Kota Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{Kota Palembang}} |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 31:
Setelah dihancurkan oleh berbagai peristiwa mulai dari penyerbuan pasukan maritim barbar dan isolasi dari majapahit, kota ini lalu sangat terpengaruh budaya Jawa dan Melayu. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
Kota ini memiliki komunitas [[Tionghoa]] yang besar. Makanan khas daerah ini adalah [[pempek Palembang]], [[tekwan]], [[model]], [[celimpungan]], [[kue maksuba]], [[kue 8 jam]], [[laksan]], [[burgo]], dll. Makanan seperti pempek atau tekwan mengesankan "Chinese" taste masyarakat Palembang.
Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal [[16 Juni]] [[683]] Masehi. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
|