Kesambi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 38:
Kayu kesambi, terutama [[kayu teras]]nya, padat, berat, dan sangat keras; berwarna merah muda hingga kelabu. Kayu ini ulet, kenyal, dan tahan terhadap perubahan kering dan basah berganti-ganti, sehingga di masa silam kerap dimanfaatkan sebagai [[jangkar]] perahu. Tidak mudah menyerpih, kayu kesambi sering dipakai membuat alu, silinder-silinder dalam penggilingan, dan perkakas rumah tangga umumnya.<ref name="heyne"/> Mempunyai nilai energi yang tinggi hingga 20.800 kJ/kg, kayu ini disenangi sebagai kayu bakar dan bahan pembuatan arang<ref name="prosea"/>.
 
[[Pepagan]] kesambi dimanfaatkan untuk [[penyamakan|menyamak]] kulit, mewarnai [[batik]], mengelatkan [[nira]] agar tidak masam ketika di[[fermentasi]], serta untuk campuran [[lulur]]. Pepagan yang digerus halus dan dicampur minyak, digunakan sebagai obat [[kudis]]. Daunnya yang muda, mentah atau direbus, dimakan sebagai [[lalap]]. Buah kesambi yang telah masak dimakan segar, atau, mentahnya dijadikan [[asinan]].<ref name="heyne"/>
 
Bijinya, langsung atau setelah lebih dulu dipanggang sebentar, dikempa untuk mendapatkan minyaknya. Minyak kesambi ini (Jw., ''kecacil'') mengandung sedikit [[asam sianida]], dan digunakan untuk mengobati kudis dan luka-luka. Di [[Sulawesi Selatan]], minyak kesambi ini dimasak dengan pelbagai [[rempah-rempah]] dan harum-haruman, dijadikan aneka minyak berkhasiat obat; termasuk di antaranya ''Macassar oil'' yang terkenal untuk merawat rambut. Bagian yang kental dari minyak dijadikan salep obat atau untuk menambal celah (memakal) [[perahu]]. Dahulu, minyak kesambi ini juga dijadikan minyak lampu, minyak makan dan bahan pembuat [[sabun]].<ref name="heyne"/>