Racun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 15:
Sejarah awal mengenai racun erat dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan.<ref name="his" /> Pada tahun 2500 SM, bangsa Sumeria diketahui menyembah dewi racun yang disebut Gula.<ref name="his" /> Dalam mitologi Yunani, terdapat beberapa rujukan tentang racun, di antaranta adalah kosah tentang Medea, cucu dari Helios (dewa matahari).<ref name="his" /> Medea ingin membunuh anak tirinya, Theseus dengan minuman anggur beracun.<ref name="his" /> Namun, usaha tersebut digagalkan oleh Aegeus, suami Medea.<ref name="his" /> Tulisan tertua mengenai racun ditemukan di Mesir dan berangka tahun sekitar 3000 SM dan dokumen tentang penelitian tanaman beracun yang dilakukan oleh Menes, raja Mesir.<ref name="his" />
Di dalam sejarah Yunani, racun pernah digunakan sebagai hukuman mati yang disebut Racun Negara atau ''State Poison''.<ref name="his" /> Salah satu tokoh filsuf yang pernah dihukum mati dengan cara ini adalah [[Socrates]]. Selama masa pemerintahan kekaisaran Romawi, keraunan di saat santap malam, terutama di kalangan kelas atas menjadi suatu hal yang biasa.<ref name="his" /> Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menyingkirkan anggota keluarga yang tidak disukai, seperti yang pernah dilakukan oleh [[Nero]].<ref name="his" /> Sekitar tahun 246 SM, Cina mengembangkan suatu drama yang disebut
|first =
|last =
Baris 27:
}}
</ref>
Memasuki abad pertengahan, pada tahun 8 Sesudah Masehi, racun semakin berkembang karena ahli kimia Arab berhasil mengubah arsenik menjadi bubuk yang tidak berasa dan tidak berbau sehingga deteksi adanya racun pun sulit diketahui. Di masa itu, racun biasa diperdagangkan di apotek dan didapatkan oleh publik dengan mudah. Berbagai teks akademis tentang racun juga dituliskan oleh para biarawan, salah satunya adalah The Book of Venoms (1424) oleh Magister Santes de Ardonis yang berisi racun yang diketahui pada masa itu, mekanisme kerjanya, dan cara penyembuhannya.
Pada abad ke-14 dan 15, ahli kimia Italia berusaha membuat racun yang lebih kuat dari sebelumnya dan hal ini menyebar dari Italia ke Paris. Usaha untuk membatasi penjualan racun dilakukan oleh Louis XIV pada tahun 1662 yang mengeluarkan aturan pelarangan apotek untuk menjual senyawa beracun, kecuali kepada pembeli yang telah mendaftarkan tujuan mereka. Pada tahun 1836 dan 1841, Marsh dan Riensch secara terpisah berhasil mengembangkan metode untuk mendeteksi arsenik sehingga banyak orang yang melakukan kejahatan, terutama pembunuhan dengan racun akhirnya dapat ditangkap. Pada abad ke-20, racun mulai diteliti untuk digunakan sebagai senjata. Pertumbuhan bidang toksikologi juga mendorong berkembangan sistem kontrol dan penyebaran senyawa beracun.
== Lihat pula ==
|