Raditya Dika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Chubz (bicara | kontrib)
+fact
Baris 20:
| website = [http://radityadika.com Raditya Dika]
}}
'''Raditya Dika Nasution''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|28|12|1984}}<ref name="mii">“Raditya Dika: “Binatang” adalah Identitas Saya”. ''Majalah Innovation Indonesia'', Edisi 002/ Agustus 2009</ref>), akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal [[Indonesia]].{{fact}} Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka.{{fact}} Tulisan-tulisan itu berasal dari [[blog]] pribadinya yang kemudian dibukukan.{{fact}} Buku pertamanya berjudul [[Kambing Jantan]] masuk kategori ''best seller''.<ref name="mii"/> Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di [[Australia]].{{fact}} Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai [[genre]] baru.{{fact}} Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan [[komedi]].<ref name="mii"/> Apalagi bergaya diari pribadi (''personal [[essay]]'').<ref name="mii"/>
 
== Karya ==
Karya pertama yang mengangkat namanya adalah buku berjudul ''[[Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh]]'' ([[2005]]).<ref>[http://www.telkom.net/sahabat_detail.php?cid=2&id=549 Raditya Dika], diakses pada 8 Februari 2008</ref> Buku ini menceritakan kehidupan Radith ketika masih berkuliah di Adelaide, Australia.{{fact}} Cerita yang dibawakan Radith adalah kisah-kisahnya sebagai pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri.<ref>Dika, Raditya. 2005. ''Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh''. Jakarta: Gagasmedia.</ref> Buku ini ditampilkan dalam format ''diary'' (buku harian).{{fact}} Seluruh cerita dalam karyanya tersebut berasal dari blog pribadi terdahulu milik Radith, www.kambingjantan.com, yang sekarang menjadi www.radityadika.com.<ref name="mii"/>
 
Buku keduanya berjudul ''[[Cinta Brontosaurus]]'', diterbitkan pada tahun [[2006]].<ref name="cb"/> Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari kisah keseharian Radith.<ref name="cb"/> Namun, buku kedua ini menggunakan format cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman [[cinta]] Radith yang sepertinya selalu tidak beruntung.<ref name="cb"/> Isi dari buku ini meliputi kisah dari sewaktu Radith mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD hingga pengalaman Radith memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh dengan kucing kampung tetangganya.<ref name="cb">Dika, Raditya. 2006. ''Cinta Brontosaurus''. Jakarta: Gagasmedia.</ref>
Baris 32:
 
== Perjalanan dan Pemikiran ==
Radith mengawali keinginan untuk membukukan [[catatan harian]]nya di [[blog]] pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award.<ref name="t"/> Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk ''The Online Inspiring Award'' 2009 dari Indosat.<ref name="t">“Tiga Peraih Online Inspiring Award”. http://teknologi.vivanews.com/news/read/122453-tiga_peraih_online_inspiring_award_2009. (diakses 6 April 2010)</ref> Dari pengalaman itu, ia cetak (''print out'') tulisan-tulisannya di blog kemudian ia tawarkan naskah cetakan itu ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku.{{fact}} Awalnya banyak yang menolak, tapi kemudia ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu.<ref name="mii"/>
 
Radit sukses menjadi penulis karena ia keluar dari arus utama (''mainstream'').{{fact}} Ia tampil dengan genre baru yang segar.<ref name="mii"/> Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama [[binatang]] yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.{{fact}} Bagi Radith, ini adalah ''selling point''-nya.<ref name="mii"/>
 
Bagi Radith, sebagai penulis tetap harus memiliki [[inovasi]].{{fact}} Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku.{{fact}} Ini, menurut Radith, adalah [[risiko]] masuk dalam [[genre]] baru.{{fact}} Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola.<ref name="mii"/> Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (''[[word of mouth]]'').<ref name="mii"/> Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith.{{fact}} Jadilah ini sebuah [[strategi pemasaran]] yang bisa mengelola pembaca sebagai [[target pasar]]nya.<ref name="mii"/> Menurut Radith, dalam menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai.{{fact}} Kemudian, pemasaran diserahkan kepada penerbit.<ref name="mii"/>
 
Sebaliknya, [[penulis]] seharusnya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri karena sebenarnya penulis juga [[seniman]].{{fact}} Penulis yang kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginya harus bisa laku di pasaran.{{fact}} Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah hal yang perlu dilakukan saat ini.<ref name="mii"/>
 
Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan.<ref name="mii"/> Menurut Radith, hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal.{{fact}} Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri buku lain tapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali seperti hiburan (''[[entertainment]]''), makanan, dan lain-lain.<ref name="mii"/> Sebagai contoh, bila ada anak muda memiliki uang 50.000 [[rupiah]], belum tentu ia akan membelanjakannya untuk [[buku]].{{fact}} Bisa jadi [[uang]] itu digunakan untuk menonton [[film]] di [[bioskop]] atau membeli [[makanan cepat saji]].{{fact}} Dan yang jelas, buku bukan pilihan utama.<ref name="mii"/>
 
Bagi Radith hal ini memang sudah lazim.{{fact}} Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak [[kreatif]].<ref name="mii"/> Baginya, [[kompetisi]] yang ada adalah kunci untuk berinovasi.{{fact}} Tekanan [[kompetitor]] bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.<ref name="mii"/>
 
Radith kini meneruskan studinya di [[program ekstensi]] Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di [[Universitas Indonesia]].{{fact}} Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku [[Bukune]].<ref name="mii"/> Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan pemimpin redaksi.<ref name="mii"/>
 
== Karya tulis ==