Limbah minyak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
43Rambu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
43Rambu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
 
=== Biopile ===
[[Berkas:Contoh.jpg]]
Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan[[Biopile]] merupakan salah satu teknik bioremediasi eksitu yang dilakukan di permukaan tanah.<ref name="sumarsih07"/> Teknik ini juga disebut sebagai ''aerated compost pile''.<ref name="sumarsih07"/> Oleh karena aerasi pada [[pengomposan]] terjadi secara alami, sedangkan pada biopile menggunakan pompa untuk menginjeksikan [[oksigen]] ke dalam tumpukan tanah tercemar yang diolah.<ref name="sumarsih07"/> Proses [[biodegradasi]] dipercepat dengan optimasi pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroba serta pengaturan kelembaban.<ref name="sumarsih07"/> Biopile merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarning.<ref name="sumarsih07"/> Pada teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membajak tanah, sedangkan pada biopile aerasi menggunakan peralatan.<ref name="sumarsih07"/> Pada biopile ada dua cara pemberian aerasi.<ref name="sumarsih07"/> Pertama dengan pompa penghisap untuk memasukkan oksigen dari udara ke lapisan tanah, dan yang kedua menggunakan '' blower'' untuk menginjeksikan udara ke dalam tanah.<ref name="sumarsih07"/>
* Teknis pelaksanaan biopile
Baris 49 ⟶ 48:
# Diberi tanah pencampur untuk menurunkan kandungan bahan pencemar.
# Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai dibawah 1% dalam waktu 1 bulan.
 
=== Composting ===
Bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan organik yang dicampurkan dapat berupa [[limbah pertanian]], [[sampah organik]], atau limbah gergajian. Untuk mempercepat perombakan diberi pupuk '''N''', '''P''', atau nutrien anorganik lain. Bahan yang telah dicampur sering ditumpuk membentuk barisan yang memanjang, yang disebut ''windrow''. Selain itu dapat juga ditempatkan dalam wadah
yang luas dan diberi aerasi, khusus untuk bahan yang tercemari bahan kimia berbahaya. Aerasi diberikan melalui pengadukan secara mekanis atau menggunakan alat khusus untuk memberikan aerasi. Kelembaban bahan campuran tetap dijaga. Setelah diinkubasikan terjadi pertumbuhan mikroba, dan suhu tumpukan meningkat mencapai 50-60<sup>0</sup>C. Meningkatnya suhu dapat meningkatkan perombakan bahan oleh mikroba. Metode composting telah digunakan misalnya untuk mengatasi tanah yang
terkontaminasi [[klorofenol]]. Pada skala lapangan menunjukkan bahwa dengan metode ini dapat menurunkan konsentrasi bahan peledak '''TNT''', '''RDX''', dan '''HMX''' dalam sedimen yang tercemar oleh bahan-bahan tersebut.