Vincentius a Paulo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{tidak dirapikan|d=27|m=06|y=2010|i=14|ket=}}
'''Vincentius a Paulo''' (1581-1660) adalah seorang kudus (santo) dan pembaharu Gereja Katolik Perancis. Nama "Vincentius a Paulo" dipakai oleh rumah sakit Katolik di Surabaya, SD dan SMP Katolik di Garum Blitar dan Surabaya, satu paroki di Surabaya (Jalan Widodaren) dan satu paroki di Kediri, juga SMA Seminari di Garum, Blitar, Jawa Timur, dan panti asuhan di Jakarta (Jl. Otto Iskandardinata No. 76 A Kel. Bidara Cina Kec. Jatinegara, Jakarta Timur). Vincentius juga disebut “Bapak orang miskin” karena cinta dan pelayanannya kepada orang miskin. Oleh Paus Leo XIII, Paus pencetus Ajaran Sosial Gereja, Vincentius dideklarasikan sebagai santo pelindung (patron saint) karya amal cinta kasih Gereja Katolik (bersama Santa Luisa de Marillac pada waktu Paus Yohanes XXIII dalam suratnya ''
== Selintas Riwayat Hidup ==
Baris 22:
Apa kontribusi pembaharuan Vincentius? Yang menonjol dapat disebut dua hal: 1) Vincentius mengubah “wajah Gereja”, dari Gereja yang memperhatikan orang-orang kaya kepada Gereja yang menyambut dan melayani orang-orang miskin; dan 2) Vincentius “merevolusi” Gereja Katolik dalam hal pendidikan seminari, pendidikan khusus bagi para calon imam. Vincentius dikenal sebagai pencetus sebuah pertemuan hari Selasa, dimana para imam berkumpul untuk melakukan diskusi dan refleksi bagi pembinaan diri. Perkumpulan itu disebut “Konferensi hari Selasa”.<ref>Jose Maria Roman CM, ''St. Vincent de Paul. A Biography'', hlm. 363-385.</ref>
Henri Bremond SJ, seorang sejarawan dan filosof Perancis, mengatakan bahwa Vincentius adalah seorang mistikus aktif.<ref>Henri Bremond, ''Anthologie des écrivains catholiques, prosateurs français du XVIIème siècle'', 1919.
Pada tahun 1633, seorang profesor sastra di Universitas Sorbonne Paris, Frederic Ozanam bersama kawan-kawannya mendirikan kelompok sosial yang terdiri dari anak-anak muda. Ozanam mengambil spiritualitas Vincentius sebagai pondasi semangat kelompoknya. Kelompok sosial itu disebut Serikat Sosial Vincentius (SSV) yang saat ini berkembang pesat di seluruh dunia dengan anggota kurang lebih satu juta awam Katolik maupun dari agama lain.
|