Notoprojo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot melakukan perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier) |
||
Baris 27:
Dia telah dikenal dengan sejumlah besar nama, sesuai dengan berbagai gelar penghargaan yang ia terima. Ia dilahirkan dengan nama '''Wasi Jolodoro'''. Nama Tjokrowasito didapatkannya setelah tiga tahun magang sebagai calon abdi dalem [[Langen Praja]] di Pura Pakualaman (1925–1927) dan pada tahun 1932 diangkat menjadi [[abdi dalem]] dengan nama [[Raden Bekel]] Tjokrowasito ("Cokrowasito" dalam [[EYD]]) <ref>[http://www.tembi.org/perpus/20090415.htm Djohan Salim, dkk. 2005. "''Elo, Elo! Lha Endi Buktine? Seabad Kelahiran Empu Karawitan Ki Tjokrowasito''" Penerbit Maskarja, Yogyakarta]</ref>, dan dikenal sebagai "'''Pak Cokro'''". Setelah ia menjadi mahir dan terkenal dalam bidang musiknya, teman-temannya memanggilnya "'''Ki Tjokrowasito'''" ("Ki" adalah gelar penghormatan tak resmi dalam budaya Jawa). Pada tahun 1960-an, Kraton Paku Alaman memberinya gelar "'''K.R.T. Wasitodipuro'''" (K.R.T. = Kanjeng Raden Tumenggung) karena kontribusi kesenian dan ketenarannya. Kemudian, ia dihormati sebagai "'''K.R.T. Wasitodiningrat'''". Pada tahun [[2001]] ia secara resmi diakui sebagai anak kandung [[Paku Alam VII]], dan saudara seayah dari [[Paku Alam VIII]], dan mendapat gelar mirip dengan [[Pangeran]], yaitu '''K.P.H. Notoprojo''' (K.P.H. = Kanjeng Pangeran Haryo).
== Kehidupan dan
Dia dilahirkan di [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Ia dibesarkan di [[Pura Paku Alaman]], dan mulai belajar gamelan pada usia lima tahun dari ayah legalnya, [[RW Padmowinangum]], yang memimpin gamelan istana. Pendidikan formalnya diperoleh di sekolah menengah [[Taman Siswa]], dan diperkaya oleh studi di istana.
|