Ubedilah Badrun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
==Masa Kuliah Dan Aktifitas Organisasi==
Semasa kuliah pernah terpilih sebagai mahasiswa berprestasi utama ( I) IKIP Jakarta tahun 1995 dan memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Di tahun yang sama terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa IKIP Jakarta (kini UNJ). Tahun 1995-1996 aktif membidani lahirnya [[FKSMJ]] (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) hingga terpilih sebagai Presidium FKSMJ tahun 1996. Sebuah organisasi yang menjadi salah satu motor penting gerakan mahasiswa 1998. Selain itu, aktif juga di Lembaga Dakwah Kampus sejak 1993. Di organisasi mahasiswa ekstra kampus, pernah aktif di HMI MPO sebagai Ketua Umum [[HMI MPO]] Cabang Jakarta tahun 1997-1998 dan Ketua Umum HMI MPO badan koordinasi (Badko) Jawa bagian barat tahun 1998-1999. Pada tahun-tahun reformasi ini aktif bersama kelompok gerakan mahasiswa lainya berdemontrasi
==Aktifitas Mengajar Dan Karya Tulisnya==
Pernah mengajar di [[Labschool]] Jakarta(1997-2002) dan pernah menjadi ''vice principal'' di ''Tokyo Indonesian School'' Jepang sambil mendalami budaya dan politik Jepang hingga akhir tahun 2006. Beberapa karya tulisnya telah dipublikasikan disejumlah media massa baik lokal maupun nasional. Karya tulisnya antara lain ''Sufistik, Formaslistik dan Aksi Sosial'' (Harian Terbit,1995), ''Menduga Kemungkinan Suksesi Nasional 1998'' (dalam buku Perubahan Tanpa Gejolak?, Roch Basuki Mangunprojo,1997), ''Pendidikan Politik Yang Buruk'' (Kompas, 2000), ''Kultur Universitas?'' (Transformasi-UNJ, 2001), ''Membaca Kemungkinan Dua Presiden'' (Media Indonesia, 2001), ''Bila Golkar Menang Pemilu 2004'' (Jawa Pos, 2003), ''Di Balik Kemenangan Koizumi'' (hminews.com., 2005), ''Mr.President : Mr.Cuek'' (www.kammi-jepang.net, 2006), dan buku ''Radikalisasi Gerakan Mahasiswa: Kasus HMI MPO'' (Media Raushan Fekr, Mei 2006). Selain itu, suami dari Hartini Nara dan Ayah dari Qurrota A’yun Nisa (almarhumah), Sana Shabira Turfa, dan Hanna Aisha Adibah ini juga hobi menulis puisi, cerpen, dan berencana menerbitkan sebuah Novel.
|