Teruo Nakamura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
subjudul hanya huruf pertama huruf besar |
||
Baris 23:
Kemungkinan dalam bahasa asli sukunya, namanya adalah Attun Palalin. Media [[Taiwan]] menyebutnya dengan nama Lee Guang-Hui {{lang|zh-Hant|李光輝}}, sebuah nama yang baru ia ketahui setelah ia [[Repatriasi|direpatriasi]] pada tahun 1975.
==Dinas
Nakamura berasal dari [[penduduk asli Taiwan]], kemungkinan [[suku Amis]], dari Taiwan yang saat itu menjadi koloni Jepang. Lahir pada tahun 1919, ia terkena wajib militer dan dimasukkan ke dalam sebuah [[Unit Sukarela Takasago]] dari [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang]] pada bulan November 1943. Ia ditempatkan di Pulau [[kabupaten Pulau Morotai|Morotai]] di [[Indonesia]] tak lama sebelum pulau tersebut ditaklukkan oleh [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] pada bulan September 1944 dalam [[Pertempuran Morotai]]. Ia dinyatakan tewas pada bulan Maret 1945.
Setelah pulau itu direbut, kelihatannya Nakamura tinggal bersama sejumlah prajurit Jepang lain yang tidak mau menyerah di pulau tersebut hingga dekade 1950-an, walau juga beberapa kali hidup sendirian selama jangka waktu cukup lama. Pada tahun 1956, ia kelihatannya berkeputusan untuk tak mengikatkan diri lagi dengan para prajurit lain yang tak mau menyerah di pulau tersebut, dan mulai membangun sebuah kamp kecil miliknya sendiri, yang terdiri dari sebuah pondok kecil di dalam ladang berpagar seluas 20 kali 30 meter. Ketika ditanyakan alasannya meninggalkan para prajurit yang lain, Nakamura mengklaim mereka mencoba membunuh dirinya; tapi, klaim ini disangkal oleh tiga prajurit lain dari kelompoknya, yang telah ditemukan pada dekade 1950-an.
==Penemuan dan
Pada pertengahan tahun 1974, penduduk setempat melaporkan tentang terlihatnya seseorang di hutan pegunungan Galoka, [[Kabupaten Pulau Morotai|Morotai]]. Pada bulan November 1974, Kedutaan Jepang untuk [[Indonesia]] di [[Jakarta]] meminta bantuan [[pemerintah Indonesia]] untuk mengorganisasi sebuah misi pencarian, yang kemudian dilakukan oleh [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI-AU]]. Tim tersebut beranggotakan 11 orang, dan dipimpin oleh [[Letnan Satu|Lettu]] Supardi AS dari KODAU XII/Morotai, dan mereka dengan cerdik berhasil mengamankan Nakamura pada tanggal 18 Desember 1974. Ia kemudian diterbangkan ke Jakarta ditemani KASAU waktu itu, Marsekal [[Saleh Basarah]], lalu ditempatkan di Rumah Sakit Pelni untuk beristirahat. Berita penemuannya diumumkan di Jepang pada tanggal 27 Desember 1974.<ref>[http://www.tempointeractive.com/hg/mbmtempo/arsip/1975/01/04/NAS/mbm.19750104.nas1.id.html "Hari Terakhir di Morotai"] ''Tempo.'' 10 Januari 1975.</ref> Nakamura memutuskan untuk [[Repatriasi|direpatriasi]] langsung ke Jepang, tanpa singgah di Jepang, dan meninggal di sana karena [[kanker paru-paru]] lima tahun kemudian, di tahun 1979.
Baris 38:
* Trefalt, Beatrice, ''Japanese Army Stragglers and Memories of the War in Japan, 1950-1975'', London: Routledge 2003, pp. 160ff. (chapter [http://books.google.de/books?id=kEsgyXpcXtoC&pg=PA160&lpg=PA160&dq=Nakamura+Teruo&source=web&ots=apUSP1ETzE&sig=jOKo5JpURWWwxyibW2UFX43ncnk&hl=de partially online]) :ISBN 0415312183
==
*[http://www.wanpela.com/holdouts/registry.html Kronologi Registri Para Serdadu Jepang yang Tidak Menyerah di wanpela.com]
*[http://www.wretch.cc/blog/chaotang/5043112 Artikel blog yang memuat foto Nakamura (di sebelah kanan)]
|