Borobudur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zaini Suherly (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Zaini Suherly (bicara | kontrib)
Baris 42:
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah [[stupa]] utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
 
Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat [[agama]] [[Budha Mahayana]]. Filsafat itu mengajarkan bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha harus melalui sepuluh tingkatan [[Bodhisatwa]]. Apabila telah melampaui semua tingkat itu, manusia akan mencapai kesempurnaan.
 
Bagian kaki Borobudur melambangkan ''Kamadhatu'', yaitu dunia yang masih dikuasai oleh ''kama'' atau ''nafsu rendah''. Lantai dasar candi ini hanya menonjol sedikit ke tanah.
 
Empat lantai dengan dinding berelief diatasnya oleh para ahli dinamakan ''Rupadhatu''. Lantainya berbentuk lingkaran. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari ''nafsu'', tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Intinya, dunia bagi orang-orang yang masuk ''alam antara'' yakni ''alam bawah'' dan ''alam atas''. pada bagian Ruphadati ini, patung Budha digambarkan secara terbuka. Patung ditempatkan di lubang dinding seperti di jendela terbuka.
 
Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief yang disebut Arupadhatu. Lantainya berbentuk lingkaran. Aruphadatu, ''alam atas'' atau nirwana, adalah tempat Buddha bersemayam. Kebebasan mutlak telah tercapai yakni bebas dari keinginan dan ikatan bentuk dan rupa. Karena itu , bagian Aruphadatu digambarkan polos, tidak berelief. Patung-patung Budha ditempatkan di dalam Stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar masih tampak patung-patung itu samar-samar.
 
Sementara pada strata Arupa berarti tidak berupa atau tidak berwujud. Ini dilambangkan pada puncak candi berupa stupa terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
 
Borobudur tidak memliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakanjalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong lorong inilah ummat Budha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi kearah kanan.
 
==Relief==