Limbah minyak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
43Rambu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
# Melakukan [[daur ulang]] limbah minyak goreng. Limbah minyak goreng dapat dijadikan bahan campuran untuk membuat bahan bakar [[biodiesel]], [[sabun]], [[cat]], dan pakan [[hewan]].
 
== Pengelolaan Limbah Minyak pada Tanah ==
Salah satu cara pengolahan limbah minyak dan tanah yang terkontaminasi oleh minyak bumi adalah pengolahan secara biologis yang meliputi [[landfarming]], [[biopile]] dan [[composting]].<ref name="b3.menlh"> [http://b3.menlh.go.id/kegiatan/article.php?article_id=73 Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya Beracun], ''be.menhl''. Diakses pada 23 Mei 2010.</ref> Tata cara dan persyaratan teknisnya telah diatur dalam '''Kepmen LH No 128 tahun 2003'''.<ref name="b3.menlh"/> Limbah yang akan diolah dengan metode biologis harus dianalisa terlebih dulu kandungan minyak atau '''Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)''', total logam berat dan '''TCLP''' logam berat.<ref name="b3.menlh"/> Konsentrasi maksimum TPH awal sebelum proses pengolahan biologis tidak lebih dari 15%, sedangkan nilai akhir hasil akhir pengolahannya adalah TPH 10.000 mg/kg.<ref name="b3.menlh"/>
 
=== Landfarming ===
Landfarming sering juga disebut dengan landtreatment atau landapplication.<ref name="sumarsih07"> [http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/09/x-bioremediasi-tanah.pdf pdf Bioremidiasi Tanah], ''sumarsih07''. Diakses pada 25 Mei 2010.</ref> Cara ini merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan di permukaan tanah. Prosesnya memerlukan kondisi aerob, dapat dilakukan secara insitu
[[Berkas:Landfarming1.gif|thumb|450px|Teknologi Landfarming]]
maupun eksitu. Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana,
Landfarming adalah teknologi bioremediasi skala penuh, yang biasanya mencakup liners dan metode lain untuk pengendalian pencemaran kontaminan, yang memerlukan penggalian dan penempatan tanah yang terkontaminasi, sedimen, atau lumpur.<ref name ="landfarming"> {{en}} Pope, D.F. and J.E. Matthews, 1993. Bioremediation Using the Land Treatment Concept, EPA Report EPA/600/R-93/164.</ref> Media yang terkontaminasi diletakkan pada permukaan [[tanah]] yang digarap.<ref name ="landfarming"/> Kondisi tanah sering dikontrol untuk mengoptimalkan laju degradasi kontaminan.<ref name ="landfarming"/> Kondisi tersebut biasanya dikendalikan oleh prose:<ref name ="landfarming"/>
pelaksanaan, sasaran dan biaya. Kondisi lingkungan, kondisi tanah yang tercemar, pencemar, dan kemungkinan pelaksanaan teknik landfarming.
# Moisture content merupakan proses penambahan air melalui sistem [[irigasi]].
* Tanah Tercemar
# Aerasi yaitu mengolah tanah dengan frekuensi yang telah ditentukan.
Untuk lokasi penerapan, tanah hendaknya memiliki konduktivitas hidrolik sedang seperti [[lanau]] (loam) atau lanau kelempungan (loamy clay). Apabila diterapkan pada tanah lempung dengan kandungan clay lebih dari 70% akan sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan sifat lempung yang mudah mengeras apabila terkena air. Kegiatan landfarming dapat dilakukan secara eksitu maupun in-situ. Namun bila letak tanah tercemar jauh diatas muka air (water table) maka landfarming dapat dilakukan secara insitu.
# pH harus tetap mendekati netral, sehingga perubahan yang tidak menimbulkan tingkat keasaman tinggi.
* Pencemar
# Perubahan lain, misalnya [[nutrisi]] dan inokulasi mikroorganisme
Pencemar yang tersusun atas bahan yang mempunyai penguapan rendah masih sesuai untuk ditangani secara labdfarming. Bahan pencemar yang mudah menguap tidak cocok menggunakan teknik ini karena dilakukan secara terbuka. Sebaiknya kandungan TPH dibawah 10%.
 
