Mudaffar Sjah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 21:
Dia pernah menolak menjadi sultan Ternate karena khawatir tak mampu mengemban tanggung jawab itu. Mulai [[1950]], kondisi Kesultanan Ternate relatif tak normal. Pemerintah pusat saat itu memaksa sultan pindah ke [[Jakarta]]. Kegiatan [[Kesultanan Ternate]] pun vakum. Dua kali rakyat Ternate meminta Sultan kembali, tetapi hal itu tak bisa dilakukan karena besarnya tekanan politik.
 
Upaya mengembalikan eksistensi Kesultanan Ternate dia perjuangkan lewat jalur [[politik]], saat menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]] [[Maluku]] sampai ketika ia menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] dari [[Partai Golongan Karya|Partai Golkar]]. Perjuangan lewat jalur politik terus dia lakukan dengan menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Daerah]] dari Maluku Utara periode 2009-2014.
 
Ketika ayahnya (sultan Ternate ke-47) mangkat pada [[1975]], Mudaffar ditunjuk sebagai Sultan ke-48 oleh ''bobato 18'' (kumpulan 18 pemimpin masyarakat adat terbesar di Kesultanan Ternate yang berwenang memilih Sultan).