Patofisiologi gagal jantung kronik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ESCa (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 33:
Beberapa ahli menyarankan gagal jantung dilihat dalam suatu [[model neurohormonal]] yaitu gagal jantung yang berkembang sebagai hasil ekspresi berlebihan suatu [[molekul]] yang secara biologis aktif, yang dapat memberikan efek merusak jantung dan sirkulasi. Pengaturan mekanisme neurohormonal ini dapat bersifat adaptif ataupun maladaptif. Sistem ini bersifat adaptif apabila sistem dapat memelihara tekanan perfusi arteri selama terjadi penurunan curah jantung. Sistem ini menjadi maladaptif apabila menimbulkan peningkatan [[hemodinamik]] melebihi batas ambang normal, menimbulkan peningkatan kebutuhan oksigen, serta memicu timbulnya cedera sel miokard.<ref name= Francis _2008>{{cite book | author = Francis GS, Sonnenblick EH, Tang WHW, Poole-Wilson P | title = Pathophysiology of Heart Failure | edition = 12th ed. Vol 1 page: 691-712| publisher = McGraw Hill | year = 2008}}</ref>
 
Adapun pengaturan neurohormonal sebagai berikut: <ref name= Francis _2008>{{cite book | author = Francis GS, Sonnenblick EH, Tang WHW, Poole-Wilson P | title = Pathophysiology of Heart Failure | edition = 12th ed. Vol 1 page: 691-712| publisher = McGraw Hill | year = 2008}}</ref> <ref name= Mann _2008>{{cite book | author = Mann DL,Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP | title = Pathophysiology of Heart Failure | edition = 8th ed. page: 541-560| publisher = Saunders Elsevier | year = 2008}}</ref>
 
* Sistem saraf adrenergik
Baris 43:
Apabila curah jantung menurun, akan terjadi aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron. Beberapa mekanisme seperti hipoperfusi renal, berkurangnya natrium terfiltrasi yang mencapai makula densa tubulus distal, dan meningkatnya stimulasi simpatis ginjal, memicu peningkatan pelepasan renin dari aparatus juxtaglomerular. Renin memecah empat asam amino dari angiotensinogen I, dan ''Angiotensin-converting enzyme'' akan melepaskan dua asam amino dari angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II berikatan dengan 2 protein G menjadi angiotensin tipe 1 (AT<sub>1</sub>) dan tipe 2(AT<sub>2</sub>). Aktivasi reseptor AT<sub>1</sub> akan mengakibatkan vasokonstriksi, pertumbuhan sel, sekresi aldosteron dan pelepasan [[katekolamin]], sementara AT akan menyebabkan [[vasodilatasi]], [[inhibisi pertumbuhan sel]], [[natriuresis]] dan pelepasan [[bradikinin]].
 
[[Angiotensin II]] mempunyai beberapa aksi penting dalam mempertahankan sirkulasi homeostasis dalam jangka pendek, namun jika terjadi ekspresi lama dan berlebihan akan masuk ke keadaan maladaptif yang dapat menyebabkan fibrosis pada jantung, ginjal dan organ lain. Selain itu, juga akan mengakibatkan peningkatan pelepasan NE dan menstimulasi korteks adrenal zona glomerulosa untuk memproduksi aldosteron. Aldosteron memiliki efek suportif jangka pendek terhadap sirkulasi dengan meningkatkan reabsorbsi natrium. Akan tetapi jika berlangsung relatif lama akan menimbulkan efek berbahaya, yaitu memicu [[hipertrofi]] dan fibrosis vaskuler dan miokardium, yang berakibat berkurangnya compliance vaskuler dan meningkatnya kekakuan ventrikel. Di samping itu aldosteron memicu disfungsi [[sel endotel]], [[disfungsi baroreseptor]], dan inhibisi uptake norepinefrin yang akan memperberat gagal jantung. Mekanisme aksi aldosteron pada sistem kardiovaskuler nampaknya melibatkan stres oksidatif dengan hasil akhir [[inflamasi]] pada jaringan.
 
