Ilmu tanah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
k pasang link dan edit ejaan
Baris 4:
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubih alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai ''horizon''. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
 
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Switzerland[[Swis]] yang bekerja di [[Amerika Serikat]], dalam bukunya ''Factors of Soil Formation'' (1941) mengajukan konsep pembentukan tanah sebagai:
 
''S = f(cl, o, r, p, t)''.
Baris 10:
''S'' adalah Soil (Tanah), ''cl'' = climate (iklim), ''o'' = organism, ''r'' = relief (topografi), ''p'' = parent material (bahan induk atau batuan), ''t'' = time (waktu).
 
Selain mempelajari faktor dan proses pembentukan tanah, ilmuwan tanah juga mempelajari sifat-sifat dan proses-proses fisika, kimia dan biologi dalam tanah. Sehingga lahirlah disiplin-disiplin:
#[[Pedologi]]
#[[Fisika tanah]]
#[[Kimia tanah]]
#[[Biologi tanah]]
#[[Konservasi tanah]]
#[[Mekanika tanah]]
#[[Pemetaan dan survai tanah]]
#[[Pedometrika]]
 
==Sejarah ilmu tanah di Indonesia==
Ilmu tanah di Indonesia Pertama diajarkan di Fakultas Pertanian [[Universitas Indonesia]] (merupakan kelanjutan dari Lanbouw Hogeschool yang didirikan 1940) oleh staf pengajar dari Belanda Prof. Dr. Ir. F.A. van Baren (pakar agrogeologi dan mineralogi) dan Prof. Dr. H.J. Hardon (pakar ilmu tanah dan kesuburan tanah). Kemudian digantikan oleh Drs. F.F.F.E. van Rummelen dan Dr. J. van Schuylenborgh. Akibat nasionalisasi, sejak tahun 1957 digantikan oleh Drs. Manus dan Dr. Ir. Tan Kim Hong.
Penelitian tanah di Indonesia mulai saat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial Belanda oleh Dr. E.C.Jul. Mohr (1873–1970). Dr. Mohr yang bertugas di Indonesia sebagai kepala [[Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat]] ''Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek'' di Bogor telah menjalankan survai di Indonesia sejak tahun 1920. Beliau menerbitkan bukunya tahun 1933:
*Mohr, E.C.J., 1933. ''De Bodem der Tropen in het Algemeen, en die van Nederlandsch-Indie in het Bijzonder''. (Tanah-tanah di Daerah Tropis, dengan rujukan khusus di Hindia Belanda).
 
Buku tersebut memaparkan iklim dan komposisi tanah di berbagai tempat di [[Sumatera]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Lombok]], [[Sumbawa]], [[Timor]], [[Papua]], [[Maluku]], [[Halmahera]], [[Kalimantan]] dan [[Sulawesi]], disempurnakan dan diedarkan kembali:
 
*Mohr, E.J.C., van Baren, F.A. and van Schuylenborgh, J., 1972. Tropical soils: a comprehensive study of their genesis. 3rd edition. Mouton – Ichtiar Baru – van Hoeve, The Hague.