Malam Satu Suro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
rv - promosi blog |
memperbaiki artikel |
||
Baris 2:
{{Infobox Film
| movie_name = Malam Satu Suro
| image = Malam_Satu_Suro_VCD.jpg
| image_size =
| caption =
Baris 14:
| cinematography = Subakti IS
| editing =
| distributor = [[Soraya
| release_date = [[1988]]
| runtime = 84 menit
Baris 28:
| imdb_id =
}}
'''Malam Satu Suro''' adalah [[film horor]] [[Indonesia]] tahun [[1988]] dengan disutradarai oleh [[Sisworo Gautama]] dan dibintangi oleh [[Suzanna]] dan [[Fendi Pradana]]. Film ini didistribusikan oleh [[Soraya Intercine Films]].
== Sinopsis ==
{{spoiler}}
Arwah Suketi ([[Suzanna]]), seorang wanita muda yang mati [[bunuh diri]] karena diperkosa, tidak beristirahat dengan tenang. Arwah Suketi yang gentayangan berwujud [[sundel bolong]] kemudian ditangkap dari [[kuburan]]nya oleh seorang [[dukun]] sakti untuk dijadikan [[anak angkat]]nya. Dukun itu menancapkan [[paku]] keramat ke kepala arwah Suketi, dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda sedang berburu di hutan dan tak sengaja bertemu Dengan Suketi. Bardo ([[Fendi Pradana]]) dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh sang Dukun, ayah angkat Suketi, namun akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus. Mereka menikah pada "Malam satu Suro" (Tanggal 1 [[Sura]], penanggalan [[Jawa]]).
Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo berkeluarga dengan bahagia dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi kaya raya. Suatu hari seseorang melamar kerja di kantor Bardo namun ditolak. Orang itu menyimpan dendam dan berniat menjatuhkan Bardo. Orang itu datang ke seorang dukun dan mengetahui bahwa istri bardo dulunya adalah Sundel Bolong. Dukun dan orang itu datang ke rumah Bardo dan mencabut paku yang menancap di kepala Suketi, sehingga Suketi berubah kembali menjadi Sundel Bolong. Malam itu Bardo menemui mertuanya dan menyatakan kalau Suketi sebenarnya adalah Sundel Bolong. Suketi yang menjadi Sundel Bolong sangat marah karena kehidupannya yang telah bahagia dirusak. Preti kemudian diculik oleh kawanan penjahat yang berkomplot dengan dukun jahat. Penjahat itu meminta tebusan uang, namun dalam proses penebusannya Preti terbunuh secara tidak sengaja oleh salah satu penjahat. Suketi menjadi marah besar dan mengamuk setelah tahu bahwa anaknya terbunuh. Sundel Bolong Suketi mulai melangsungkan balas dendamnya kepada komplotan penjahat tersebut dengan cara-cara yang kejam namun unik.
Suketi yang sedih berniat untuk kembali ke keluarganya, dia bermain [[piano]] dengan menyanyikan lagu [[Vina panduwinata]] "''Selamat Malam''" sehingga Rio dan ayahnya terbangun. Mereka dengan sedih berpisah dengan Suketi dan menyatakan bahwa alam mereka berbeda. Suketi kemudian berkata "''Arwahku akan gentayangan sebelum dendamku terbalas''" sebelum pergi. Suketi yang dirundung duka dan dendam kemudian menggali kuburan anaknya dan menggendongnya di atas [[peti mati]]. Suketi kemudian mulai mengganggu masyarakat di sekitar kuburan tersebut, diantaranya seorang tukang [[bakpau]] yang sedang pulang dan [[hansip]] Bokir dan [[Dorman Borisman]] yang menyanyikan lagu "''Tembok Derita''". Di saat bersamaan, saat lari ketakutan mereka kemudian menumpang [[ojek]] yang tak lain adalah salah satu dari komplotan penjahat. Bokir dan Dorman pingsan karena diikuti Sundel Bolong Suketi yang mengenal penjahat tersebut. Sundel Bolong Suketi kemudian membunuh satu persatu penjahat yang telah menghancurkan keluarganya. Akhirnya Suketi berhasil membalaskan dendamnya dan diiringi tangis, dia menitipkan pesan kepada Bardo dan Rio dan pulang ke [[alam baka]].
== Pranala luar ==
Baris 40 ⟶ 44:
[[Kategori:Film horor Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1988]]
[[Kategori:Film sundel bolong]]
|