'''Keuntungan Modal''' (dalam [[Bahasa Inggris|bahasa Inggris]] ''Capital gain'') adalah suatu keuntungan atau [[laba]] yang diperoleh dari [[investasi]] dalam surat berharga atau [[efek]], seperti ''[[saham]]'', ''[[obligasi]]'' atau dalam bidang ''[[properti]]'', dimana nilainya '''melebihi''' harga pembelian. Selisih antara harga jual yang lebih tinggi dan harga pembelian yang lebih rendah, menghasilkan '''keuntungan finansial''' bagi investor tersebut.<ref>{{cite book
| last = Sullivan
| first = Arthur
Baris 12:
| doi =
| id =
| isbn = 0-13-063085-3}}</ref> Kebalikannya, '''kerugian modal''' terjadi jika surat berharga atau properti tersebut '''dijual dengan harga lebih rendah''' dari harga pembelianya.
Keuntungan modal dapat mangacu pada "'''pendapatan investasi'''" yang timbul dalam kaitannya dengan investasi yang dilakukan dalam bidang properti, aset keuangan (surat berharga) seperti saham atau obligasi dan produk turunannya serta [[aset tidak berwujud]] seperti “[[goodwill]]”.
Banyak [[negara]] yang mengenakan [[pajak]] bagi [[keuntungan modal]] yang dihasilkan oleh perorangan (individu) atau badan ([[perusahaan]]), meskipun keringanan ('''insentif pajak''') mungkin dapat dilakukan untuk ''pengecualian pajak'' bagi keuntungan modal; dalam kaitannya untuk memberikan insentif bagi para pengusaha atau sebagai kompensasi terhadap [[inflasi]].
Di [[Indonesia]], [[Bursa Efek Indonesia]] langsung mengenakan '''PPH Final atas penjualan saham dan atau obligasi''' pada setiap '''transaksi penjualan''', yang dipotong secara langsung oleh perusahaan [[perantara pedagang efek]] q.q. Penyelenggara Bursa Efek. Besarnya pajak penjualan saham dan atau obligasi tersebut adalah '''0.01% dari nilai transaksi'''.