Warisan Tradisi Mataram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rangga Suryo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rangga Suryo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
Paku Alaman di Yogyakarta condong meniru gaya Surakarta untuk melakukan adopsi adopsi baru yang kemudian sebagai pembentukan pribadi [[Jawa]] melahirkan keberbedaan dengan Kasultanan dalam wujud luar.
 
'''3. TigaKonggres serangkaiKebudayaan dinasti pendahuluJawa'''
 
----Sedang disusun naskahnya---
Tiga serangkai sebagai generasi pendahulu dalam dinasti itu adalah; [[Paku Buwono III]], [[Hamengku Buwono I]] dan [[Mangkunegara I]]. Dari ketiganya [[Mangkunegara I]] adalah yang paling menyulitkan posisi Belanda dalam membuat neraca keseimbangan kekuasaan politik di Jawa.[[Paku Buwono III]] dan [[Hamengku Buwono I]] terhadap [[Belanda]] relatif lebih lunak dan bersahabat ketimbang [[Mangkunegara I]].
 
Dalam masa pemerintahan Tiga Serangkai[[Mataram]] ini berbagai kejadian yang menggoyang keseimbangan selalu muncul silih berganti seiring dengan lemahnya posisi Belanda dalam kekuatan militer dan finansial. [[Mangkunegara I]] yang dalam Perjanjian Salatiga dilantik dengan upacara istimewa (Soekanto, Dr., 1952) kerap mbolos untuk tidak hadie dalam audience Kraton Kasunanan dan kalau pun hadir selalu dikawal dengan pasukan bersenjata yang berlebihan.[[Mangkunegara I]] terkena aturan harus sowan dalam audience dengan Sunan di Kraton tetapi sering bikin ulah dan akal akalan untuk menunjukan kekuatan dan independensinya.
 
'''4. Kebudayaan Yang Integral'''
Perilaku [[Mangkunegara I]] ini tak kurang merembet juga ke Yogyakarta yang secara diam diam para perwiranya masih menyimpan simpatik kepada [[Mangkunegara I]]. Di Yogyakarta serombongan perwira Belanda terluka di tusuk senjata tikam oleh [[Raden Rongga Prawiradirja]].Insiden ini menyebabkan Sultan turun tangan untuk mendamaikannya.
---------sedang disusun---------
'''5. Inkulturasi Kebudayaan'''
 
---------sedang disusun---------
Kasunanan yang tidak banyak ulah dan menyulitkan Belanda selewat [[Paku Buwono III]] terbukti menciptakan kepanikan luar biasa karena persekutuannya dengan kaum ulama yang mengancam terjadinya perang terbuka kembali. Kasunanan menjelang akhir abad 17 menjadi sumber desas desus dan intrik yang menggoyang [[Jawa]].
 
'''46. TigaMenuju SerangkaiKebudayaan Dinasti PenerusIndonesia'''
 
---------sedang disusun---------
Perjalanan '''Mataram''' yang terpecah dalam tiga dinasti sudah melangkah jauh meninggalkan Giyanti/Sragen dan Salatiga dan para peintisnya telah digantikan oleh para keturunannya yang melanjutkan cita cita dan gagasan gagasannya untuk kerajaan yang menjadi bagiannya. [[Paku Buwono III]] wafat tahun 1788, [[Hamengku Buwono I]] wafat tahun 1792 dan [[Mangkunegara I]] wafat tahun 1795. [[Hamengku Buwono I]] dan [[Paku Buwono III]] dimakamkan di Astana Imogiri Yogyakarta dan [[Mangkunegara I]] dimakamkan di Astana Mangadeg Matesih Surakarta.
 
Dengan demikian maka pada akhir abad 17 dan awal abad 18 tiga dinasti di jawa ini selanjutnya dipegang oleh; [[Paku Buwono IV]], [[Hamengku Buwono II]] dan [[Mangkunegara II]].
 
Pada awal abad 18 (tahun 1800) VOC-Belanda dibubarkan dan diwarisi oleh pemerintah kerajaan Belanda. KetikaBelanda diserbu Napoleon dan dianeksasi kedalam wilayah Perancis maka wilayah diseberang lautan yaitu Hindia Belanda menjadi kewenangan Perancis yang mengirimkan [[Daendels]] datang ke [[Jawa]].
 
Dalam waktu relatif singkat selama lebih kurang 10 tahun, di jawa telah berganti para [[Gubernur Jenderal]] di Batavia dari [[Perancis]] ke [[Inggris]] kemudian [[Belanda]]. Masa pemerintahan [[Daendels]] dan [[Raffless]] ini dapat diketahui prestasi prestasi tiga dinasti dalam pergaulan dan diplomasinya dengan pemerintaha pendudukan dalam eksistensi dan penampilannya;
 
'''a. KaSunanan Surakarta'''
 
1). [[Paku Buwono IV]] menyesuaikan dan mengadaptasi dengan situasi dan peraturan baru serta menjalin mitra dengan kekuatan politik-ekonomi pengganti VOC-Belanda.
 
2). [[Paku Buwono IV]] menulis dan menghasilkan karya sastra '''Wulangreh'''
 
3). [[Paku Buwono IV]] dnga kepiawaian dan lihay menjalankan permainan politik dan issue issue yang menyelamatkan dan untuk kepentingan kerajaannya.
 
'''b. KaSultanan Yogyakarta'''
 
1). [[Hamengku Buwono II]] terjebak kedalam konflik internal kerajaan yang melibatkan kerabat dalam sendiri.Intrik dan konflik yang tidak bisa ditanganinya menyebabkan kemerosotan eksistensi KaSultanan Yogyakarta.
 
2). [[Hamengku Buwono II]] terhimpit oleh jaringan kelompok kelompok kepentingan dalam keraton yang sulit didamaikan dan potensi mengundang campur tangan pihak luar istana untuk memenangkan tujuan dan kepentingan masing masing kelompok yang saling bertikai/konflik.
 
3). [[Hamengku Buwono II]] mengalami pemakzulan sebagai Sultan dengan pemaksaan kekuatan militer yang dilakukan oleh [[Daendels]] dan Raffless]].Akibat yang lebih jauh kekuasaan Kasultanan dibelah dengan munculnya '''Paku Alaman''' yang mengambil wilayah 4000 karya dari Kasultanan.
 
'''c. Mangkunegaran'''
 
1). [[Mangkunegara II]] membentuk Korps militer bersenjata pilihan dengan nama '''Legiun mangkunegaran'''
 
2). [[mangkunegara II]] memperluas wilayah mangkunegaran dari 4000 karya menjadi 5000 karya serta memperbesar jumlah personil ''Legiun Mangkunegaran''' dari 800 menjadi 1150 personil dan akhirnya 1500 personil.
 
3). [[Mangkunegara II]] mengadakan penyerbuan ke Yogyakarta untuk mencegah meluasnya konflik internal keluarga dan mencegah pembubaran KaSultanan Yogyakarta.
 
 
 
'''5. Dinasti Yang Penuh Konflik'''
 
== Referensi ==