'''Titrasi kompleksometri''' atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu [[kompleks]] senyawa.<ref name="Ilmu Kimia Analitik DasarHarjadi">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.</ref>. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat [[titran]] dan [[titrat]] yang saling mengkompleks.<ref name="Ilmu Kimia Analitik DasarHarjadi">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.</ref>. [[Kelat]] yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk [[ligan]] dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.<ref name="Ilmu Kimia Analitik DasarHarjadi">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.</ref>. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.<ref name="Konsep dasar Kimia AnalitikKhopkar">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>.
Kelatometri dalam perkembangan analisa kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.<ref name="Principles of Analytical ChemistryPAC">{{en}} Valcarcel M. 2000. ''Principles of Analytical Chemistry''. New York : Springer.</ref>. Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang [[pengkelat polidentat]].<ref name="Principles of Analytical ChemistryPAC">Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York : Springer.</ref>. Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh [[Schawazenbach]] tahun 1954, ia menyadari bahwa [[potensi]] pengkelat dalam [[analisa volumetrik]] sangat baik.{{fact}} Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).<ref name="Principles of Analytical ChemistryPAC">Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York : Springer.</ref>. Faktor-faktor yang mempbuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam <ref name="Quantitative AnalysisQA">Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York : John Wiley and Sons, Inc.</ref>, 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat [[konstan]] sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan [[logam alkali]]), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam <ref name="Konsep dasar Kimia AnalitikKhopkar">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>,4) telah dikembangkan [[indikator]]nya secara khusus <ref name="Konsep dasar Kimia AnalitikKhopkar">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>, 5) mudah diperoleh bahan baku primernya <ref name="Konsep dasar Kimia AnalitikKhopkar">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>, dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk [[standardisasi]].<ref name="Analisis FarmasiWatson">Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC</ref>. Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk [[titrasi]] telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan [[EDTA]].<ref name="Konsep dasar Kimia AnalitikKhopkar">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>.