Panglima Batur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Makam_Pangeran_Antasari.jpg|thumb|300px|Makam Panglima Batur di [[Komplek Makam Pangeran Antasari]].]]
'''Panglima Batur''' (lahir: 1882, [[Buntok Baru, Teweh Tengah, Barito Utara|Buntok Baru]], [[Barito Utara]], [[Kalimantan Tengah]]; wafat [[5 Oktober]] [[1905]], [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]]) <ref>http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/ir-pangeran-muhammad-noor.html</ref> adalah seorang [[panglima]] [[suku Dayak Bakumpai]]<ref name="pegustian"> {{id}}Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001</ref>dalam [[Perang Banjar]] yang berlangsung di pedalaman [[Barito]], sering disebut [[Perang Barito]], sebagai kelanjutan dari [[Perang Banjar]]. Panglima Batur adalah salah seorang Panglima yang setia pada Sultan Muhammad Seman. Panglima Batur seorang Panglima dari suku Dayak yang telah beragama [[Islam]] berasal dari daerah Buntok Kecil, 40 Km di udik [[Muara Teweh]].
 
[[Gelar]] Panglima khusus untuk daerah suku-suku Dayak pada masa itu menunjukkan pangkat dengan tugas sebagai kepala yang mengatur keamanan dan mempunyai pasukan sebagai anak buahnya. Seorang panglima adalah orang yang paling pemberani, cerdik, berpengaruh dan biasanya kebal.