Samarinda Seberang, Samarinda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
sedikit menambahkan |
||
Baris 18:
Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda di bawah [[Cornelis Speelman|Laksamana Speelman]] memimpin angkatan laut Kompeni menyerang [[Makassar]] dari laut, sedangkan [[Arung Palakka]] yang mendapat bantuan dari Belanda karena ingin melepaskan [[Bone]] dari penjajahan [[Sultan Hasanuddin]] (raja Gowa) menyerang dari daratan. Akhirnya [[Kerajaan Gowa]] dapat dikalahkan dan [[Sultan Hasanuddin]] terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan [[Perjanjian Bungaya]] pada tanggal [[18 November]] [[1667]].
Sebagian [[Suku Bugis|orang-orang Bugis]] [[Wajo]] dari [[kerajaan Gowa]] yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi [[perjanjian Bongaja]] tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah [[Kesultanan Kutai]], yaitu rombongan yang dipimpin oleh
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.
Baris 24:
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar [[muara]] [[Karang Mumus, Samarinda Ilir, Samarinda|Karang Mumus]] (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
Sekitar tahun [[1668]], Sultan yang dipertuan Kerajaan Kutai memerintahkan [[
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda sehingga awal dari pendirian [[Kota Samarinda]] adalah dari sebuah kampung yang kini menjadi kecamatan [[Samarinda Seberang]]<ref>[http://www.bongkar.co.id/khas-kaltim/cerita-khas-johansya-balham/1271-kenangan-tempoe-doeloe-kadrie-oening-patut-diteladani.html/ Bongkar Online - Kenangan Tempoe Doeloe Kadrie Oening Patut Diteladani]</ref>.
Baris 55:
== Transportasi ==
Karena pusat perdagangan dan pemerintahan hampir keseluruhan berada di Samarinda Kota, maka diperlukan transportasi untuk mendukung mobilitas penduduk Samarinda Seberang. Penghubung antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang adalah [[Jembatan Mahakam|Jembatan Mahkota I]] dan [[Jembatan Mahakam
Untuk melayani penduduk Samarinda Seberang yang menggunakan sarana transportasi umum, ada beberapa armada angkutan kota yang siap melayani, antara lain :
Baris 64:
Selain itu di wilayah Samarinda Seberang terdapat sebuah terminal yang terletak di Jl. Bung Tomo yang melayani jurusan antar kota antar provinsi, yakni [[Kaltim]]-[[Kalsel]] (dari [[Samarinda]]-[[Balikpapan]]-[[Penajam]]-[[Paringin, Balangan|Paringin]]-[[Barabai]]-[[Kandangan]]-[[Rantau]]-[[Martapura]]-[[Banjarbaru]]-[[Banjarmasin]]). Terminal ini dapat dicapai dengan transportasi air, yakni "tambangan" dari Pasar Pagi menyeberang ke dermaga menuju terminal dan transportasi darat, yakni dengan angkot K warna putih-hitam.
== Penggantian nama ==
Sempat beredar wacana bahwa nama Samarinda Seberang akan diganti menjadi '''Samarinda Selatan''' dan hal itu pun menjadi kontroversi masyarakat setempat. Tetapi walikota Samarinda saat itu [[Achmad Amins]] meluruskan bahwa tidak benar Kecamatan Samarinda Seberang bakal diganti Samarinda Selatan. Amins mengatakan bahwa wacana itu tidak benar. Bukan diganti Samarinda Selatan tapi daerah atau kelurahan yang dulunya masuk Kutai Kartanegara seperti kelurahan Sengkotek, Tani Aman dan Simpang Tiga masuk Kecamatan [[Samarinda Seberang]]. Dia juga mengatakan lebih lanjut bahwa tidak mungkin Samarinda Seberang dihilangkan karena kawasan ini menjadi bagian dari sejarah [[Samarinda]].<ref>[http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/19984 Tribun Kaltim - Amins Kunjungi Makam Daeng Mangkona, 23 Januari 2009]. Diakses 28 Juli 2010</ref>
== Referensi ==
|