 
* Stres Oksidatif
 
Pada pasien gagal jantung terdapat peningkatan kadar [[ROS]] (''[[reactive oxygen species]]''). Peningkatan ini dapat diakibatkan oleh rangsangan dari ketegangan miokardium, stimulasi neurohormonal (angiotensin II, aldosteron, agonis alfa adrenergik, endothelin-1) maupun sitokin inflamasi (tumor necrosis factor, interleukin-1). Efek ROS ini memicu stimulasi hipertrofi miosit, proliferasi fibroblast dan [[sintesis collagen]]. ROS juga akan mempengaruhi sirkulasi perifer dengan cara menurunkan bioavailabilitas NO.
 
* Arginin Vasopressin
 
Hormon hipofisis posterior ini meningkat pada gagal jantung, efek selulernya terjadi jika berikatan dengan 3 tipe reseptor, yaitu V1a, V1b dan V2. Reseptor V1a akan menyebabkan vasokonstriksi, agregasi platelet dan stimulasi faktor pertumbuhan miokard. V1b akan memodulasi sekresi ACTH, sedangkan V2 akan menimbulkan efek [[antidiuretik]].
 
* Natriuretic peptides
 
Terdiri dari ''[[Atrial Natriuretic Peptide]]''(ANP), [[urodilantin]], ''[[Brain Natriuretic Peptide]]'' (BNP), ''[[C-type Natriuretic Peptide]]''(CNP) dan ''[[Dendroaspis Natriuretic Peptide]]'' (DNP). ANP diproduksi terutama di atrium jantung, BNP di ventrikel jantung, keduanya diproduksi sebagai respon terhadap peningkatan tebal jantung. Natriuretic peptide menstimulasi produksi second messenger cGMP melalui ikatannya dengan ''[[natriuretic peptide A receptor]]'' (NPR-A) yang mengikat ANP dan BNP, dan ''[[natriuretic peptide B receptor]]'' (NPR-B) yang mengikat CNP. Kedua reseptor ini berikatan juga dengan guanylate cyclase. Aktivasi NPR-A dan NPR-B menghasilkan keadaan natriuresis, vasorelaksasi, inhibisi renin dan aldosteron serta inhibisi fibrosis. ANP dan BNP mungkin berperan dalam mekanisme penting untuk mempertahankan homeostasis natrium dan air. Akan tetapi nampaknya natriuretic peptide menjadi tumpul peranannya pada gagal jantung, mungkin karena tekanan perfusi ginjal yang rendah, defisiensi relatif atau perubahan bentuk molekuler natriuretic peptide atau penurunan fungsi reseptor natriuretic peptide.<ref name= Mann _2008>{{cite book | author = Mann DL,Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP | title = Pathophysiology of Heart Failure | edition = 8th ed. page: 541-560| publisher = Saunders Elsevier | year = 2008}}</ref>
 
* Endothelin
Baris 111:
* Nekrosis
 
Merupakan suatu bentuk kematian sel akibat ''injury'' miosit yang parah. Bentuk nekrosis adalah [[ruptur sel]], yang didahului oleh distensi berbagai organel seluler, degradasi DNA nukleus dan pembengkakan sel yang menyebabkan gangguan membran plasma. Ruptur sel membran yang terjadi pada nekrosis melepaskan komponen intraseluler yang akan meningkatkan reaksi inflamasi yaitu terjadi peningkatan sel granulosit, [[makrofaga]] serta fibroblas yang mensekresi kolagen di sekitar area ''injury''. Hasil akhir berupa skar fibrotik, yang akan mengubah komponen struktural dan fungsional miokard. Nekrosis miosit jantung dapat disebabkan oleh penyakit jantung iskemik, injuri miokard, zat toksin (seperti daunorubicin), infeksi dan inflamasi. Mekanisme neurohormonal (konsentrasi NE, angiotensin II maupun ET) juga dapat menyebabkan terjadinya proses nekrosis miosit.
 
* Apoptosis
Baris 119:
* Autofagi
 
Merupakan proses seluler homeostatik adalah organel atau protein tertentu diisolasi oleh vesikel membran ganda, isi vesikel akan didegradasi oleh lisosom. Jika proses autofagi terjadi pada seluruh sel, dinamakan kematian sel karena autofagi. Beberapa studi menyebutkan terjadinya proses autofagi pada penderita gagal jantung.<ref name= Kostin _2005>{{cite book | author = Kostin S, Pool L, Elsasser A et al. | title = Myocytes Die by Multiple Mechanisms in Failing Human Heart | edition = 1th ed. page: 715| publisher = Circ Res. | year = 2005}}</ref>
 
== Perubahan Struktur Ventrikel Kiri ==