Konservatisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
+ dikit
Baris 5:
[[Samuel Francis]] mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.”<ref>[http://www.samfrancis.net/pdf/all1992.pdf www.samfrancis.net]</ref> [[Roger Scruton]] menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan “politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.”<ref>[http://profam.org/Special/thc_scruton_0405s.htm profam.org]</ref>
 
== Perkembangan of pemikiran ==
Konservatisme belum pernah, dan tidak pernah bermaksud menerbitkan risalat-risalat sistematis seperti [[Leviathan (buku)|''Leviathan'']] karya [[Thomas Hobbes]] atau ''[[TwoDua TreatisesRisalat oftentang PemerintahPemerintahan]]'' karya [[John Locke|Locke]]. Akibatnya, apa artinya menjadi seorang konservatif di masa sekarang seringkali menjadi pokok perdebatan dan topic yang dikaburkan oleh asosiasi dengan bermacam-macam ideologi atau partai politik (dan yang seringkali berlawanan). R.J. White pernah mengatakannya demikian:<blockquote>''"Menempatkan konservatisme di dalam botol dengan sebuah label adalah seperti berusaha mengubah atmosfer menjadi cair … Kesulitannya muncul dari sifat konservatisme sendiri. Karena konservatisme lebih merupakan suatu kebiasaan pikiran, cara merasa, cara hidup, daripada sebuah doktrin politik."''<ref>Sebagai bagian dari pengantar dari ''The Conservative Tradition'', ed. R.J. White (London: Nicholas Kaye, 1950)</ref></blockquote>
 
Meskipun konservatisme adalah suatu pemikiran politik, sejak awal, ia mengandung banyak alur yang kemudian dapat diberi label konservatif, baru pada [[Masa Pencerahan|Masa Penalaran]], dan khususnya reaksi terhadap peristiwa-peristiwa di sekitar [[Revolusi Perancis]] pada 1789, konservatisme mulai muncul sebagai suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal [[Reformasi]], khususnya dalam karya-karya teolog [[Anglikan]] yang berpengaruh, '''[[Richard Hooker (teolog)|Richard Hooker]]''' – yang menekankan pengurangan dalam politik demi menciptakan keseimbangan kepentingan-kepentingan menuju keharmonisan sosial dan kebaikan bersama. Namun baru ketika polemic Edmund Burke muncul - ''[[Reflections on the Revolution in France]]'' - konservatisme memperoleh penyaluran pandangan-pandangannya yang paling berpengaruh.
 
[[Berkas:Edmund_Burke2.jpg|thumb|left|160px|Edmund Burke (1729-1797)]] Negarawan [[Inggris-Irlandia]] '''[[Edmund Burke]]''', yang dengan gigih mengajukan argumen menentang [[Revolusi Perancis]], juga bersimpati dengan sebagian dari tujuan-tujuan [[Revolusi Amerika]]. Tradisi konservatif klasik ini seringkali menekankan bahwa konservatisme tidak mempunyai ideologi, dalam pengertian program [[utopia|utopis]], dengan suatu bentuk rancangan umum. Burke mengembangkan gagasan-gagasan ini sebagai reaksi terhadap gagasan 'tercerahkan' tentang suatu masyarakat yang dipimpin oleh nalar yang abstrak. Meskipun ia tidak menggunakan istilah ini, ia mengantisipasi kritik terhadap [[modernisme]], sebuah istilah yang pertama-tama digunakan pada akhir abad ke-19 oleh tokoh konservatif keagamaan Belanda [[Abraham Kuyper]]. Burke merasa terganggu oleh [[MasaZaman Pencerahan|Pencerahan]], dan sebaliknya menganjurkan nilai tradisi.
 
Sebagian orang, kata Burke, tidak cukup mempunyai nalar dibandingkan orang lain, dan karena itu sebagian dari mereka akan menciptakan pemerintahan yang lebih buruk daripada yang lainnya bila mereka benar-benar mengandalkan nalar. Bagi Burke, rumusan yang semestinya tentang pemerintahan tidak diperoleh dari abstraksi seperti "[[Nalar]]," melainkan dari perkembangan negara sesuai dengan apa yang dihargai zaman dan lembaga-lembaga penting masyarakat lainnya seperti keluarga dan Gereja.
<!--Some men, argued Burke, have less reason than others, and thus some men will make worse governments than others if they rely upon reason. To Burke, the proper formulation of government came not from abstractions such as "[[Reason]]," but from time-honoured development of the state and of other important societal institutions such as the family and the Church.
 
<!--<blockquote>"''We are afraid to put men to live and trade each on his own private stock of reason, because we suspect that this stock in each man is small, and that the individuals would do better to avail themselves of the general bank and capital of nations and ages. Many of our men of speculation, instead of exploding general prejudices, employ their sagacity to discover the latent wisdom which prevails in them. If they find what they seek, and they seldom fail, they think it more wise to continue the prejudice, with the reason involved, than to cast away the coat of prejudice, and to leave nothing but naked reason; because prejudice, with its reason, has a motive to give action to that reason, and an affection which will give it permanence.''"</blockquote>
 
Burke argued that tradition is a much sounder foundation than 'metaphysical abstractions.' Tradition draws on the wisdom of many generations and the tests of time, while "reason" may be a mask for the preferences of one man, and at best represents only the untested wisdom of one generation. Any existing value or institution has undergone the correcting influence of past experience and ought to be respected.