Orang Arab Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Sabrangi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
Di Indonesia, sejak zaman dahulu telah banyak di kaum keturunan Arab yang menjadi pejuang, alim-ulama dan dai. Di antara para penyebar agama yang menonjol ialah [[Walisongo]], yang diduga kuat ([[Van Den Berg]], 1886) merupakan keturunan Arab Hadramaut dan/atau merupakan murid-murid mereka. Kaum Arab Hadramaut yang datang sekitar abad 15 dan sebelumnya mempunyai perbedaan mendasar dengan mereka yang datang pada gelombang berikutnya (abad 18 dan sesudahnya). Sebagaimana disebutkan oleh [[Van Den Berg]], kaum pendahulu ini banyak berasimilasi dengan penduduk asli, terutama dari keluarga kerajaan Hindu. Hal ini dilakukan dalam rangka mempercepat penyebaran agama Islam, sehingga keturunan mereka sudah hampir tak bisa dikenali sebagai keturunan Arab Hadramaut.
 
Di antara marga-marga Hadramaut yang pertama-tama ke Indonesia adalah keluarga [[Basyaiban]], yaitu Sayyid Abdul Rahman bin Abu Hafs Umar Basyaiban BaAlawi pada abad ke-17 Masehi. [[Sunan Gunung Jati]] disebutkan menikah dengan puterinya yang bernama Syarifah Khadijah. Pernikahan ini selanjutnya menurunkan banyak kyai di Indonesia. Sedangkan ayahnya Abu Hafs Sayyid Umar, disebutkan adalah guru dari Syekh [[Nuruddin Ar-Raniri]]{{cn}} penasihat utama Sultan Iskandar Thani dari Aceh.
 
Pada zaman kejayaan kesultanan-kesultanan Islam di Indonesia, beberapa keturunan Arab dirajakan oleh masyarakat setempat, antara lain di Jawa ([[Kesultanan Demak|Demak]], [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]], dan [[Kesultanan Banten|Banten]]), Sumatera ([[Kesultanan Aceh|Aceh]] dan [[Kesultanan Siak|Siak]]), dan Kalimantan ([[Kesultanan Sambas|Sambas]], [[Kesultanan Pontianak|Pontianak]], [[Kerajaan Kubu|Kubu]], dan [[Kesultanan Pasir|Pasir]]). Selain itu, sejak lama pula banyak sekali keturunan Arab yang menjadi pedagang, dan mereka tersebar di berbagai penjuru kepulauan Indonesia.