran sastra di sekolah.<ref name="b">Jaruki M. 1996. Tanggapan Dunia Ali Audah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.</ref>
 
== Karya-karya ==
Ali Audah menulis di berbagai majalah dan surat kabar berawal tahun 1946. Majalah yang memuat karya Ali Audah antara lain Sastra, Zenit, Indonesia, Kisah, Mimbar Indonesia, Roman, Konfrontasi, Gema Islam, dan Sasterawan.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/aliaudah.html Profil Ali Audah di situs web Taman Ismail Marzuki]