Empat puluh tujuh Ronin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 35:
Pemerintah shogun [[Tokugawa Tsuneyoshi]] selalu menekankan pentingnya arti kesetiaan di kalangan para perwira, sehingga nyawa para ronin perlu diampuni karena pembunuhan yang dilakukan adalah bentuk kesetiaan samurai terhadap majikan. Dari segi hukum, perbuatan para ronin tetap merupakan kejahatan yang pantas menerima hukuman mati. Mayoritas pendapat meminta pengampunan nyawa para ronin yang dianggap hanya menjalankan kewajiban sebagai '''pengikut setia''' sang majikan. Shogun Tsuneyoshi merasa kuatir akan pecahnya pemberontakan akibat pemberian perlakuan khusus terhadap para ronin dengan mengabaikan hukum yang ada. Para ronin akhirnya diperintahkan untuk mati secara terhormat dengan melakukan [[seppuku]].
Pada tanggal [[4 Februari
Kekecewaan meluas di kalangan rakyat akibat cara pemerintah menyelesaikan kasus ini. Di kalangan rakyat lalu beredar cerita {{nihongo|Kanadehon Chūshingura|仮名手本忠臣蔵}} dalam bentuk kesenian ''Ningyō Jōruri'' ([[Bunraku]]). Cerita Kanadehon Chūshingura yang sekarang lebih dikenal sebagai {{nihongo|'''Chūshingura'''|忠臣蔵||kumpulan cerita pengikut yang setia}} sangat mengagungkan kesetiaan para ronin terhadap sang majikan. Penulis cerita menyamarkan nama-nama tokoh yang terlibat peristiwa Akō rōshi untuk menghindari sensor pemerintah Bakufu. Judul cerita Kanadehon Chūshingura juga mempunyai arti terselubung, kata "Kanadehon" sama artinya dengan angka 47. Kanadehon adalah buku berisi contoh untuk berlatih menulis aksara [[hiragana]] yang terdiri dari 47 aksara.
|