* Kemungkinan pelaksanaan
Kemudahan kerja diantaranya apabila tersedia lahan, alat berat untuk menggali dan meratakan tanah, serta kondisi lingkungan yang mendukung. Apabila ini dipenuhi, maka memungkinkan untuk diterapkan teknik landfarming secara eksitu.
* Kondisi lingkungan
Iklim di lingkungan tempat kegiatan landfarming sangat mempengaruhi proses. Panas yang terik dapat mengakibatkan tanah cepat mengering, maka kelembaban harus selalu dijaga dengan penyiraman. Sebaliknya pada musim hujan, tanah menjadi terlalu jenuh air, sehingga menghambat biodegradasi pencemar karena aerasi terhambat.
* Sarana
Sarana yang harus disediakan adalah lahan pengolah, pengendali limpahan air, pengendali resapan, dan sarana pemantau. Lahan pengolah untuk menampung tanah tercemar dan tempat pengolahan landfarming dilaksanakan. Pengendali limpahan air, terutama berfungsi saat musim hujan, untuk menjaga kemungkinan terjadinya pencemaran baru akibat limpahan air tercampur polutan. Pengendali resapan terletak di dasar lahan pengolah, biasanya berupa lapisan clay yang dipadatkan sampai bersifat kedap air (liner). Pengendali yang lebih baik adalah lapisan plastik geomembran HDPE (High Density Polyethylene). Sarana pemantau berupa alat pemantau gas, udara, cuaca, air tanah dan sebagainya.
 
=== Teknis pelaksanaan landfarming ===
Apabila dilaksanakan secara ex-situ, tanah tercemar yang diambil dari lokasi yang tercemar dibersihkan terlebih dahulu dari batu-batu dan bahan lain. Selanjutnya tanah dicampur dengan nutrien dan pHnya diatur. Penambahan nutrient juga disebut
biostimulation. Pada jenis tanah tertentu, perlu ditambahkan bahan penyangga berupa serbuk gergaji, kompos, atau bahan organik lain untuk meningkatkan porositas dan konduktivitas hidrolik. Setelah tercampur, tanah ditebarkan di lahan pengolah. Hamparan
tanah selalu dijaga kelembabannya agar kandungan air kurang lebih 15%. Secara periodik, lapisan tanah dibajak agar tanah mendapat aerasi yang cukup. Penambahan O2 juga disebut bioventing. Apabila diperlukan pada periode tertentu, juga diberi nutrisi agar proses biodegradasi cepat berlangsung. Selain penambahan nutrien dan O2, juga dapat ditambah inokulum mikroba. Nutrien umumnya adalah pupuk NPK/urea dan sumber karbon yang mudah didegradasi. Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai 49% Selama kegiatan landfarming, secara periodik dilakukan monitoring untuk mengamati kandungan pencemar, aktivitas mikroba, dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Dari data hasil monitoring dapat diketahui waktu penyelesaian proses landfarming.
 
=== Biopile ===
[[Biopile]] merupakan teknik memanfaatkan mikroba untuk menguraikan bahan-bahan pencemar yaitu [[hidrokarbon minyak]] yang terkandung di dalam tanah, lumpur, dan pasir menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak berbahaya.<ref name ="biopile"> {{en}} Von Fahnestock, F.M., et al., 1996. Biopile Design and Construction Manual, Navel Facilities Engineering Service Center Technical Memorandum. Port Hueneme. CA, TM-2189-ENV. Page 456.</ref> Teknologi ini dilakukan dengan menumpuk tanah-tanah yang terkontaminasi dan menstimulasi aktivitas mikroba dengan memperhatikan aerasinya, menambahkan nutrisi-nutrisi, menjaga kelembaban, dan perlakukan-perlakuan yang lain untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa pencemar hidrokarbon dari minyak.<ref name ="biopile"/>